Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo memilih berada di luar pemerintahan Republik Indonesia (RI) periode 2024-2029 dibandingkan turut serta mengisi jabatan tertentu. Hal itu demi menjaga keseimbangan kekuasaan.
Salah satu tujuan utama dari mekanisme itu adalah untuk menghindari pemusatan kekuasaan pada satu lembaga saja.
Advertisement
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu pun menyampaikan terima kasih kepada pihak yang menawarkan posisi menteri dalam wacana pembentukan koalisi besar oleh partai yang mengusung paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
“Saya sampaikan terima kasih, lebih baik diberikan kepada pemenang untuk sebebas-bebasnya memilih dan jauh lebih baik kalau kelompok yang sudah mendukung itu yang diutamakan, bukan saya, tidak fair,” tutur Ganjar kepada wartawan, Selasa (26/3/2024).
“Kalau saya berada di luar mungkin itu jauh lebih baik karena check and balance pasti akan terjadi, dan lebih banyak yang hebat di kelompoknya masing-masing, apalagi kalau kita lihat banyak sekali tim atau partai politik yang mendukung paslon pasti juga punya harapan,” sambungnya.
Ganjar mengaku sangat menghormati jika paslon pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 memiliki keleluasaan untuk menentukan kabinet dan membiarkan dirinya berada di luar pemerintahan, demi demokrasi yang lebih sehat.
Sebab itu, hingga saat ini dirinya tetap menjalin komunikasi bersama relawan Ganjar-Mahfud, baik di dalam negeri dan luar negeri untuk melakukan berbagai kegiatan yang dapat mewujudkan ide atau gagasan sambil memperhatikan realita yang berlangsung di tengah masyarakat.
Ganjar Akan Jadi Rakyat Biasa
Seperti misalnya relawan Ganjar-Mahfud di Amerika Serikat (AS) yang telah melaksanakan pendidikan politik secara rutin agar rakyat melek politik.
“Saya bilang kepada relawan, ayo politik bisa agung kalau kita punya integritas yang tinggi, punya niat baik yang sama. Politik menjadi hancur kalau kita hanya bicara kekuasaan,” ucap Ganjar.
Dia memastikan kembali akan menjadi rakyat biasa setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan putusan atas sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden yang dijadwalkan pada 22 April 2025 mendatang.
Advertisement
Ganjar Berterima Kasih ke Pendukung
Nantinya, Ganjar bersama relawan akan melakukan berbagai kegiatan berbasis komunitas di bidang pendidikan politik, lingkungan, penguatan UMKM, dan pemberdayaan masyarakat miskin melalui pendidikan.
Dia lantas berterima kasih kepada para pendukungnya seraya menyatakan bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia.
“Tapi takdir, Allah sudah tentukan. Maka ada banyak yang bisa kita kerjakan untuk rakyat sehingga siapa pun yang ditetapkan oleh KPU dan itu menang, Oktober dia dilantik,” kata Ganjar.
“Berikan mereka kesempatan untuk memerintah dan kita bisa memberikan dukungan dengan cara macam-macam, yang baik. Kita dukung, yang tidak baik kita kritik dan yang berkuasa kalau dikritik telinganya enggak boleh tipis, karena itu kecintaan kita pada Republik,” tutupnya.