Liputan6.com, Jakarta - Hati-hati berpose di tempat wisata. Seorang model Thailand bernama Pim Apatsara (22) kini terancam lima tahun penjara setelah nekat berpose mengangkat rok sampai memperlihatkan celana dalamnya.
Insiden itu terjadi pada Minggu, 24 Maret 2024 saat ia mengunjungi salah satu monumen ternama di Provinsi Buriram, sekaligus jadi ikon wisata daerah tersebut, yakni Patung Raja Rama I. Ia berpose berlatar patung raja yang dihormati warga Thailand, kemudian mengunggahnya ke media sosial dengan keterangan, "Tolong kunjungi kotaku."
Advertisement
Unggahannya sontak menuai kemarahan dari warga lokal. Mereka melapor ke polisi. Pim yang dihujat belakangan mengunggah gambarnya memberi hormat pada patung itu sebagai tanda permintaan maaf. Ia juga mengaku ingin orang-orang mengunjungi kota dengan foto yang menampilkan landmark tersebut, tanpa menyadari pose sebelumnya menyinggung warga lokal.
Mayor Jenderal Polisi Rutthaphol Naowarat, Komandan Kepolisian Provinsi Buriram, memerintahkan pencarian Pim dan memanggilnya ke kantor polisi utama di wilayah tersebut pada Senin, 25 Maret 2024. Pim mengaku mengambil foto dan membagikannya sendiri, bukan dengan sengaja mencoreng citra provinsi.
Mengutip news.com.au, Rabu (27/3/2024), ia berkata, "Tak lama setelah mengunggah foto-foto itu di akun media sosial saya, saya menerima kritik keras dari orang-orang. Beberapa dari mereka menargetkan orangtua saya, dan hal ini tidak dapat diterima, karena saya tidak tahu bahwa apa yang saya lakukan adalah sebuah kejahatan."
Dijerat 2 Pasal
"Saya tidak memikirkan matang-matang apa yang saya lakukan. Saya telah meminta maaf dan memperingatkan orang lain untuk berhati-hati ketika mengunggah sesuatu yang melibatkan keyakinan dan perasaan orang lain," ucap Pim lagi.
Ia mengaku terbiasa berbusana demikian. Ia juga ingin mempromosikan kotanya dengan pemandangan landmark, sehingga mendorongnya mengambil foto.
Kolonel Polisi Chamras Sirileang, Inspektur Kantor Polisi Mueang Buriram, mengatakan model itu didakwa "mengunggah pornografi ke dalam sistem komputer." "Setelah foto-foto itu dilihat secara online, tim investigasi mengidentifikasi penggunanya. Ditemukan bahwa perilakunya telah mempengaruhi rasa hormat dan kepercayaan warga, sehingga menyebabkan kemarahan yang besar," katanya.
Sirileang menjelaskan, Pim telah dinterogasi dan mengakui semua tuduhan bahwa ia telah memasukkan pornografi ke dalam sistem komputer yang sanksinya adalah penjara maksimal lima tahun, deneda hingga 100 ribu baht (sekitar Rp43,5 juta), atau keduanya. Pim juga bisa dijerat dengan pasal pencabulan di depan umum dengan denda hingga 500 baht (sekitar Rp217 ribu).
"Ia diserahkan ke petugas kasus penuntut untuk tindakan hukum lebih lanjut," ucap Sirileang.
Advertisement
Sejarah Patung Raja Rama I
Warga Thailand terkenal tunduk pada monarki dan sejarahnya. Undang-undang Lese Majeste yang ditegakkan secara ketat mencegah siapa pun mengkritik atau menyinggung keluarga kerajaan.
Sementara itu, monumen Raja Rama I di Buriram berlokasi di tengah kota di persimpangan jalan ke Amphoe Prakhon Chai. Monumen tersebut dibangun pada 1996 untuk menghormati Raja Rama I yang mendirikan Buriram saat ia menjabat sebagai Somdet Phraya Maha Kasatsuek.
Mengutip thailandtourismus.de, monumen yang terbuat dari perunggu itu berukuran setengah lebih besar dari ukuran sebenarnya. Bentuknya menampilkan raja dalam pakaian prajurit tradisional yang menunggangi seekor gajah.
Menurut Volume 7 dari Tawarikh, disebutkan bahwa pada 1778, Raja Taksin memerintahkan Somdet Phraya Maha Kasatsuek untuk mengalahkan Phraya Nang Rong yang bersekongkol dengan Chao O dan Chao In dari Champasak. Saat mereka memindahkan pasukan, mereka menemukan kota terpencil dengan lokasi strategis di lembah Huai Chorakhe Mak.
Namun, penyakit malaria membuat orang Khmer menjauh dari kota, hanya tinggal di sekitar daerah itu. Jadi, mereka mengumpulkan orang-orang untuk mendirikan Mueang Pae dan mengangkat putra Phutthaisaman sebagai penguasa dan mengangkatnya menjadi Phraya Nakhon Phakdi. Kota ini kemudian berganti nama menjadi 'Buri Ram' atau Buriram.
Kasus Foto Tak Senonoh Influencer Malaysia
Kasus serupa juga pernah menimpa influencer Malaysia bernama Siew Pui Yi. Perempuan berjuluk Ms Puiyi itu mengunggah fotonya yang mengenakan ao dai, sebutan pakaian tradisional Vietnam untuk wanita, tanpa bercelana ke akun Facebook-nya pada 4 April 2022.
Di potret tersebut, perempuan yang disebut sebagai pengusaha kosmetik itu berpose melarung lentera ke Sungai Hoai di Hoi An. Ia hanya mengenakan atasan ao dai dan memperlihatkan sedikit tali thong-nya, sebagai tanda ia tak mengenakan bawahan yang layak, seperti dilaporkan media setempat VnExpress International.
Fotonya mengenakan ao dai tanpa celana dengan cepat menyulut kemarahan warganet Vietnam. Sebagian pengguna mencibirnya karena bersikap ceroboh. Lainnya menuduh Siew telah merendahkan budaya Vietnam, sedangkan sisanya menyebutnya benar-benar memalukan.
Dengan cibiran beruntun, Siew akhirnya menghapus unggahan tersebut dari akun Facebook-nya. Ia juga meminta maaf pada warga Vietnam pada 6 April 2022 atas tindakannya tersebut.
"Ada unggahanku yang benar-benar mengecewakan masyarakat (Vietnam)," tulisnya di Instagram. "Aku dengan tulus meminta maaf atas aksiku/kontenku dan ketidakhormatan terhadap budaya tradisional Vietnam."
Advertisement