Liputan6.com, Jakarta - Hari Film Nasional 2024 jatuh tepat hari ini, Sabtu (30/3/2024). Menyambut perayaan itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berharap industri yang padat karya itu bisa berkontribusi lebih dalam peningkatan ekonomi Indonesia.
"Kita berharap dengan industri perfilman yang lebih tinggi, dampak ekonominya bisa meningkatkan kesejahteraan menuju Indonesia Emas 2045," kata Sandiaga dalam peringatan Hari Film Nasional di Jakarta, dikutip dari rilis yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com.
Advertisement
Menurut Sandi, produksi perfilman Indonesia saat ini sudah maju dan mampu bersaing di kancah internasional, serta membuka lapangan pekerjaan yang luas. Salah satu contohnya ditunjukkan film Badarawuhi di Desa Penari, yang merupakan film spin off dari KKN di Desa Penari.
Menurut informasi yang diterimanya, film Badarawuhi telah menciptakan 1.000 lapangan kerja, mulai dari sutradara, aktor, juru kamera, hingga katering. Sementara, film-film berbujet rendah rata-rata bisa menciptakan 100--200 lebih lapangan pekerjaan. "Berarti ini lapangan kerja yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita," ucap Sandiaga.
Dampak ekonomi lainnya dari industri perfilman adalah menggerakkan sektor pariwisata. Ia menyebutkan Laskar Pelangi yang berlatar di Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung, sebagai contoh nyata tempat yang awalnya tidak terkenal, menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.
"Belitung itu destinasi wisata yang terdorong industri perfilman, Laskar Pelangi itu ternyata mampu meningkatkan kunjungan sampai 37 persen (di Belitung), 24 penerbangan (ke Belitung). Jadi, ini yang luar biasa," sambung dia.
Dukungan Pemerintah untuk Industri Perfilman Dalam Negeri
Ketua Pengurus Besar Persatuan Artis Film Indonesia '56 (PARFI '56) Marcella Zalianty menyampaikan kabar positif dari industri perfilman dalam negeri. Ia menyebut bahwa total penonton film Indonesia di bioskop pada 2022 menembus 54.073.776 orang.
"Peningkatan jumlah dan kualitas produksi film nasional tentunya akan mampu merebut peluang ceruk yang lebih besar di pasar domestik, Asia, dan bahkan dunia ini terlihat dari raihan sekitar 61 persen market share penonton film di Indonesia, mengungguli capaian market share film impor yang hanya memperoleh sekitar 39 persen saja di tahun 2022," kata Marcella.
Ia berharap film Indonesia akan menjadi medium diplomasi kultural yang lebih berdaya di masa depan. Hal itu didukung penuh oleh pemerintah lewat tiga elemen, yakni anggaran, kebijakan, dan kehadiran.
"Anggaran yang terbatas mudah-mudahan bisa ditingkatkan, tapi kebijakan juga mengenai keselamatan kerja, maksimal jam kerja juga keselamatan dan keamanan aktor," ujar Sandiaga.
Sejauh ini, pemerintah memfokuskan anggaran untuk membantu sektor industri film pendek yang selama ini belum tersentuh komersialisasinya. Salah satunya dengan menyelenggarakan Festival Film Bulanan.
"Kemarin kita meluncurkan Hari Film Nasional ke-74 di Untirta, Serang. Ini untuk mendemokratisasi perfilman Indonesia, bukan hanya di kota kota besar tapi juga di seluruh wilayah Nusantara," kata Sandiaga.
Advertisement
Sejarah Hari Film Nasional
Tema Hari Film Nasional 2024 adalah Aktor Tangguh Industri Tumbuh. Hari Film Nasional ditetapkan dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri, motivasi para insan film Indonesia serta untuk meningkatkan prestasi yang mampu mengangkat derajat film Indonesia secara regional, nasional, dan internasional.
Penetapan 30 Maret sebagai Hari Film Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1999 yang ditandatangani Presiden ke-3 RI BJ. Habibie. Hal itu dilatari oleh pertama kalinya sebuah film diproduksi oleh perusahaan Indonesia dan disutradarai oleh orang Indonesia, H. Usmar Ismail, tepat pada 30 Maret 1950.
Perayaan Hari Film Nasional merupakan momen yang penting bagi komunitas perfilman Indonesia. Utamanya untuk bersatu dan merayakan keberagaman dan kekayaan budaya yang dihasilkan oleh industri film nasional.
"Harapan kami dari PARFI‘56 dan entitas perfilman, dengan gerakan semacam ini, dapat membangkitkan antusias dan kecintaan masyarakat terhadap film Indonesia yang pada akhirnya melalui film dapat menjadi perekat persatuan di masyarakat yang berbudaya dan kreatif," kata Marcella.
Perayaan ini sering kali diisi dengan berbagai kegiatan, termasuk pemutaran film-film klasik Indonesia. Ada pula diskusi panel dengan sineas-sineas ternama, pemberian penghargaan kepada para profesional perfilman, serta berbagai kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mempromosikan industri film nasional. Juga menghargai kontribusinya terhadap budaya Indonesia.
Kiprah di Hong Kong Filmart 2024
Sebelumnya, sejumlah sineas Indonesia juga membawa kabar baik terkait rencana kolaborasi internasional mereka usai menghadiri Hong Kong International Film Festival & TV Market (FILMART) 2024. Untuk pertama kalinya, Indonesia menghadirkan Paviliun Indonesia dalam acara tersebut, beberapa waktu lalu.
Salah satu kabar datang dari rumah produksi Talamedia yang berhasil bermitra dengan Cercamon, agen penjualan berbasis di Dubai, untuk hak penjualan film "Crocodile Tears" secara global. Produser Talamedia Mandy Marahimin, menyampaikan rasa bangganya dapat menjalin kerja sama dengan Cercamon.
"Kami membutuhkan waktu tujuh tahun untuk mengembangkan dan merealisasikan film tersebut. Kami sangat senang Cercamon bermitra dengan kami untuk memperkenalkan film kami kepada dunia," kata Mandy, dalam kesempatan berbeda.
Sebaliknya, pihak Cercamon pun juga antusias bisa bemitra untuk film tersebut. "Keragaman film-film Asia Tenggara selalu memikat kami. Rasa antusias kami semakin menjadi ketika kami menemukan pre-teaser film ini selama fase pendanaannya," kata Sebastien Chesneau, perwakilan dari Cercamon.
Sementara, MAGMA Entertainment berkolaborasi dengan Columbia (Sony) Pictures, berencana menjalankan kerja sama untuk me-remake konten Intellectual property (IP) lokal untuk dibawa ke pasar internasional. Karya-karya yang pertimbangkan antara lain adalah film berjudul Pemukiman Setan dan Qodrat dari sutradara Charles Gozali.K
Kolaborasi internasional juga akan dijalankan oleh BASE Entertainment dan Barunson E&A, studio film asal Korea Selatan, di balik film bergengsi Parasite. Barunson E&A menjadi eksekutif produser dan mewakili BASE Entertainment dalam pendistribusian film ke pasar global.
Advertisement