Liputan6.com, Jakarta - Periode mudik lebaran 2024 hanya tinggal menghitung hari. Berdasarkan proyeksi InJourney Airport, puncak arus mudik di bandara-bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II diperkirakan jatuh pada 5 April 2024. Sementara, puncak arus balik terjadi pada 14 April 2024. Untuk itu, pihaknya akan membuka posko Lebaran.
"Kami memproyeksikan selama periode posko, yaitu 16 hari, ada sekitar 7,9 juta penumpang yang akan dilayani di 35 bandara," ujar Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi dalam sesi jumpa pers di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2024.
Advertisement
Menurut dia, angka itu meningkat tiga persen dibandingkan dengan periode 2019 dan meningkat 10 persen dibandingkan tahun lalu. InJourney Airports, yang merupakan transformasi penggabungan PT Angkasa Pura (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II), membuka posko arus mudik dan balik Lebaran 2024 pada 3--18 April 2024.
Ia juga memproyeksikan kepadatan bakal terjadi di sejumlah bandara, seperti Cengkareng, Denpasar, Surabaya, Makassar, Kulonprogo (YIA), dan Padang. Melihat dari sisi pergerakan pesawat, selama posko itu digelar, bakal ada pergerakan 58.000 penerbangan di 35 bandara InJourney Airports.
"Ini dibandingkan 2019, rata-rata baru 76 persen. Kemudian dibandingkan 2023, tumbuhnya tujuh persen," ujarnya pula.
Untuk mengakomodasi lonjakan pemudik, pihaknya menyebut ada 2.309 penerbangan tambahan dari 12 maskapai di 14 bandara. Sejumlah bandara juga akan beroperasi 24 jam, seperti Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Ujung Pandang, Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng, Bandar Udara Internasional Kualanamu Deli Serdang, Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma Jakarta, dan Bandar Udara Sam Ratulangi Manado.
Penyebab Tiket Pesawat Mahal
Faik menyebut trafik itu menurutnya belum menyamai angka pra-pandemi, pada 2019. Menurutnya, pada musim lebaran kali ini pihaknya hanya melayani 440 pesawat, sedangkan pada 2019 mencapai 650 pesawat. Hal itu kemudian berimbas pada harga tiket yang lebih mahal karena tingginya permintaan, sementara ketersediaan kursi belum mampu menampung sepenuhnya permintaan masyarakat.
"Jadi masih jauh di bawah 2019, walaupun grafiknya diproyeksi akan (naik) tiga persen di atasnya jadi memang isu yang akan muncul bagaimana kita bisa mengatur supply and demand dengan kecenderungan supply yang rendah," ujarnya.
Hal senada sebelumnya diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Ia menyebutkan angka yang sedikit berbeda, yakni 700 pesawat, pada 2019, dengan sekarang jumlah pesawat yang beroperasi lebih dari 400 pesawat.
"Kita ada di sekitar 65 (persen). Tahun ini, kita harap naik di angka 70 persen. Sementara di kawasan lain (negara lain) udah 90, 100, malah udah ada yang melebihi angka sebelum pandemi," ujarnya ditemui seusai The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin, 25 Maret 2024.
Advertisement
Usulan Percepatan Tambahan Penerbangan
Sandi menyebut itu menjadi pekerjaan rumah besar yang membutuhkan penanganan cepat agar persoalan tiket pesawat mahal bisa diatasi. "Kita sudah sampaikan berulang-ulang kali. Terakhir, kami melapor kepada Bapak Presiden bahwa perlu ada langkah yang kolaboratif, yang harus kita hadirkan," ujarnya.
Salah satu solusinya adalah menghadirkan program block seat di Indonesia Timur juga di wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Barat. Program itu berjalan dengan cara masing-masing pemda akan membeli kursi pesawat untuk keperluan perjalanan dinas dengan kuota tertentu sehingga tingkat keterisian selalu memadai.
"Kemarin saya ke Padang, misalnya, harga tiketnya mendekati Rp2 juta. Lebih murah ke Kuala Lumpur daripada ke Padang. Kita harapkan (block seat) bisa diselesaikan di tahun ini," kata Sandi.
Di samping itu, ia mengapresiasi maskapai dalam negeri bermitra dengan maskapai asing untuk mempercepat tambahan penerbangan, seperti yang dilakukan Garuda Indonesia dan Qatar Airways. Ia juga melihat sejumlah maskapai menambah penerbangan, termasuk kehadiran satu maskapai baru, BBN Airlines dan Trans Nusa.
"Kita harapkan ini secara perlahan, tapi dipercepat, akselerasi untuk ketersediaan kursi," ucapnya seraya menambahkan bahwa banyak maskapai belum mendapat tambahan jumlah pesawat sehingga kapasitas penerbangan di Indonesia belum sampai ke angka sebelum pandemi.
Prediksi Puncak Arus Mudik dan Balik versi Jasa Marga
Sementara itu, PT Jasa Marga (Persero) Tbk memprediksi puncak arus mudik lebaran terjadi pada H-4 lebaran Idulfitri 1445 H atau pada 6 April 2024. Volume kendaraan pada puncak arus mudik diprediksi mencapai 259.000 unit atau naik sebesar 0,03 persen bandingkan dengan puncak arus mudik 2023.
"Atau lebih besar 66,8 persen kalau kita bandingkan dengan kondisi lalin normal," kata Direktur Operasi Jasa Marga, Fitri Wiyanti dalam konferensi pers Peran BUMN dalam Mudik Lebaran Tahun 2024 di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu, 27 Maret 2024, dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com.
Sedangkan, puncak arus balik mudik lebaran Idulfitri 2024 diprediksi jatuh pada H+4 Idulfitri 1445 H atau 14 April 2024. Volume kendaraan pada puncak arus balik diperkirakan mencapai 300.722 kendaraan atau naik 13,2 persen dibandingkan 2023. "Atau naik sebesar 131 persen dibandingkan dengan kondisi normal, sehingga perlu kita waspadai," bebernya.
Ia memetakan lokasi kritis terdapat di kilometer 66 ruas tol Jakarta-Cikampek. Jasa Marga memprediksi, total kendaraan yang akan meninggalkan Jakarta mencapai 1,86 juta unit atau naik sebesar 6,41 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara, total volume pada arus balik Lebaran yang akan mengarah Jakarta berkisar 189,8 juta kendaraan. Angka ini naik 4,44 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya.
Advertisement