Polda Metro Jaya Ancam Tindak Tegas Ormas yang Paksa Minta THR Lebaran

Polda Metro Jaya melarang organisasi masyarakat (ormas) meminta jatah Tunjangan Hari Raya (THR) secara paksa ke pelaku usaha.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 30 Mar 2024, 16:20 WIB
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan bahwa Selebgram Siskaeee melakukan berbagai upaya untuk melarikan diri dari kejaran petugas kepolisian. (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta Polda Metro Jaya melarang organisasi masyarakat (ormas) meminta jatah Tunjangan Hari Raya (THR) secara paksa ke pelaku usaha.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, kepolisian akan menindak tegas apabila ada Ormas yang memaksa meminta THR kepada pelaku usaha.

"Ormas meminta THR secara paksa, dengan cara mengancam dan cara premanisme akan kami tindak tegas sesuai undang-undang yang berlaku tentunya hal tersebut tidak dibenarkan dan melawan hukum," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/3/2024).

Ade Ary mengatakan, Kapolda Metro Jaya telah memberikan arahan kepada jajaran untuk tidak mentolerir dan memberantas segala aksi premanisme termasuk upaya pemerasan yang dilakukan sejumlah oknum jelang hari raya Lebaran.

"Kapolda Metro Jaya telah memerintah Kepada Kapolres serta Kapolsek Jajaran, bila menerima aduan masyarakat terkait permintaan THR dengan unsur pemerasan dilakukan oleh oknum tertentu ataupun oknum ormas, segera tindak lanjuti dan tindak tegas," ungkapnya.

Meski demikian, kata dia, pihaknya tidak bisa bergerak sendiri tanpa adanya peran serta masyarakat. Maka itu, jika ada warga yang menjadi korban pemerasan THR segera melapor, jangan ragu apalagi merasa takut.

"Segera lapor, kita ada Bhabinkamtibmas, ada Polres dan Polsek terdekat atau bisa datang ke Polda Metro Jaya atau melalui Call Center 110 jika ada ormas yang memaksa meminta THR Ramadan maupun IdulFitri," ujar dia.


Jelang Lebaran, Sahroni DPR Ingatkan Ormas Jauhi Tindakan Premanisme

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta organisasi masyarakat atau ormas untuk menghindari perilaku premanisme menjelang lebaran.

Hal ini menyusul adanya aksi ormas pemuda di Tasikmalaya, yang masuk ke kantor leasing dan membuat keributan. Bahkan sempat menganiaya satpam di sana.

"Jadi kita antisipasi yang bergaya premanisme seperti ini, enggak ada faedahnya," kata Sahroni dalam keterangannya, Kamsi (28/3/2024).\

Dia pun berharap, agar polisi bisa segera menuntaskan di Tasikmalaya tersebut.

"Saya minta negara tidak kalah dengan para preman-preman ini. Tangkap dan proses mereka semua, jangan ada yang dibiarkan lolos. Karena oknum-oknum bergaya preman ini sudah sangat meresahkan masyarakat," jelas Sahroni.


Kasus di Sukabumi

Politikus NasDem ini juga mengusulkan, pihak kepolisian mendalami aktivitas ormas tersebut. Sahroni khawatir, ormas tersebut kerapkali merugikan masyarakat.

"Coba polisi juga selidiki kegiatan ormas tersebut. Saya khawatir mereka ini memang sering semena-mena dan rugikan masyarakat," tuturnya.

Sahroni juga berpesan agar Polri terus sigap menghadapi laporan masyarakat terkait aksi-aksi premanisme.

“Pokoknya kalau masyarakat melapor soal aksi premanisme, enggak pakai lama harus langsung ciduk semua pelakunya," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya