Tips Kelola THR Biar Tak Boros, 4 Hal Ini Wajib Dilakukan

Seiring dengan euforia penenerimaan THR seringkali THR yang diterima dengan cepat habis tanpa memberikan manfaat yang berkelanjutan.

oleh Divina Aulia Rachmani diperbarui 29 Mar 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi uang rupiah, THR. (Gambar oleh Eko Anug dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan salah satu bentuk apresiasi dari perusahaan kepada karyawan maupun pekerja menjelang hari raya dan hal ini menjadi momen yang paling dinantikan oleh banyak orang di Indonesia terutama saat menjelang hari lebaran.

Namun, seringkali THR yang diterima dengan cepat habis tanpa memberikan manfaat yang berkelanjutan. THR memiliki peran penting dalam membantu karyawan merayakan momen spesial ini dengan lebih tenang dan bersemangat

Seiring dengan euforia menerima THR, penting bagi setiap individu untuk memahami arti penting di balik pengelolaannya dengan bijak. THR bukanlah sekadar bonus tambahan yang dapat dihabiskan begitu saja.

Pengelolaan THR yang bijak dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi keuangan pribadi seseorang. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti, pengelolaan THR yang tepat dapat menjadi langkah cerdas dalam menjaga stabilitas keuangan.

Beberapa tips pengelolaan THR yang bijak antara lain adalah:

1. Buatlah Rencana Pengelolaan THR

Banyak dari penerima THR belum memiliki rencana yang jelas tentang bagaimana mereka akan menggunakannya. Tanpa perencanaan yang matang, uang tersebut cenderung dihabiskan untuk hal-hal yang tidak penting, sehingga cepat habis tanpa memberikan manfaat yang signifikan.

Andi Nugroho, seorang Finnancial Planner menjelaskan bahwa Langkah pertama yang perlu dilakukan setelah menerima THR adalah membuat rencana pengeluaran yang terperinci. Identifikasi kebutuhan menjadi beberapa pos dan prioritaskan kebutuhan wajib anda.

“Hal utama yang harus dipenuhi adalah kebutuhan penting pasca lebaran, seperti kebutuhan pokok, pembayaran uang sekolah, biaya transportasi sehari hari,” ujarnya pada Liputan6.com Jumat (29/03/2024).

2. Prioritaskan Kebutuhan Wajib Anda

Setelah memenuhi kebutuhan wajib, alokasikan sebagian dari THR untuk tagihan rutin, dan pembayaran utang. Pastikan untuk tidak mengabaikan pembayaran utang atau tagihan rutin, karena hal ini dapat menyebabkan masalah keuangan di masa depan.

“Kalau kebutuhan lebaran itu tidak wajib dan tidak ada sanksi jika tidak membelinya, sedangkan membayar hutang atau cicilan (jika ada) itu wajib dan ada sanksinya jika tidak membayar. Lalu gunakan sisanya untuk mudik, membeli jajanan lebaran, memberi orang tua dan lain lain” Tambahnya


Selanjutnya

Gunakan dana THR untuk kebutuhan terpenting, jangan sampai termakan diskon spesial hari raya. (Foto: Freepik/jcomp)

 

3. Pentingnya Tabungan dan Investasi 

Seringkali, orang-orang cenderung menggunakan seluruh uang THR untuk kebutuhan sehari-hari atau hiburan, tanpa memikirkan kebutuhan masa depan. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan dana di kemudian hari dan membuat Anda kesulitan mengatasi situasi keuangan yang tidak terduga.

Andri juga mengatakan bahwa jika memungkingkan sebagian uang THR untuk ditabung atau diinvestasikan. Dana tabungan dapat digunakan sebagai cadangan darurat atau untuk mencapai tujuan keuangan jangka pendek, sedangkan investasi dapat membantu memperbesar kekayaan Anda di masa depan. Dengan memprioritaskan tabungan dan investasi, Anda dapat memastikan keberlangsungan keuangan Anda dalam jangka panjang.

“Sisihkan sekitar 10% dari pedapatan THR anda jika memungkinkan, karena kembali lagi pada dasarnya THR biasa digunakan untuk kebutuhan lebaran” jelasnya.

Hindari Pembelian Barang yang Tidak Diperlukan

Saat menerima THR, godaan untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan seringkali cukup besar. Hindarilah godaan untuk pembelian impulsif dan pertimbangkan kembali kebutuhan sebenarnya dari setiap pembelian. Tanyakan pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar diperlukan atau hanya merupakan keinginan belaka.

4. Hindari Pembelanjaan Impulsif

Meskipun saat bulan ramadhan banyak sekali toko offline maupun online yang menawarkan diskon maupun promo, tetaplah pada rencana pengeluaran yang telah anda buat dan hindari godaan untuk melakukan pembelanjaan impulsif. Pertimbangkan kembali apakah barang atau layanan yang ditawarkan dalam promosi atau diskon tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya diinginkan. Berlatih untuk menahan diri dari godaan belanja impulsif dapat membantu Anda menghindari pengeluaran yang tidak perlu.

Andi juga menyarakan untuk memastikan bahwa harga diskon yang anda pilih benar benar diskon bukan tehnik marketing semata.

“Berbelanja boleh saja asalkan sesuai kebutuhan. Kalau bisa saat berbelanja online pastikan harga akhir memang murah, kalau harga akhir ditambah dengan ongkos kirim mahal sehingga harganya sama saja awal ya lebih baik beli secara offline". Ucapnya

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya