Liputan6.com, Jakarta - Di bulan Ramadan ini, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, unit museum dari Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (MCB) atau Indonesian Heritage Agency (IHA) kembali menggelar agenda walking tour. Kegiatan ini berkolaborasi dengan Bogor Historical Walk (BHW), yakni komunitas penggemar sejarah dan aktif menyelenggarakan kegiatan Walking Tour untuk mengungkap kisah dan sejarah Bogor.
Museum Kepresidenan RI Balai Kirti mengajak para pecinta sejarah untuk menikmati momen ngabuburit bersama mengelilingi objek sejarah di Kota Bogor dengan mengangkat tema Kisah Keberagaman. Ketua Tim Museum dan Galeri MCB, Pustanto mengungkapkan, kegiatan Walking Tour ‘Kisah Keberagaman di Kota Bogor’ ini termasuk salah satu bentuk upaya mewujudkan komitmen IHA dalam menghadirkan museum yang inspiratif dan edukatif di Indonesia.
Advertisement
"Memanfaatkan momentum Ramadhan, kami berharap kegiatan Walking Tour ini terus diselenggarakan sebagai bentuk inovasi program museum yang menarik dan dapat menambah minat generasi muda untuk mempelajari dan menghargai sejarah bangsa," kata dia dalam keterangannya, di laman resmi Museum Kepresidenan RI, Selasa (26/3/2024).
Rute perjalanan dimulai dari titik kumpul di Lawang Suryakencana, dilanjutkan dengan perjalanan ke Vihara Dhanagun, lalu ke Kantor Pos Bogor dan Gereja Zebaoth, dan berakhir di museum. Agenda serupa telah dilaksanakan pada Jumat, 15 Maret 2024, pukul 15.00 WIB dan diikuti oleh 30 peserta tanpa dipungut biaya. Penanggung Jawab Unit Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti, Linda Siagian berterima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat, khususnya komunitas penggemar sejarah BHW yang telah berkolaborasi.
Mengajak Anak Muda Mempelajari Sejarah
"Sejak pendaftaran dibuka, antusiasme masyarakat untuk mengikuti agenda Walking Tour sangat tinggi. Kedepannya agenda dan kolaborasi ini tentunya tidak berhenti di sini dan akan terus dilanjutkan demi menghadirkan program dan layanan yang inovatif untuk para anak muda yang tertarik untuk mengetahui dan mempelajari sejarah," tutur Linda.
Informasi lebih lanjut tentang kegiatan Walking Tour dan program publik lainnya dari Museum Kepresidenan, dapat mengunjungi akun Instagram Museum Kepresidenan RI Balai Kirti melalui @balaikirti. Rencananya, Walking Tour ini akan diadakan lagi dalam waktu dekat. Hal itu diketahui dari jawaban admin akun museum tersebut menanggapi banyaknya pertanyaan soal kapan acara Walking Tour akan digelar lagi.
"Kapan2 adain tur lagi dong. .🙏,” tanya seorang warganet. "Hallo kak, ditunggu ya kak. Semoga bisa dalam waktu dekat 😁,” jawabnya.
"Semoga ada event @balaikirti lagi nanti di bulan syawal, pengen kesana lagi 😁," tulis warganet lainnya. "Syawalan ya kak jadinya. Menarik ni 😁,” jawab admin.
Advertisement
Koleksi Museum Kepresidenan RI
Museum Kepresidenan RI Balai Kirti menyimpan koleksi dan informasi penting terkait dengan karya dan prestasi enam presiden yang terangkum dalam enam klaster,. Di tempat ini juga terdapat Perpustakaan Kepresidenan yang menyimpan buku koleksi presiden ataupun buku mengenai kepresidenan. Perpustakaan ini dibangun dengan memprioritaskan kenyamanan publik, sehingga dapat dimanfaatkan pengunjung untuk membaca dan penelitian.
Museum tersebut diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Sabtu, 18 Oktober 2014. "Kami berpendapat generasi bangsa perlu mengetahui jejak perjalanan hidup dan perjuangan presiden sekaligus memahami tantangan yang dihadapi masing-masing presiden itu serta kontribusinya," kata SBY saat meresmikan museum tersebut, mengutip kanal News Liputan6.com, 18 Oktober 2014.
Museum Balai Kirti terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama adalah Galeri Kebangsaan, lantai kedua Galeri Kepresidenan, dan lantai ketiga berupa taman terbuka. Galeri Kebangsaan menyajikan Naskah Proklamasi, Lambang Negara, Burung Garuda, Pancasila, Pembukaan UUD 1945, Sumpah Pemuda dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Patung 6 Presiden RI
Selain itu, di Galeri Kebangsaan terdapat peta digital yang menggambarkan sejarah perkembangan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lalu, ada enam Patung Presiden Republik Indonesia dan ruang audio visual yang menayangkan film-film terkait dengan peristiwa dan prestasi para presiden.
Museum seluas sekitar 3.211,6 meter persegi itu dibangun untuk menyajikan karya dan prestasi para presiden dalam membangun bangsa kepada masyarakat luas sehingga dapat menjadi rujukan historis dan inspirasi bagi generasi sekarang dan yang akan datang dalam membangun bangsa.
Istilah Balai Kirti berasal dari dua kata, yakni 'Balai' yang berarti bangunan, dan 'Kirti' berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti amal utama atau tindakan yang membawa kemasyhuran. Turut hadir dalam peresmian Museum Kepresidenan antara lain Wakil Presiden Boediono, Ibu Herawati, Presiden ke-3 RI BJ Habibie, Ibu Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid (istri Gus Dur) dan Siti Hediati Soeharto (Titiek Soeharto). Hadir pula dalam kesempatan itu Edhie Baskoro Yudhoyono, Ilham BJ Habibie dan Yenny Wahid.
Advertisement