Liputan6.com, Jakarta - Jagad media sosial Instagram kembali diramaikan dengan isu Bank Indonesia (BI) yang menerbitkan uang rupiah kertas pecahan baru. Dalam salah satu video, bank sentral dikabarkan resmi mengeluarkan rupiah kertas untuk nominal Rp 1.000 hingga Rp 100.000.000.
Sang pengunggah menampilkan yang pecahan Rp 1.0 yang diklaim sebagai uang kertas rupiah pecahan terbaru Bank Indonesia yang dilakukan redenominasi.
Advertisement
"Hal ini bila diterawang bank indonesia tak memasukkan tiga angka nol paling belakang di uang baru tersebut dalam pecahan seratus ribu misalnya," kata sang pengunggah di video tersebut.
Merespons isu tersebut, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menegaskan itu merupakan kabar hoaks yang sudah dibantah berulang kali.
"Video hoax di atas dan beberapa unggahan serupa sudah beberapa kali muncul dan kali ini dihangatkan kembali khususnya lewat WA Group. Kami sudah beberapa kali membuat bantahan juga," tegasnya kepada Liputan6.com, Sabtu (30/3/2024).
Erwin lantas melampirkan postingan di akun resmi Instagram @bank_indonesia tertanggal 5 Juli 2023, di mana pihak bank sentral masih menunggu waktu yang tepat jika akan melakukan redenominasi, atau pengecilan angka nol di belakang rupiah.
Bank Indonesia pun memastikan tiap video terkait redenominasi yang beredar bukan berasal dari bank sentral. Adapun visual uang yang ditampilkan dalam video bersangkutan juga dapat dipastikan bukan uang rupiah resmi yang diedarkan.
Kebijakan redenominasi dinilai masih perlu momentum yang tepat dan belum akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan terkait redenominasi yaitu kondisi makroekonomi sedang bagus, kondisi moneter dan sistem keuangan yang stabil, serta kondisi sosial politik yang kondusif," terang BI dalam akun Instagram resminya.
Masih dalam unggahan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memang menilai, perekonomian domestik saat ini memang sudah baik. Namun, itu masih dibayangi efek rambatan dari eksternal terutama pelemahan ekonomi global.
"Di satu sisi, stabilitas sistem keuangan saat ini juga stabil, tetapi masih ada ketidakpastian global. Sehingga implementasi redenominasi masih akan melihat momentum yang tepat," kata Perry.
Bank Indonesia: Lelang SRBI Sentuh Rp 409,38 Triliun
Sebelumnya diberitakan, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, lelang Sekuritas Rupiah BI (SRBI) tercatat Rp 409,38 triliun hingga 19 Maret 2024.
Hal itu disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, usai Rapat Dewan Gubernur BI yang dilaksanakan pada 19 Maret dan 20 Maret 2024.
"Hingga 19 Maret 2024, posisi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI masing-masing tercatat sebesar Rp 409,38 triliun, USD 2,31 miliar, dan USD 387 juta,” kata Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Maret 2024 di Jakarta, Rabu (20/3/2024).
Ia mengatakan, penerbitan SRBI, SVBI, dan SUVBI ini mampu memperkuat pendalaman pasar uang dan mendukung aliran masuk modal asing ke dalam negeri.
Perkembangan ini tercermin dari kepemilikan nonresiden pada instrumen SRBI yang mencapai Rp. 85,02 triliun (20,77% dari total outstanding).
"Ke depan, berbagai inovasi instrumen yang telah diterbitkan diharapkan dapat terus memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dari dampak rambatan global,” imbuh Perry.
Ke depan, berbagai inovasi instrumen yang telah diterbitkan diharapkan dapat terus memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dari dampak rambatan global.
Advertisement
Sekuritas Rupiah Bank Indonesia Bakal Jadi Andalan Tarik Modal Asing
Sebelumnya diberitakan, Bank Indonesia akan menerbitkan instrumen moneter baru yaitu, Sekuritas Rupiah Bank Indonesia atau Sekuritas Rupiah BI (SRBI) pada 15 September 2023.
Penerbitan SRBI ini diyakini mampu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, sekaligus mampu menarik aliran masuk modal asing dalam bentuk invesasi portofolio.
"Instrumen SRBI ini adalah part dari kita memastikan balancing yaitu mendorong masuk asing dan bisa memastikan nilai tukar terjaga, tetapi juga ada instrumen di pasar selain SBN (Surat Berharga Negara) yang sesuai dengan ekspektasi pasar," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Erwindo Kolopaking kata Erwindo dalam acara pelatihan wartawan BI di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Minggu, 10 September 2023.
Diketahui, SRBI merupakan surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan menggunakan underlying asset berupa Surat Berharga Negara (SBN) milik Bank Indonesia.
Tahap Awal
BI menyatakan, pada tahap awal, SRBI akan diterbitkan pada tenor 6, 9 dan 12 bulan (setelmen T+0) dengan jadwal dan hasil lelang yang akan diumumkan di website Bank Indonesia.
Penerbitan SRBI dilakukan melalui lelang dengan bank umum yang menjadi peserta operasi pasar terbuka (OPT) konvensional dan SRBI dapat dipindahtangankan atau ditransaksikan di pasar sekunder.
Pada pasar perdana, SRBI hanya dapat dibeli oleh bank umum yang menjadi peserta OPT konvensional baik secara langsung atau melalui lembaga perantara. Selanjutnya di pasar sekunder, SRBI dapat dipindahtangankan dan dimiliki oleh non-bank (penduduk atau bukan penduduk).
Advertisement