Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat (AS) dilaporkan belum lama ini mengizinkan pengiriman bom dan jet tempur senilai miliaran dolar ke Israel. Demikian diungkapkan dua sumber yang mengetahui hal tersebut pada hari Jumat, (29/3/2024), sekalipun AS secara terbuka menyatakan keprihatinannya mengenai kemungkinan serangan militer Israel di Rafah.
"Paket senjata baru tersebut mencakup lebih dari 1.800 bom MK-84 seberat 2.000 pon dan 500 bom MK-82 seberat 500 pon," kata sumber tersebut, yang membenarkan laporan di Washington Post, seperti dilansir The Guardian, Sabtu (30/3).
Advertisement
Paket tersebut dikirimkan saat Israel menghadapi kritik keras internasional atas pengeboman dan serangan darat yang terus berlanjut di Jalur Gaza serta ketika sejumlah politikus Partai Demokrat menyerukan Joe Biden agar dia menghentikan bantuan militer AS.
AS sebelumnya telah mengerahkan pertahanan udara dan amunisi ke Israel. Beberapa politikus Demokrat dan kelompok Arab-Amerika diketahui mengkritik dukungan teguh pemerintahan Biden terhadap Israel, yang menurut mereka memberikan rasa impunitas.
AS memberikan USD 3,8 miliar bantuan militer tahunan kepada Israel, yang merupakan sekutu lama dan utamanya di Timur Tengah.
Dukungan AS Tak Goyah
Biden pada hari Jumat mengakui "kepedihan yang dirasakan" oleh banyak orang Arab-Amerika atas perang di Jalur Gaza, dukungan AS terhadap Israel, dan serangan militer Israel.
Walau begitu, dia berjanji akan terus memberikan dukungan kepada Israel sekalipun terjadi perselisihan di permukaan publik dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Gedung Putih menolak berkomentar mengenai transfer senjata tersebut. Sementara itu, Kedutaan Besar Israel di Washington, DC belum memberikan responsnya.
Advertisement
Pentingnya Dukungan AS bagi Pertahanan Israel
Kabar mengenai transfer senjata muncul menyusul kunjungan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant ke Washington minggu ini, di mana dia membahas kebutuhan senjata Israel dengan rekan-rekannya di AS.
Berbicara kepada wartawan pada hari Selasa, (26/3) Gallant yang dinilai berusaha meredakan ketegangan AS-Israel menekankan pentingnya hubungan AS terhadap keamanan negaranya dan menjaga keunggulan militer Israel secara kualitatif di kawasan, termasuk kemampuan udaranya.
Perang Hamas Vs Israel di Jalur Gaza meletus pada 7 Oktober 2023 setelah Hamas menyerang Israel dan menewaskan setidaknya 1.200 orang serta menyandera 253 lainnya. Israel membalas peristiwa itu dengan melancarkan serangan udara dan darat ke Jalur Gaza, yang menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza, telah menewaskan lebih dari 32.000 orang.