Nuzulul Qur’an 17 atau 24 Ramadhan? Begini Proses Turunnya Al-Qur'an yang Jarang Dibahas

Salah satu momentum penting yang diperingati umat Islam saat tiba datangnya bulan suci Ramdhan ialah malam Nuzulul Qur’an. Namun tentu saja bagi sebagian orang ada yang belum mengetahui hakikat malam mulia ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mar 2024, 00:19 WIB
Ilustrasi masjid. Credit: pexels.com/Stephan

Liputan6.com, Cilacap - Salah satu momentum penting yang diperingati umat Islam saat tiba datangnya bulan suci Ramadan ialah malam Nuzulul Qur’an. Namun tentu saja bagi sebagian orang ada yang belum mengetahui hakikat malam mulia ini.

Nuzulul Qur’an terdiri atas dua kata yakni nuzul dan Qur’an. Nuzul sendiri bermakna turun. Jadi malam nuzulul Qur’an ialah malam turunnya Al-Qur’an.

Di malam mulia ini banyak sekali keutamaannya selain sebagai malam turunnya Al-Qur’an yang menjadi pedoman bagi umat Islam, di antaranya yaitu turunnya malaikat ke bumi, malam dilipat gandakannya pahala, malam pengampunan dosa-dosa dan lain sebagainya.

Lantas kapan peristiwa nuzulul Quran ini terjadi? Jika di bulan Ramadhan, maka kapankah waktu perihal tanggalnya?

 

Simak Video Pilihan Ini:


Waktu Terjadinya

Ilustrasi membaca Al-Qur'an. (Photo by Masjid MABA on Unsplash)

Menukil mui.or.od, berkenaan dengan waktu kapan peristiwa nuzulul Quran, para ulama berbeda pendapat terkait hal ini. Sebagian berpendapat terjadi pada 17 Ramadhan dan yang lainnya menyatakan 24 Ramadhan.

Dalam Alquran, Allah SWT menyebutkan banyak isyarat terkait Nuzulul Quran, di antaranya seperti dalam surat Al Qadr, surat Al Baqarah ayat 185, dan surat Ad Dukhan ayat 3.

Apabila disimpulkan, ketiga ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Alquran diturunkan pada malam yang penuh berkah (lailah mubarokah). Sebagaimana pendapat dari Ibnu ‘Asyur yang dimaksud dengan malam yang penuh berkah di sini adalah salah satu malam di bulan Ramadhan. Malam di mana Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertamanya di Gua Hira.

Terlepas dari ragam perbedaan terkait waktu pasti diturunkannya Alquran, akan tetapi ulama sepakat, malam yang penuh berkah adalah Nuzulul Quran. Setidaknya, pendapat tersebutlah yang disampaikan al-Qurthubi, ath-Thabari, dan Ibnu ‘Asyur.


Proses Turunnya Al-Qur'an

Gua bersejarah, Gua Hira, ini tidak terlalu luas ukurannya hanya cukup bisa diduduki oleh 3 orang. (Wikipedia/wwn)

Proses turunnya Alquran Terkait dengan peristiwa Nuzulul Quran, Syekh Manna al-Qaththan menjelaskan dalam kitab Mabâhits fî Ulûm al-Qur’ân bahwa pendapat yang paling kuat menyatakan Alquran diturunkan sebanyak dua kali, yaitu:

Pertama, diturunkan sekaligus pada Lailatul Qadar ke Baitul ‘Izzah di langit dunia. Peristiwa ini direkam dalam Alquran di berbagai surat. Salah satu isyarat yang menyebut hal ini dalam surat al-Baqarah ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ …

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)….”

M Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah menjelaskan bahwa kata inzal yang dipakai pada ayat di atas umumnya digunakan untuk menunjuk kepada turunnya sesuatu secara utuh sekaligus.

Adapun yang dimaksud dengan sekaligus yaitu Alquran turun sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah dari langit dunia pada malam lailatul Qadar.

Oleh sebab itu, Allah SWT menggunakan kata inzal untuk menunjukkan turunnya Alquran secara sekaligus.

Kedua, diturunkan dari langit dunia ke bumi secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Peristiwa ini salah satunya direkam dalam surat Al Jatsiyah ayat 2:

تَنْزِيْلُ الْكِتٰبِ مِنَ اللّٰهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِييْمِ

“Diturunkannya Kitab (Alquran) ini (berasal) dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”

Syekh Manna al-Qaththan berpendapat kata tanzîl yang digunakan ayat di atas menunjukkan isyarat turunnya Alquran secara bertahap atau berangsur-angsur. 

Arti bertahap di sini adalah Alquran turun berangsur-angsur di Makkah selama tiga belas tahun dan sepuluh tahun di Madinah. Hal ini merujuk kepada pendapat yang paling kuat.

Meski terjadi perselisihan kapan waktu terjadinya Nuzulul Quran, akan tetapi banyak umat Islam di Indonesia mengisinya dengan kegiatan mengkhatamkan Alquran yang ditutup dengan doa bersama. Kegiatan ini dilakukan setiap 17 Ramadhan.

Adapun pada 24 Ramadhan merupakan waktu 10 hari terakhir dari bulan suci yang kerap digunakan umat Islam untuk memaksimalkan ibadah salah satunya dengan itikaf.

Perbedaan pendapat merupakan hal yang wajar dalam tradisi keilmuan. Akan tetapi jangan sampai esensi dari berkah turunnya Alquran menjadikan umat Islam berselisih terkait kapan waktu terjadi Nuzulul Quran. Seyogianya setiap hari dalam Ramadhan dapat dipergunakan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah. Wallahu’alam. (Isyatami Aulia, ed: Nashih).

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya