Liputan6.com, Jakarta - Proyeksi kendaraan masa depan yang netral karbon membawa serta peraturan emisi sebagai usaha percepatan transisi energi di akhir dekade pada 2030.
Peraturan emisi ditambah pembatasan kebisingan berkendara mempersulit merek kendaraan konvensional untuk menjaga mesin pembakaran internal 8 silinder alias V8 miliknya tetap hidup.
Advertisement
Sesuatu yang cukup berlawanan dengan merek mobil sport yang menaruh jiwanya pada mesin pembakaran internal, seperti Porsche.
Disitat CarExpert, Thomas Freimuth, kepala lini model Porsche Panamera, menunjukkan optimismenya untuk mesin V8 turbocharged pada Panamera dan Cayenne untuk masih bisa dipertahankan dengan memaksimalkan usaha untuk memenuhi standar emisi Euro 7 baru yang akan datang.
"Kami harus menambahkan beberapa bagian yang sedang dalam pengembangan, jadi kami siap dengan V8 ini untuk menuju regulasi Euro 7 yang kami pikir akan datang," ujar Freimuth.
"Ini juga mungkin terjadi tanpa sistem hybrid," tambahnya.
Walau begitu, bahasan terkait peraturan batasan emisi Euro 7 di parlemen Eropa saat ini masih simpang siur. Aturan baru ini masih memerlukan persetujuan formal akhir dari negara-negara Uni Eropa sebelum diberlakukan pada Juli 2030.
Kebijakan Uni Eropa untuk memperketat pengurangan emisi gas rumah kaca ini ditolak beberapa perwakilan yang mengatakan akan lebih baik untuk berfokus pada peningkatan produksi kendaraan listrik.
V8 di Panamera adalah unit 4,0 liter twin-turbo, berbagi mesin yang sama dengan SUV Cayenne yang memiliki ukuran besar.
Emosi dari Mesin Adalah Daya Tarik Porsche
Freimuth mengatakan emosi pada mesin adalah bagian penting dari daya tariknya, terutama ketika dunia mulai beralih ke listrik.
"Secara umum, emosi dari mesin pembakaran sangat penting bagi Porsche. Tidak masalah apakah itu flat-six, atau V6, atau V8, karena semuanya berbeda dan pelanggan menyukai jenis emosi yang berbeda-beda," kata Freimuth kepada media.
Tidak bersikeras untuk memproduksi mobil pembakaran internal semata, Freimuth juga menjelaskan bahwa Porsche juga berusaha menghadirkan opsi kendaraan listrik pada katalognya.
"Kita harus belajar bagaimana membawa emosi ini ke dalam mobil listrik kita, karena masa depan kita adalah listrik, dan kita harus menemukan solusi untuk itu. Kami sedang mengerjakannya, Anda bisa melihatnya di Taycan dan ada langkah besar yang harus kami ambil," jelas Freimuth lebih lanjut.
"Saya pikir V8, di seluruh dunia, adalah mesin yang menjadi tempat kami mencari hal-hal emosional, terutama kebisingan di dalam mobil sangatlah penting," tutupnya.
Porsche telah menjadi pendukung vokal untuk teknologi pengurangan CO2 alternatif untuk kendaraan listrik, memperjuangkan eFuels sebagai cara yang lebih bersih untuk menjaga kendaraan berbahan bakar internal tetap beroperasi di jalan.
Advertisement