Jelang Lebaran, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Digalakkan

Satgas Pangan Polri menyarankan agar pasar murah digalakkan untuk menjaga stabilisasi harga dan stok bahan pokok penting (bapokting) selama Ramadhan serta menjelang lebaran.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 29 Mar 2024, 08:00 WIB
Aktivitas perdagangan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (20/4). Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim harga pangan terkendali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Satgas Pangan Polri menyarankan agar pasar murah digalakkan untuk menjaga stabilisasi harga dan stok bahan pokok penting (bapokting) selama Ramadhan serta menjelang lebaran.

Hal ini disampaikan saat Satgas Pangan Polri melakukan sidak ke pasar-pasar di Kalimantan Tengah (Kalteng).

Anggota Tim Satgas Mabes Polri, Kombes Joko Purnomo mengatakan, Satgasda dan kementerian/lembaga harus melakukan antisipasi untuk tetap menjaga kestabilan harga dan stok bahan pokok penting selama Puasa Ramadan serta menjelang lebaran.

“Menyarankan kepada instansi terkait agar kegiatan pasar penyeimbang/pasar murah dan program lainnya lebih diintensifkan lagi, sebagai upaya dalam menjaga stabilisasi harga menjelang Hari Raya Idul Fitri Tahun 2024,” tutur Joko kepada wartawan, Jumat (29/3/2024).

Menurutnya, berdasarkan hasil pengecekan tim di pasar-pasar tradisional dan ritel modern wilayah Kalteng, tidak ada stok bahan pokok penting atau 12 komoditi yang mengalami kekurangan.

“Sesuai hasil pengecekan bahwa stok 12 komoditi aman, surplus cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) Ramadhan dan Idul Fitri. Jadi, tidak ada stok komoditi yang defisit dan kurang,” ungkapnya.

Joko membeberkan, hasil pengecekan beras medium di pasar tradisional didapatkan dari luar wilayah dan dijual ke konsumen dengan harga Rp 13.250 per kilogram. Kemudian, beras premium di pasar tradisional didapatkan dari luar wilayah dan dijual ke konsumen Rp 17.000 per kilogram.

“Beras SPHP di pasar tradisional di salah satu Toko memiliki stok sebanyak 160 sak @5 kilogram, beras SPHP didapatkan dari Bulog Palangka Raya dijual ke konsumen dengan harga Rp 57.500 per 5 kilogram,” ujarnya.

 


Mengalami Kenaikan

Joko mengatakan, cabai rawit merah di pasar tradisional memiliki stok cabai rawit merah didapatkan dari luar wilayah dan dijual ke konsumen dengan harga Rp 53.000 per kilogram. Selanjutnya, cabai merah keriting didapatkan dari luar wilayah dan dijual ke konsumen harganya Rp 55.000 per kilogram.

Kemudian, harga bawang putih memiliki stok didapatkan dari luar wilayah dan dijual ke konsumen seharga Rp 40.000 per kilogram. Sedangkan, harga bawang putih didapatkan dari luar wilayah dan dijual ke konsumen seharga Rp 34.000 per kilogram.

“Minyak goreng curah di Pasar Besar didapatkan dari dalam wilayah dan dijual ke konsumen dengan harga Rp 14.000 per liter,” kata dia.

Selain itu, harga komoditi telur ayam ras didapatkan dari luar wilayah dan dijual ke konsumen dengan harga Rp33.000 per kilogram. Sementara, harga daging ayam ras didapatkan dari luar wilayah dan dijual ke konsumen Rp 39.000 per kilogram.

“Daging sapi di pasar didapatkan dari luar wilayah dan dijual ke konsumen dengan harga Rp 140.000 per kilogram. Sedangkan, daging sapi di Pasar Kahayan dijual ke konsumen Rp 150.000,” Joko menandaskan.


Jangan Melakukan Aksi Borong Bahan Pangan

Pemerintah mengingatkan masyarakat tidak perlu melakukan aksi borong bahan pangan atau panic buying menghadapi lebaran.

Sebab, stok pangan dipastikan cukup tersedia dengan harga terjangkau.

"Berapapun permintaannya siap kami penuhi, baik melalui stok di dalam negeri, kalau kurang masih ada mekanisme impor," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Isy Karim saat diskusi yang digelar Divisi Humas Polri, di Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Disebutkan, Kemendag dari 600 pasar tradisional di 500 kota di tanah air, harga bahan pangan relatif stabil, kecuali harga cabe dan ayam yang naik sedikit. Sedang untuk beras yang sempat terjadi kelangkaan di retail-retail modern saat ini sudah relatif stabil.

"Harga bawang putih naik cukup tinggi karena harga impornya juga naik," ungkap Isy Karim.

Sementara, Karo Perencanaan, Kerjasama dan Humas Badan Pangan Nasional, Budi Waryanto menambahkan, sampai April 2024 rata-rata stok beras cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 65 hari.

"Untuk komoditas yang mengandalkan ekspor, seperti kedelai, gula pasir, daging sapi juga relatif cukup," terang Budi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya