Liputan6.com, Prizren - Sesuatu yang khas dari Ramadhan di Kosovo adalah pitalka. Umat Islam di sana kerap menyantap roti spesial itu saat berbuka puasa.
Mengutip VOA Indonesia, Senin (31/3/2024), sebuah kota di Kosovo bahkan memiliki toko roti berusia seabad yang buka 24 jam sehari untuk memenuhi permintaan pitalka.
Advertisement
Sore hari menjelang magrib, antrean orang sudah terbentuk di luar toko roti bernama Furra Isufi, di Kota Prizren, Kosovo. Hanya ada satu hal yang ingin mereka beli di sana, yakni pitalka, roti lembut dan empuk yang sangat popular. Selama Ramadan, piltaka disantap saat berbuka puasa, atau saat sahur.
Toko roti ini sudah berdiri selama hampir satu abad, dan dimiliki secara turun menurun oleh sebuah keluarga. Hysen Collaku adalah pemilik toko roti tersebut untuk saat ini.
"Bersama saudara-saudara dan anak saya, saya bekerja di sini. Selama bulan Ramadan kami bekerja 24 jam, nonstop, membuat pitalka untuk berbuka puasa, untuk sahur. Ayah dan kakek saya memiliki profesi yang sama. Selama 15 tahun terakhir kami bekerja di toko roti ini," jelasnya.
Piltaka pada prinsipnya mirip pita -- roti berongga pipih yang dapat dibelah untuk menampung isian. Roti ini biasanya dihadirkan dalam bentuk bulatan dan ditaburi biji wijen. Aroma roti yang baru dipanggang, menurut para penggemarnya, dapat tercium hingga beberapa meter jauhnya sehingga menggugah selera makan.
Pitalka Primadona Kosovo Saat Puasa
Tidak hanya "Furra Isufi" yang menyajikan piltaka. Semua restoran di Prizren juga menawarkan roti itu saat acara berbuka puasa. Roti tersebut disantap bersama daging, kurma, zaitun, dan hidangan gurih lainnya.
Seperti halnya di banyak negara, kegiatan iftar kerap menjadi ajang bersosialisasi bagi sesama Muslim di Kosovo. Dan ini dibenarkan oleh Munir Basha, seorang warga.
"Ramadan sangat berarti di Prizren karena sebagian besar warga menjalankan ibadah puasa. Selama bulan Ramadan, cara hidup berubah. Yang menjadi ciri khas Ramadan di Prizren adalah masyarakatnya lebih bersosialisasi. Buka puasa diadakan untuk anggota keluarga dan teman. Toko roti buka hampir sepanjang malam hingga sahur karena menu khas Prizren selama Ramadan adalah pitalka dengan telur."
Advertisement
Pitalka di Kosovo, Tasbih di Mesir
Sementara itu, tasbih merupakan benda populer sepanjang tahun di Mesir. Kendati demikian mendapat perhatian khusus alias menjadi primadona selama bulan suci Ramadhan.
Para produsen dan pembeli mengatakan, apa yang membuat tasbih Mesir unik adalah karena seluruh prosesnya tidak melibatkan mesin. Hal itu diamini oleh Amr Kamal, seorang pemilik toko dan bengkel pembuatan tasbih. Ia mengatakan yang membedakan tasbih buatan mereka adalah semuanya hasil buatan tangan.
"Dari mulai mendapatkan bahan mentah, tidak ada mesin yang menyentuhnya, kami memotongnya menjadi beberapa bagian, semua ini buatan tangan. Dipotong manual, lalu kita bor lubangnya, seperti yang Anda lihat, lalu dijadikan tasbih, tidak ada mesin yang menyentuhnya. Ini yang membuat produk kami unik, semua bahan baku tersedia di mana-mana tapi yang membedakan satu tempat dengan tempat lain adalah para pekerja dan kerajinannya," ujar Amr seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (31/3/2024).
Namun krisis ekonomi yang terjadi saat ini dan kenaikan harga bahan baku telah membayangi produk-produk buatan tangan yang banyak digemari ini. Beberapa tasbih yang terbuat dari batu mulia menjadi tidak terjangkau dan dijual dengan harga ribuan pound. Satu pound mesir setara dengan $0,021 atau Rp335.
"Tasbih termahal terbuat dari amber. Satu gram biasanya berharga $5, $3, $4 atau paling banyak $10 - sekarang satu gram berharga $50 atau $60 dan bahkan lebih," ujarnya.
Amber sebenarnya bukanlah bebatuan, tetapi dianggap batu berharga seperti permata karena bersinar dan berkilau saat dipoles. Amber pada prinsipnya adalah resin yang mengeras dari jenis pohon purba tertentu yang telah menjadi fosil selama ribuan tahun.
Menuru Noha Masoud, seorang pedagang, jenis amber beragam.
