Aktivis: Mitigasi Perubahan Iklim Harus Libatkan Banyak Pihak

Water Environmental & Sanitation Specialist Cowater International Trimo Pamudji Al Djono mengatakan, mitigasi perubahan iklim tidak bisa dilakukan secara individu, namun harus dengan keterlibatan banyak pihak.

oleh Tim Regional diperbarui 27 Mar 2024, 08:32 WIB
Safari Ramadan Civitas Akademika Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Istimewa)

 

Liputan6.com, Jakarta Water Environmental & Sanitation Specialist Cowater International Trimo Pamudji Al Djono mengatakan, mitigasi perubahan iklim tidak bisa dilakukan secara individu, namun harus dengan keterlibatan banyak pihak.

“Yang paling penting adalah aksi mitigasinya harus dilakukan secara bersama-sama. Semua elemen masyarakat, pemerintah, swasta, NGO dan sebagainya. Karena aksi mitigasi ini yang paling berdampak pada perubahan lingkungan, termasuk penghijauannya,” jelas Trimo Pamudji dalam Safari Ramadan Civitas Akademika Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) bersama AQUA, Selasa  (26/3/2024)

Trimo juga menjelaskan dampak yang sangat terlihat dari perubahan iklim saat ini adalah wilayah kering semakin kering dan wilayah yang basah semakin basah (banjir).

“Kondisi ini mengakibatkan masyarakat akan semakin sulit mendapatkan sumber air bersih. Karena itu yang perlu dilakukan adalah program yang membuat mendekatkan masyarakat dengan sumber air,” ujar Trimo Pamudji.

Ia melanjutkan upaya mitigasi perubahan iklim harus dilakukan dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan.

Katib Syuriah PBNU M Mujib Qulyubi menjelaskan, adanya isu perubahan iklim adalah warning bagi umat untuk kembali memperhatikan perilaku terhadap lingkungan.

“Perintah menjaga lingkungan ada di dalam Alquran dan tugas kita sebagai manusia adalah menjaga lingkungan, karena dengan menjaga lingkungan kita dapat menjaga agama, menjaga harga diri, akal , harta serta keturunan,” jelas Mujib Qulyubi.

Dikatakan Mujib, Islam pada dasarnya menaruh perhatian terhadap lingkungan. Pembahasan mengenai lingkungan dalam fiqih di Indonesia mulai muncul pada periode 1960-an.

"Pemicunya adalah kekhawatiran terhadap bencana-bencana alam yang timbul akibat kerusakan alam,” ujar Mujib.

 


Konsep Fiqih Lingkungan

Dia mengatakan kontribusi NU terhadap lingkungan salah satunya adalah membuat konsep fiqih lingkungan pada tahun 1980-an. semangat NU dalam menyusun konsep fiqih lingkungan hidup tidak terlepas dari konteks yang ada pada saat itu, dimana negara mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup yang rusak akibat pembangunan nasional.

Kajian mengenai fiqih lingkungan yang dilaksanakan di Kampus UNUSIA ini merupakan rangkaian kegiatan Safari Ramadan AQUA bersama Masjid. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk kajian interaktif mengenai isu-isu terkini tentang kesehatan dan lingkungan yang berlangsung di berbagai masjid di tanah air.

Dalam kesempatan itu juga dilangsungkan doa bersama untuk Palestina yang dipimpin langsung oleh Mujib Qulyubi. Ratusan jamaah yang hadir ikut serta memanjatkan doa untuk saudara muslim di Palestina agar dapat menjalankan ibadah Ramadan dengan khusyu.

Infografis Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triiyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya