Organisasi Disabilitas di Malang Gerakkan Literasi Lewat Kelas Baca Tulis

Sebagai penggerak literasi disabilitas, Linksos mengajak masyarakat untuk giat membaca dan menulis.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 29 Mar 2024, 11:00 WIB
Organisasi Disabilitas di Malang Jadi Penggerak Literasi dengan Adakan Kelas Baca dan Tulis. Foto: Linksos.

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi disabilitas memiliki banyak peran dalam memajukan kehidupan penyandang disabilitas, salah satunya sebagai penggerak literasi.

Fungsi penggerak literasi salah satunya ditunjukkan oleh organisasi disabilitas di Malang, Lingkar Sosial (Linksos).

Sebagai penggerak literasi disabilitas, Linksos mengajak masyarakat untuk giat membaca. Pada Agustus 2016, Linksos mendirikan taman baca anak. Hal ini sebagai bentuk kepedulian organisasi terhadap realitas anak-anak yang kecanduan gadget atau gawai.

Menurut Ketua Pembina Linksos Ken Kerta, taman baca anak cukup menarik perhatian anak-anak. Tim Linksos membuat kegiatan membaca di luar ruangan. Berbekal tikar sebagai alas duduk dan tenda untuk berteduh.

Namun, kegiatan ini hanya berjalan sekitar enam bulan. Kendalanya adalah ketersediaan buku bacaan. Anak-anak sangat menyukai buku cerita yang kaya dengan ilustrasi gambar, contohnya Bobo.

“Kebutuhan Linksos agar taman baca tersebut kembali jalan adalah adanya lokasi taman baca yang strategis dan adanya ketersediaan buku. Dalam hal ini, Linksos mengajak masyarakat luas untuk berkontribusi,” kata Ken dalam keterangan pers, Kamis (28/3/2024).

Ken berharap, kegiatan ini masih bisa dilanjutkan. Upaya saat ini adalah membuka kontribusi masyarakat untuk ketersediaan lokasi taman baca yang memadai dan ketersediaan buku pelatihan menulis di unit layanan disabilitas (ULD) Lawang, Malang.


Mengajak Masyarakat Menulis

Selain membaca, organisasi ini juga mengajak masyarakat termasuk penyandang disabilitas untuk menulis. Tak hanya menulis dalam konteks merangkai huruf. Namun menulis dalam konteks menyajikan informasi dalam bentuk artikel, berita langsung dan karya lainnya.

Untuk belajar menulis seperti ini, diperlukan minat dan kemauan. Menurut Ken, menulis termasuk keterampilan unik, terbukti dengan sedikitnya jumlah penulis dibandingkan dengan jumlah pembaca.

Bagi organisasi disabilitas penggerak literasi maupun organisasi lain secara umum, kemampuan menulis sangat penting. Organisasi wajib mempublikasi tujuan, visi, misi, dan kegiatannya. Dengan adanya publikasi, publik akan lebih mudah mengakses manfaat organisasi. Publik juga akan lebih mudah memberikan dukungan terhadap organisasi.


Gelar Pelatihan Menulis

Mengingat pentingnya menulis, sejak tahun 2014, Linksos mendorong anggotanya untuk menulis narasi kegiatan.

Tak hanya itu, organisasi disabilitas penggerak literasi ini sejak tahun 2019 mulai mengadakan pelatihan menulis bagi komunitas.

Untuk menarik minat penyandang disabilitas di dunia literasi, Linksos juga membuat lomba menulis. Alumni pelatihan menulis dan alumni lomba menulis, yang berminat kemudian bergabung dalam komunitas menulis.

Ken juga mengajak pembaca situs Linksos untuk menulis. Pada situs resminya, terdapat tombol “mulai menulis.” Dengan mengikuti tautan tombol tersebut, pembaca berkesempatan mengirimkan tulisan.


Kerja Sama Memajukan Literasi

Lebih lanjut Ken mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen memajukan literasi di Indonesia. Untuk itu, organisasi disabilitas penggerak litersi ini membuka peluang kerja sama bagi lintas sektor di bidang literasi.

Pertama, menjadi kontributor dengan bergabung di komunitas menulis. Kedua, kerja sama menulis buku. Selain itu, Linksos juga terbuka dengan penelitian dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi.

“Khususnya untuk kerjasama menulis buku, wajib melalui proses nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama. Tema penulisan buku yang sesuai saat ini, adalah terkait Kurikulum Sekolah Alam, Kurikulum Kader Posyandu Disabilitas, Kurikulum Kader Kusta, serta Petunjuk Pelaksanaan Posyandu Disabilitas.”

Penulisan buku untuk tema-tema lain juga terbuka luas, misalnya terkait kesehatan reproduksi disabilitas, kesehatan jiwa, kusta, UMKM, pengurangan resiko bencana, hukum dan HAM, aksesibilitas, psikologi, administrasi, sosial budaya dan lainnya.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya