Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian terus melakukan upaya peningkatan produksi pertanian dan mengembalikan swasembada pangan. Pasalnya, El Nino tahun ini telah menurunkan produksi nasional karena sebagian sentra produksi padi mengalami gagal panen.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengingatkan . apabila masalah pangan tidak teratasi dengan baik, maka dikhawatirkan ke depan akan mempengaruhi perekonomian dan stabilitas nasional.
Advertisement
"Pidato Bung Karno dikatakan bahwa pangan adalah mati hidupnya sebuah bangsa. Ini saatnya kita menyatu dan bergandeng tangan meningkatkan produktivitas pangan nasional," katanya dikutip Rabu (27/3/2024).
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pertanian merupakan sektor terpenting saat ini maupun di masa depan. Krisis pangan terus jadi tantangan bahkan ancaman, karena adanya perubahan iklim dan ketidakpastian kondisi sosial, ekonomi dan politik global.
“Salah satunya goncangan ekonomi yang disebabkan konflik Rusia-Ukraina berdampak pada produktivitas pertanian Indonesia, utamanya dari ketersediaan pupuk. Namun dampak lebih besar yang kita rasakan saat ini adalah adanya fenomena El Nino,” katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan strategi khusus yang dilakukan adalah penyesuaian pola dan waktu tanam, pengelolaan air dan pemanfaatan sumber daya air alternatif, penyelamatan dan perlindungan serta pemberdayaan petani.
Dampak El Nino
BPPSDMP Kementan, menurutnya, menyadari bahwa keberhasilan upaya mengatasi dampak El Nino dan perubahan iklim lainnya memerlukan peran serta petani dan pemerintah daerah.
Guna mengatasi krisis pangan, Kementan terus berupaya memacu peningkatan produksi beras dan jagung di wilayah Indonesia. Selain itu Kementan juga terus mengoptimalkan lahan rawa untuk meningkatakan produksi beras dan tentunya untuk menuju ketahanan pangan.
Petani Muda KalselSalah satu wilayah yang menjadi sentra produksi beras adalah Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya Kabupaten Tanah Laut, yang melaksanakan panen raya padi, Senin [25/3].
Panen raya padi berlangsung di Kecamatan Kurau mencakup lahan seluas 16 hektar dengan varietas padi unggul lokal, Siam, sebagai hasil utamanya. Sementara lahan persawahan tersebut milik 11 petani muda yang merupakan Penerima Manfaat Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services [YESS].
Tingkatkan Produktivitas Pertanian
Kepala SMKPPN Banjarbaru, Budi Santoso mengatakan bahwa Kecamatan Kurau dikenal dengan lahan rawanya, ke-11 petani muda mengambil langkah progresif dalam pengelolaan lahan, untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
"Upaya pendekatan klaster mereka lakukan dengan petani setempat, bergandengan tangan untuk memanfaatkan potensi lahan rawa Kurau secara efektif," katanya di sela kegiatan panen raya di Kecamatan Kurau.
Budi Santoso menegaskan kegiatan panen tersebut tidak hanya menjadi pencapaian lokal yang membanggakan, seraya menyampaikan harapannya agar para petani di Kecamatan Kurau tetap aktif dan terus berinovasi.
“Panen raya ini tidak hanya menjadi pencapaian lokal yang membanggakan, juga mencerminkan langkah maju dalam pengelolaan lahan rawa, serta memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan Indonesia”, katanya.
Budi Santoso mengingatkan, pentingnya lahan rawa dimanfaatkan untuk menanam varietas padi unggul lokal berusia pendek, mengingat Indonesia saat ini menghadapi darurat pangan.
"Potensi bagi klaster Kurau Bungas semakin terbuka lebar mengingat harga beras yang sedang melonjak," katanya lagi.
Advertisement
Tak Perlu Malu jadi Petani
Ketua Klaster Kurau Bungas, Arnita Wati mengungkapkan pentingnya tidak merasa malu untuk menjadi petani. Selain itu membuktikan kesuksesan mereka dalam mengelola lahan dan menghasilkan panen yang melimpah.
Dengan bekal literasi keuangan, manajemen dan teknis maka Arnita dan anggota klaster Kurau Bungas telah membuktikan kesuksesan mereka mengelola lahan dan menghasilkan panen yang melimpah.
Arnita juga menekankan bahwa menjadi petani merupakan sebuah kebanggaan dan memiliki potensi besar untuk mencapai kesuksesan.
Perwakilan Bank Indonesia turut hadir pada panen raya dan memberikan dukungan bagi petani Kalimantan Selatan, dengan menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk memajukan kluster Kurau Bungas.
"Dukungan tersebut diharapkan tidak hanya menyejahterakan anggota klaster, juga memberikan inspirasi bagi petani muda lainnya untuk terjun ke bidang pertanian," kata Arnita.
Budi Santoso menambahkan, keberhasilan panen raya tidak hanya berdampak lokal, juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Indonesia, sebagai salah satu produsen padi terbesar di dunia, terus berupaya untuk memastikan ketersediaan pangan bagi penduduknya yang jumlahnya terus bertambah.
"Produksi padi yang stabil dan meningkat adalah kunci utama dalam mencapai tujuan tersebut," katanya.