“Amber Jerman adalah yang paling mahal, beberapa di antaranya sangat mahal mulai dari $5,3, diikuti oleh amber Bulgaria. Amber lokal kami juga sangat bagus. Ada juga tasbih yang terbuat dari batu Bologna dan Polandia yang harganya lebih terjangkau tetapi juga sangat bagus, tidak semahal yang dari Jerman," kata Noha.
Meski harga melonjak, faktanya hal itu tidak menghalangi sejumlah orang yang cukup berada untuk membeli tasbih di Kota Tua Mesir, seperti Tarek Mostafa.
Tarek menjelaskan yang membedakan tasbih Mesir dari buatan negara lain adalah keunggulan dalam kerajinan tangannya.
“Pekerja Mesir dapat membuat segala macam produk buatan tangan. Jika mereka memiliki keterampilan dasar yang baik, mereka dapat membuat desain apa pun. Kita perlu lebih memperhatikan kerajinan tangan di Mesir karena inilah yang mendatangkan pelanggan dari luar Mesir. Jika tidak, Mesir sama seperti negara lain, negara lain punya batu permata. Uni Emirat Arab dan Arab Saudi adalah rajanya batu permata, tapi mereka membeli tasbih dari kami," tutur Tarek.
Karena mahalnya, tasbih-tasbih di Kairo bahkan dilengkapi sertifikat resmi, yang menunjukkan tingkat karat batu berharga yang digunakan, harga dan siapa produsennya.
11 Menu Popular Saat Puasa Ramadhan dari Berbagai Penjuru Dunia, Ada Lapis Legit dari Indonesia
Bulan Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Islam. Bulan Suci di mana lebih dari sekadar menahan diri dari makan dan minum di siang hari, tapi waktu di mana kasih sayang, pengendalian diri, ibadah kolektif, dan pelayanan masyarakat dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia, mulai dari Timur Tengah hingga Amerika Utara, Maroko hingga Inggris.
Pada akhir bulan suci ini, hari raya Idul Fitri menjadi momen perayaan yang ditandai dengan disajikannya makanan khas Ramadan yang lezat dan berlimpah.
Dilansir dari Remitly, Sabtu (29/3/2024), makanan memainkan peran penting selama Ramadan, di mana setiap hari puasa dimulai dengan makan sahur sebelum matahari terbit dan diakhiri dengan buka puasa atau iftar setelah matahari terbenam.
Meskipun komunitas Muslim sangat beragam, ada beberapa makanan yang dianggap tradisional saat Ramadan oleh budaya tertentu. Dari salad segar hingga sup bergizi, kebab yang lezat sampai samosa pedas, puding beras hingga kue-kue pastry isi pistachio, ada banyak resep Ramadan yang dapat Anda nikmati.
Jika Anda penasaran dengan beberapa makanan ikonik yang biasa disajikan selama Ramadan, simak artikel ini untuk memulai petualangan kuliner Anda! Salah satunya ada dari Indonesia; kue lapis legit.
1. Asia Selatan: Haleem
Di antara makanan khas Ramadan dari Asia Selatan, Anda akan menemukan variasi dari semur kental yang berbumbu ini. Haleem dibuat dengan merendam biji-bijian seperti gandum dan barli semalaman, kemudian direbus dan dicampur dengan saus daging untuk menciptakan tekstur seperti pasta.
Haleem disajikan di Pakistan, India, dan Bangladesh, dan variasi regionalnya mungkin mengandung buah-buahan kering dan kacang-kacangan.
Makanan ini juga bisa ditaburi dengan perasan jeruk nipis, bawang, dan ketumbar segar. Haleem adalah tradisi kuno yang diyakini berasal dari hidangan yang dikenal sebagai harees, yang tercatat dalam buku masak yang berasal dari abad ke-10.
2. Turki: Ramazan Pidesi
Selama bulan Ramadhan di Turki, toko-toko roti sibuk membuat roti pita yang dikenal dengan nama "Ramazan pidesi" yang tidak akan Anda temukan di bulan-bulan lainnya.
Roti ini terbuat dari tepung terigu dengan ragi dan diberi taburan biji-bijian, serta memiliki pola anyaman yang khas di atasnya.
Makanan yang dikenal dengan sebutan Ramazan Pidesi ini biasanya disajikan untuk hidangan berbuka puasa dan sahur.
3. Yaman: Aseeda
Di seluruh wilayah Arab, versi lauk sederhana ini dinikmati selama bulan Ramadan dan perayaan lainnya seperti Maulid nabi.
Di Yaman, adonan tepung terigu yang lembut ini sangat umum. Biasanya disajikan dengan kaldu ayam berbumbu dan dimakan dengan tangan.
Hidangan ini berasal dari abad pertengahan al-Andalus. Versi lainnya, seperti bubur Maroko ini, disajikan dengan mentega dan madu.
Advertisement