Kisah Spiritual Pria Inggris dalam Menemukan Jalan Hidup, Ramadhan Masa Pemulihan dan Pembaharuan Diri

Terinspirasi oleh agama Islam, seorang pria Inggris menemukan jalan hidupnya yang baru setelah mengalami masa-masa sulit akibat kecanduan. Kisah spiritualnya yang luar biasa mencerminkan perubahan yang mendalam dalam hidupnya.

oleh Santi Rahayu diperbarui 28 Mar 2024, 07:10 WIB
Pexels/Julian Jagtenberg

Liputan6.com, Derby - Joshua Munns, seorang pria berusia 30 tahun yang tinggal di Derby, Inggris baru-baru ini memulai perjalanan spiritual yang transformasional dalam hidupnya.

Merenungkan masa lalunya, Joshua mengungkap bahwa ia telah melewati masa yang penuh tantangan. Ia pernah keluar masuk dari penjara, mengalami masa menjadi seorang tunawisma, dan berbagai masalah akibat kecanduannya pada alkohol dan narkoba.

Namun, seiring dimulainya Ramadan, Joshua menemukan dirinya memasuki babak baru dalam hidupnya.

Ramadan, waktu di mana umat muslim memperbanyak doa, ibadah, dan introspeksi diri, memiliki makna yang sangat mendalam bagi Joshua tahun ini.

Dilansir dari BBC, Rabu (28/2/2024), ia sangat bersemangat untuk membersihkan tubuh dan menyegarkan pikirannya selama periode Ramadhan tahun ini.

Partisipasi Joshua dalam Ramadan ini bukan hanya merupakan komitmen spiritual, melainkan juga perjalanan pribadi menuju pemulihan dan pembaharuan diri.

Joshua mengatakan bahwa ia paling menantikan proses detoksifikasi dan membersihkan pikirannya selama berpuasa.

Umat Muslim yang menjalankan puasa Ramadhan menahan diri dari makan atau minum dimulai saat matahari terbit hingga terbenam.

Joshua, yang baru saja berpindah agama lima bulan yang lalu, mengatakan, "Orang-orang bertanya apakah saya sudah siap, secara realistis, Anda tidak akan tahu sampai melakukannya," 

"Banyak orang mengatakan bahwa awalnya adalah yang terberat tetapi tubuh Anda akan beradaptasi," tambahnya.


Merasa Lebih Tenang dan Pikiran Lebih Jernih

Ilustrasi seseorang yang sedang menikmati ketenangan di alam (Pexels/Keegan Houser)

Setelah menjadi seorang muslim, Joshua suka suasana dan perasaan yang ada dalam dirinya saat ia berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Saat berdoa, pikirannya lebih fokus dan merasa suasana di sekitarnya menjadi hening. Ia menantikan momen-momen tersebut karena pikirannya menjadi lebih jernih.

Seseorang pernah menjelaskan kepadanya bahwa puasa Ramadan juga merupakan "detoks" bagi tubuhnya, yang membuatnya semakin bersemangat menjalani ibadah puasa.

Joshua menyadari bahwa selain membersihkan tubuh secara fisik, puasa juga memiliki manfaat untuk membersihkan pikiran dan meningkatkan konsentrasi spiritualnya saat beribadah.

Ia tinggal di London sebelum ia menjadi Muslim. "Saya mengalami kehidupan buruk karena kecanduan narkoba dan alkohol. Saya diberi kesempatan untuk pindah ke Derby untuk mengubah hidup saya dengan bantuan perusahaan bernama New Hope, yang memberikan akomodasi yang saya butuhkan," katanya.


Mempertanyakan Tujuan Hidupnya

Petunjuk hidup di dunia (Pexels/Rubaitul Azad)

Sebelum menemukan Islam, Joshua sempat mempertanyakan tujuan hidupnya di dunia, dan untuk apa sebenarnya dia diciptakan. 

"Ketika saya sedang duduk di kamar, saya berpikir - apa tujuan saya? Untuk apa saya ada di bumi ini? Apa yang saya yakini? Saya memang punya keyakinan - saya tahu Tuhan itu ada, tapi saya tidak tahu siapa Tuhan itu dan tentang Tuhan sampai saya menemui sebuah masjid di Normanton." jelasnya.

Dia mengatakan umat Islam lainnya telah menerima masa lalunya, dan berbicara dengannya tentang pengampunan.

Joshua, yang dibesarkan dalam keluarga Kristen, mengatakan: "Banyak hal telah berubah bagi saya - hubungan saya dengan keluarga saya, mereka cukup menerima."

"Yang sebenarnya diinginkan oleh ibu saya hanyalah mendapatkan kembali anaknya yang bersih dan sadar. Dia hanya ingin anaknya kembali," ungkapnya.

Joshua mengatakan bahwa ia mengikuti program untuk membantu mengendalikan kecanduannya dan bahwa perubahan yang telah ia lakukan membuatnya berada di "tempat yang lebih baik".


Kisah Mahasiswa yang Dapat Hidayah Pasca-Kecelakaan Hebat

Iqbal, mendapat hidayah pasca-kecelakaan hebat. Foto: iqbal

Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah dan ampunan. Banyak orang yang memanfaatkan bulan suci ini untuk memperbaiki diri dan meminta maaf kepada Allah SWT, orangtua, serta sanak saudara. Hal itu dilakukan Iqbal, mahasiswa Universitas Pancasila Fakultas Komunikasi. Ia tengah menjalankan misi untuk memperbaiki dirinya di bulan suci ini.

Cerita berawal dari bangku STM. Ketika itu Iqbal senang sekali berbuat onar. Ia juga kerapkali tertangkap guru BK (bimbingan konseling) karena terlibat tawuran."Waktu itu gue sama anak-anak pengin nyerang sekolah lain, tapi keburu ketahuan sama guru BK,” ujarnya.

Tak cukup tawuran, Iqbal juga menggemari balapan liar. Ia juga mengikuti taruhan, bahkan menjadi joki di ajang balapan liar.

"Gue ikutan balapan liar karena asyik dan dapat uang," tutur Iqbal kepada Campus CJ.

Sampai pada suatu saat Iqbal mengalami kecelakaan yang sangat parah hingga membuatnya dirawat di rumah sakit berhari-hari. Saat itu, yang ada di dalamnya ialah mati.

“Waktu itu gue udah berpikir kalau gue akan mati dan ninggalin orangtua gue, sementara gue sendiri belum bisa memberikan apa-apa buat mereka. Gue berharap pada Allah, untuk diberi kesempatan kedua,” tuturnya.

Allah menjawab doa Iqbal. Setelah sembuh dari kecelakaan, Iqbal benar-benar memperbaiki laku. Saat ini, Iqbal menjadi lebih dekat dengan agama. Pada bulan Ramadan seperti ini, ia ingin berpesan kepada teman-teman agar memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

infografis Journal_Tradisi Islam Sudah Melekat pada Kartini Sejak Kecil (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya