Pendatang Baru di Dunia Politik Bassirou Diomaye Faye Unggul dalam Pilpres Senegal

Komisi pemilihan mengumumkan, hasil sementara menunjukkan Faye memperoleh sekitar 53,7 persen suara dan Amadou Ba – dari koalisi yang berkuasa saat ini – meraih 36,2 persen berdasarkan penghitungan suara dari 90 persen TPS yang masuk.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 26 Mar 2024, 15:00 WIB
Bassirou Diomaye Faye unggul dalam pilpres Senegal. (Dok. AP Photo/Mosa'ab Elshamy)

Liputan6.com, Dakar - Calon presiden Senegal dari kubu oposisi, Bassirou Diomaye Faye, pendatang baru di dunia politik yang populer di kalangan pemuda pada Senin (25/3/2024) berjanji akan memerintah dengan rendah hati dan transparan.

Faye berterima kasih kepada Presiden Macky Sall dan kandidat lainnya karena menghormati tradisi demokrasi Senegal dengan mengakui kemenangannya jauh sebelum hasil resmi diumumkan.

"Dengan memilih saya, rakyat Senegal telah memutuskan untuk melepaskan diri dari masa lalu," kata Faye dalam penampilan publik pertamanya sejak pemilu seperti dilansir Reuters, Selasa (26/3). "Saya berjanji akan memerintah dengan rendah hati dan transparan."

Komisi pemilihan mengumumkan, hasil sementara menunjukkan Faye memperoleh sekitar 53,7 persen suara dan Amadou Ba – dari koalisi yang berkuasa saat ini – meraih 36,2 persen berdasarkan penghitungan suara dari 90 persen TPS yang masuk.

Ba dan Sall sama-sama mengucapkan selamat kepada Faye, yang berulang tahun ke-44 pada hari Senin. Mereka memuji hasil pemilu tersebut sebagai kemenangan bagi Senegal, yang reputasinya sebagai salah satu negara demokrasi paling stabil di Afrika Barat terpukul ketika Sall menunda pemungutan suara tersebut.

"Rakyat Senegal telah memperkuat kesehatan demokrasi kita. Saya berharap dia (Faye) sukses memimpin negara kita," kata Ba.

Transisi kekuasaan secara damai pasca Pilpres Senegal akan menandai peningkatan demokrasi di Afrika Barat, di mana telah terjadi delapan kudeta militer sejak tahun 2020.


Sambutan terhadap Faye

Para pendukung Bassirou Diomaye Faye di markas kampanyenya di Dakar, Senegal, pada Senin (25/3/2024). (Dok. AP Photo/Mosa'ab Elshamy)

Obligasi internasional Senegal naik di tengah laporan bahwa Faye hampir dinyatakan sebagai pemenang, membalikkan penurunan tajam dari hari sebelumnya.

Banyak pihak berharap pemungutan suara ini akan membawa stabilitas dan peningkatan perekonomian setelah tiga tahun terjadi gejolak politik yang belum pernah terjadi sebelumnya dan beberapa gelombang protes anti-pemerintah yang mematikan.

"Saya senang melihat ada angin perubahan," kata seorang pendukung oposisi bernama Tall, yang bergabung dengan orang-orang yang bersuka ria pada malam hari saat perayaan jalanan diadakan untuk mengantisipasi kemenangan Faye.

"Ini luar biasa karena demokrasi telah menang. Banyak yang mengira hal itu tidak akan terjadi," kata dia.

Hasil resmi diperkirakan akan diumumkan oleh pengadilan banding Dakar pada hari Jumat (29/3).


Janji Faye

Para pendukung Bassirou Diomaye Faye di markas kampanyenya di Dakar, Senegal, pada Senin (25/3/2024). (Dok. AP Photo/Mosa'ab Elshamy)

Keberhasilan Faye sebagian besar berkat dukungan dari pemimpin oposisi Ousmane Sonko, yang dilarang mencalonkan diri karena tuduhan pencemaran nama baik.

Kedua mantan pemeriksa pajak tersebut, yang keduanya dibebaskan dari penjara bulan ini, berkampanye bersama di bawah slogan "Diomaye adalah Sonko", berjanji untuk memerangi korupsi, dan memprioritaskan kepentingan ekonomi nasional.

Mereka sangat populer di kalangan pemilih muda di negara di mana lebih dari 60 persen penduduknya berusia di bawah 25 tahun dan kesulitan mendapatkan pekerjaan. Faye berjanji akan mendedikasikan lebih banyak sumber daya negara untuk membantu para pemuda.

Tindakan keras polisi terhadap protes memberikan dukungan kepada pihak oposisi, begitu pula kenaikan biaya hidup dan kekhawatiran Sall akan berupaya memperluas mandatnya melampaui batas konstitusi.

Kemarahan terhadap kasus Sonko meningkat ketika pihak berwenang berusaha menunda pemungutan suara selama 10 bulan, yang awalnya dijadwalkan pada Februari.

Para investor khawatir mengenai apakah pemerintahan baru akan kurang ramah terhadap bisnis dibandingkan pemerintahan Sall, yang menarik investasi di bidang infrastruktur.

Senegal akan mulai memproduksi minyak dan gas tahun ini. Sementara itu, Faye menjanjikan sejumlah perubahan termasuk rencana untuk menegosiasikan ulang kontrak minyak dan gas. Namun, dia berusaha meyakinkan investor pada pekan lalu bahwa negaranya akan menghormati komitmen yang sudah ada.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya