Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Kota Bandung dikabarkan akan menyebar sebanyak tiga kuintal obat bubuk abate atau obat pembunuh jentik nyamuk untuk menangani kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang belakangan terus meningkat.
300 kilogram bubuk abate itu disebut akan disebar di 151 kelurahan Kota Bandung. Selain itu, pemerintah kota juga diakui sudah menyiapkan 15 ribu Rapid Diagnostik Tes (RDT), sebuah alat pengetesan DBD.
Advertisement
"Besok (29/3/2024) kita akan lakukan pemberantasan sarang nyamuk di 151 kelurahan termasuk kita sebar Abate untuk menekan penyebaran kasus," kata Bambang, Kamis 28 Maret 2024.
"Kita lakukan barisan meningkatkan pelayanan publik kita dan mari kita lakukan upaya preventif dan kuratif untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi warga kota Bandung," imbuhnya.
Bambang menyebut, pemerintah kota juga telah menyiapkan langkah-langkah preventif dan kuratif. Langkah preventif dilakukan jajaran kewilayahan bersama perangkat daerah untuk melakukan upaya-upaya pencegahan.
"Para camat, lurah, forum RW RT kita libatkan. Mereka mengedukasi secara masif di masyarakat," katanya.
Dia memastikan kesiapan 80 puskesmas yang tersebar di 30 kecamatan kota Bandung dalam penanganan awal kasus DBD di masyarakat.
"Kami punya puskesmas yang terus penanganan kuratif. Ada 80 puskesmas tersebar di 30 kecamatan kita siap siagakan untuk melakukan upaya kuratif. Kita juga siapkan sarana dan prasarana untuk memberikan penanganan darurat apakah perlu dirujuk ke rumah sakit," ujarnya.
41 Rumah Sakit Siaga
Sebanyak 41 rumah sakit di Kota Bandung dipastikan siap menangani kasus demam berdarah dengue (DBD) yang merebak beberapa waktu ini. Terkait itu, Pemerintah Kota Bandung pun disebut telah menggelar rapat koordinasi dengan para direktur dan kepala rumah sakit.
Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono mengaku telah meminta secara langsung agar rumah sakit memberikan pelayanan maksimal bagi pasien DBD.
"Hari ini kita undang para direktur rumah sakit, mari kita bersama tangani kasus demam berdarah yang cukup tinggi. Kita bersepakat, kalau terjadi kasus DBD maka akan diberikan ruang oleh teman-teman rumah sakit untuk segera ditangani," kata Bambang dalam keterangannya di Bandung, Kamis (28/3/2024).
Pihak rumah sakit juga diminta untuk terus memperbaharui data pasien DBD secara berkala sehingga data yang didapat valid dan real-time. Data menjadi salah satu penunjang dalam intervensi penanggulangan DBD.
"Sampai dengan minggu ketiga bulan Maret ada penurunan kasus dibanding awal Maret. Mudah-mudahan datanya valid dan real-time, kita bangun sistem informasinya update," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan, saat ini tingkat keterisian rumah sakit mencapai 73,6 persen. Ia menyebut di beberapa rumah sakit didominasi pasien DBD.
Untuk itu, perlu adanya sinergisitas antara pemerintah dan rumah sakit agar tidak terjadi lonjakan kasus DBD yang dirawat di rumah sakit.
"Kota Bandung sedang terjadi kenaikan kasus demam berdarah yang cukup signifikan dan ini menjadi beban juga bagi rumah sakit karena dari data yang kami dapatkan ketelisian tempat tidur di rumah sakit saat ini 73,6 persen itu cukup tinggi sebetulnya," katanya.
Advertisement