Sandi Cerita Bagaimana Dangdut Koplo Jadi Musik Peregangan di Liga Voli Korea

Sektor ekonomi kreatif Indonesia masuk dalam tiga besar dunia yang mampu menyumbang pendapatan negara.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 31 Mar 2024, 19:00 WIB
Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menpar Ekraf). (Jumat, 28/03/2024). (Yandhi Deslatama/Liputan6.com).

Liputan6.com, Serang - Sektor ekonomi kreatif Indonesia masuk dalam tiga besar dunia yang mampu menyumbang pendapatan negara. Posisi pertama diduduki Amerika Serikat, tempat selanjutnya diisi Korea Selatan.

Amerika Serikat berada di posisi pertama ekonomi kreatif, penyumbang terbesarnya dari dunia perfilman Hollywood, kemudian musik Jazz. Sedangkan Korea Selatan memiliki KPop hingga Drakor atau Drama Korea yang menyumbang pendapatan negara.

"Di posisi tiga muncul Indonesia dengan kontribusi sekitar 8 persen dari PDB kita, kita punya drahor, drama horor. Drahor kita ini luar biasa. Kita punya Dkop, dangdut koplo. Penggemarnya udah sampai Turki, Amerika, jadi musik resmi peregangan di liga voli Korea, di putar untuk pemanasannya," ujar Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (MenparEkraf), di Untirta Banten, Jumat, (29/03/2024).

Dunia kreatif Indonesia, terutama perfilman, membutuhkan kolaborasi antar kementerian, pemerintah daerah, kampus hingga perusahaan. 

Sandi berharap Indonesia bisa mendapatkan Piala Oscar, penghargaan bergengsi di dunia perfilman. Dia meyakini, bakal ada film nasional yang mendapatkannya.

"Kita berdoa terus, karena saya dalam waktu tidak terlalu lama lagi, kita sanggup memenangkan Piala Oscar. Korea udah menang, India udah menang, padahal Indonesia posisi tiga besar dunia dari segi subsektor ekonomi.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Film, Budaya dan Wisata

Drahor menurut Sandi, mampu memasarkan dunia pariwisata daerah ke kancah nasional. Salah satunya dalam film KKN di Desa Kenari, menampilkan keindahan alam Banyuwangi, Jawa Timur.

Produser film diharapkan bisa terus mengangkat kebudayaan dan keindahan alam Indonesia melalui sinematografi, sehingga wisatawan lokal dan mancanegara bisa datang berlibur.

"Agak Laen juga menggunakan dialek dari Medan. Ngeri-ngeri Sedap yang mengangkat kebudayaan kekeluargaan di Danau Toba. Itu mengangkat wisata kita. Itu bisa di kombinasi dengan film-film," jelasnya

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya