Liputan6.com, Jakarta - Hari kiamat adalah suatu kepastian yang akan terjadi. Gambaran tentang hari kiamat dan kondisi manusia di hari akhir dapat ditemukan dalam Al-Qur’an maupun hadis nabi.
Namun, Allah SWT tidak memberitahu kapan pasti terjadinya kiamat. Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya pun tak diberitahu ihwal waktu tepatnya hari kiamat.
Sejumlah ulama pernah ada yang memprediksi kapan kiamat tiba. Salah satu yang masyhur adalah sebelum tahun 1500 H atau abad ke-14. Namun, hujjah ini banyak dibantah oleh para ulama. Tak ada yang tahu waktu terjadinya kiamat kecuali Allah SWT.
Baca Juga
Advertisement
Meski tidak ada penjelasan rinci waktu kiamat, Allah SWT dan rasul-Nya telah menyebutkan tanda-tanda kiamat, di antaranya matahari terbit dari barat, keluarnya Dajjal, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, munculnya Imam Mahdi, hingga turunnya Nabi Isa.
Di luar itu, ada juga tanda-tanda kiamat lain yang disebut nabi. Salah satunya menghijaunya kembali tanah Arab sebagai tanda kesuburan.
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَعُودَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوجًا وَأَنْهَارًا
Artinya: “Tidak akan tiba hari Kiamat hingga tanah Arab kembali hijau penuh dengan tumbuhan dan sungai-sungai.” (HR Muslim)
Belakangan, publik dihebohkan dengan fenomena alam yang terjadi di Arab Saudi. Sempat heboh sebagian wilayah Arab Saudi yang terlihat subur dan hijau. Fenomena alam ini ada yang mengaitkan dengan tanda kiamat.
Lantas, benarkah menghijaunya tanah Arab yang belakangan ini jadi sorotan sebagai tanda kiamat? Simak berikut tanggapan ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.
Simak Video Pilihan Ini:
Kata Buya Yahya
Menurut Buya Yahya, fenomena menghijaunya tanah Arab yang sempat bikin heboh adalah kepiawaian orang dalam mengangkat satu topik saja sehingga jadi viral. Sebab, anak durhaka kepada orangtua juga sebenarnya termasuk tanda-tanda kecil kiamat, tapi bukan tanda kubra.
“Setelah hijau royo-royo di negeri Arab sana, ya banyak pertanian alhamdulillah. Kiamat? Belum, Dajjal belum keluar,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV.
“Wah kalau ngomong gitu aman-aman aja? Aman di kiamat kubra. Kiamat sugra entar sore mati kamu, mikir matimu. Kita ini bisa mati sewaktu-waktu,” Buya Yahya mengingatkan.
Buya Yahya menjelaskan, fenomena negeri Arab menghijau yang biasanya tandus dan gersang bisa termasuk kiamat sugra. Namun, bukan berarti tanda kiamat yang akan meruntuhkan alam semesta.
“Karena hancurnya semesta setelah selesainya tanda-tanda kiamat kubra yang sudah Allah kabarkan melalui lisan baginda nabi atau disebutkan dalam Al-Qur’an,” imbuhnya.
“Cuma yang nasehat paling penting sadari dirimu. Kau punya kiamat (sugra) masing-masing. Apakah sudah siap menghadapi kematian dengan iman, takwa, minta maaf, menjauhkan dari kezaliman, menyesali dosa, dan sebagainya. Itu yang paling penting, bukan heboh,” pesan Buya Yahya.
Advertisement
Sebagian Wilayah Arab Memang Subur
Fenomena menghijaunya wilayah Arab Saudi yang dikaitkan tanda kiamat juga dibahas oleh ulama ahli tafsir Prof. KH Muhammad Quraish Shihab. Ia mengatakan bahwa sebenarnya tidak semua wilayah Arab Saudi memiliki lahan tandus. Ada wilayah lain yang sejak dulu sudah subur.
"Sebenarnya Saudi itu tidak seluruhnya tandus. Daerah Thaif sejak dulu memang hijau. Jangan lantas dianggap bahwa ya itu tanda kiamat," kata Quraish Shihab di YouTube dalam program Shihab & Shihab, dinukil via NU Online, Selasa (26/3/2024).
Penulis tafsir Al Misbah ini mengatakan, Rasulullah SAW pernah menyebutkan tanda-tanda kiamat sejak lama. Tanda-tanda kiamat itu sebagian sudah mulai tampak saat ini.
"Misalnya kedurhakaan anak terhadap orang tua, perlombaan membangun gedung-gedung tinggi, menjamurnya perzinaan. Itu tanda-tanda kiamat yang sudah kita lihat," sebutnya.
Namun, tanda-tanda kiamat bukan hanya itu saja. Masih ada tanda kiamat besar yang belum muncul. Jika tanda kiamat tersebut sudah terlihat, maka kiamat sudah semakin dekat.
“Tapi ada tanda-tanda besar yang boleh jadi sekarang belum kita lihat tapi itu dari segi ilmiah dimungkinkan bahwa matahari terbit dari sebelah barat, bukan dari sebelah timur, itu tanda besar,” kata Quraish Shihab.