Rupiah Ditutup Menguat ke 15.793 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di akhir perdagangan Selasa menguat terbatas di tengah prospek ekonomi Amerika Serikat (AS) yang cukup kuat.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Mar 2024, 17:14 WIB
Pegawai memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di akhir perdagangan Selasa menguat terbatas di tengah prospek ekonomi Amerika Serikat (AS) yang cukup kuat.

Kurs rupiah ditutup naik 7 poin atau 0,04 persen menjadi 15.793 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 15.800 per dolar AS.

"Prospek ekonomi AS yang cukup kuat, di mana The Fed menaikkan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS tahun 2024 dan 2025," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto dikutip dari ANTARA, Selasa (26/3/2024).

Proyeksi tersebut dicatat dalam summary of economic projection dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang dirilis pada rapat terakhir bulan ini.

The Fed menaikkan proyeksi pertumbuhan PDB AS 2024 menjadi 2,1 persen dari 1,4 persen. Untuk 2025, The Fed menaikkan proyeksi dari 1,8 persen menjadi 2 persen.

JISDOR

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turun ke level 15.797 per dolar AS dari sebelumnya 15.795 per dolar AS.

 


Rupiah Terpuruk Hari Ini, Tembus 15.803 per USD

Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada Selasa dibuka merosot. Rupiah melemah dipicu sentimen suku bunga kebijakan Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan belum akan turun dalam waktu dekat.

Pada awal perdagangan pagi, rupiah turun 3 poin atau 0,02 persen menjadi 15.803 per USD dari sebelumnya sebesar15.800 per USD.

"Pelaku pasar masih mencermati sikap The Fed yang tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga acuannya," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra dikutp dari Antara, Selasa (26/43/2024).

Hal itu dikarenakan data inflasi yang masih bertahan di atas level target 2 persen dan beberapa data ekonomi AS masih cukup bagus. 

Data perumahan AS yang dirilis semalam yaitu data jumlah izin membangun masih menunjukkan pertumbuhan dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan perekonomian AS masih cukup solid dan bisa menahan inflasi AS di level tinggi.

Di sisi lain, bank sentral China kembali menyuntikkan likuiditas via 7 day reverse repo pagi ini sebesar 150 miliar yuan setelah kemarin juga melakukan hal yang sama dengan besaran 50 miliar yuan.

Suntikan itu seharusnya memberikan sentimen positif untuk aset berisiko seperti rupiah. Pagi ini indeks saham Asia juga bergerak positif.

Prediksi Rupiah

Kurs Rupiah pun mungkin bisa bergerak positif atau menguat terhadap dolar AS setelah sebelumnya melemah menyentuh kisaran resisten Rp15.800 per dolar AS. Ariston memprediksi potensi penguatan rupiah ke arah 15.750 per dolar AS dengan potensi pelemahan ke arah 15.830 per dolar AS hingga Rp15.850 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya