Berkah Ramadhan ke Pedagang Pasar Tanah Abang: Penjualan Naik 50 Persen

Bulan suci ramadhan dan lebaran 2024, selalu menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

oleh Tira Santia diperbarui 27 Mar 2024, 10:31 WIB
Pengunjung terpantau memadati Pasar Tanah Abang Semenjak Ramadhan

Liputan6.com, Jakarta Bulan suci ramadhan dan lebaran 2024, selalu menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Lantaran, momentum ini ramai dibandiri pengunjung yang hendak berbelanja produk fesyen.

Salah satunya dirasakan oleh penjual baju gamis wanita bernama Risma (40). Ia mengatakan terdapat peningkatan penjualan hingga lebih 50 persen selama dua pekan ramadhan ini.

"Iya ramai banget kalau bulan puasa kan mau lebaran. Penjualan sih gak naik drastis ya, tapi lumayanlah lebih dari 50 persenan," kata Risma kepada Liputan6.com, saat ditemui di lapak miliknya Blok B Lantai LH, Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2024).

Pemilik toko baju tersebut menyebut, tren belanja diprediksi akan terus meningkat seiring semakin dekat hari raya idul fitri atau lebaran.

Ia pun menyarankan jika ingin berburu baju lebaran di Pasar Tanah Abang lebih baik berbelanja pada hari kerja seperti hari Senin hingga Jumat. Sebab, pada pekan yakni Sabtu-Minggu biasanya membludak pengunjung.

"Biasanya deket-deket lebaran tuh suka ramai, kalau mau belanja mending hari biasa jangan weekend sabtu-minggu nanti desek-desekan," katanya.

Namun, perempuan 40 tahun ini tidak menyebutkan berapa omzet yang diperolehnya selama bulan suci Ramadhan ini. Kendati demikian, ia berharap penjualannya bisa terus meningkat jelang lebaran nanti.

"Ya saya sih pengennya laris manis terus ya, soalnya kan abis lebaran pasar tutup tuh libur dulu," tutupnya.


Masih Ada yang Jual Rugi

Keterbatasan ruang di Masjid Nurul Muhajirin yang berada di lokasi pasar membuat penyelenggaraan shalat Jumat berlangsung hingga ke lorong, kios dan lapak pedagang. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pasar Tanah Abang mengalami peningkatan pengunjung di bulan Ramadan 2024. Berbagai pedagang yang berjualan ini merasakan kenaikan pada omzet penjualannya. Akan tetapi, tidak semua pedagang merasakan percikan keuntungan tersebut. 

Beberapa pedagang di pasar terbesar se-ASEAN ini justru mengalami kelesuan dalam omzet yang diterima di bulan Ramadan tahun ini. 

Seorang pedagang buah segar bernama Lia (50) yang berdagang di Blok F Pasar Tanah Abang mengatakan bahwa omzet yang diterimanya justru saat ini sedang menurun. 

“Justru sekarang mah omzet penjualan lagi menurun. Sekarang mah cuma ambil untung Rp5 ribu per kg” keluh Lia (50) ketika diwawancara oleh Liputan6.com, ditulis Selasa (19/3/2024).

Ia menyatakan bahwa biasanya ia mendapatkan omzet sekitar Rp1 juta hingga Rp3 juta jika ramai akan pembeli. Namun saat ini, ia hanya mendapatkan omzet yang sangat sedikit.

“Untuk tahun ini mah sekarang cuma bisa balik modal, kadang harus jual rugi. Ya gimana lagi, kita harus putar otak” ujar Lia (50).

Pedagang Lainnya

Lain halnya dengan seorang pedagang kerudung bernama Wendri Ramadhan (23) yang juga berdagang di Blok F Pasar Tanah Abang mengatakan ia belum tahu apakah omzet penjualan kerudungnya di Ramadhan tahun ini akan meningkat karena masih di awal bulan Ramadhan. 

“Kalau untuk tahun ini masih kurang tau ya karena kan masih di awal bulan Ramadaan juga jadi agak bingung juga apakah omzet tahun ini akan meningkat apa nggak” ujar Wendri (23).

Akan tetapi, ia menyatakan bahwa omzet di bulan Ramadaan tahun lalu justru menurun.

“Kalo kemaren iya emang menurun. Untuk jumlahnya berapa saya lupa berapa” keluh Wendri (23). 


Dampak Covid-19

Warga berburu pakaian baru di pasar Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (15/4/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kedua pedagang tersebut setuju bahwa pandemi COVID-19 yang melanda dunia menjadi faktor penurunan omzet dagangan mereka.

“Emang kemarin kan gara-gara COVID kan ya semua pasar tutup terus baru normal lagi kan tahun lalu jadi omzetnya ya gitu, kecil” lirih Lia (50).

Sementara itu, Wendri (23) setuju bahwa COVID-19 yang menjadi penyebab omzet penjualan menurun. 

“Ya kan waktu 2020 sampai 2022 kemarin kan banyak yang tutup. Baru normalnya kan tahun kemarin jadi wajar emang menurun omzet kita” ujar Wendri (23).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya