Liputan6.com, Jakarta - Gereja Katedral Jakarta menggelar misa Hari Raya Paskah, Minggu (31/3/2024). Adapun Misa Paskah di Gereja Katedral digelar sebanyak empat sesi yakni, sesi pertama dimulai pukul 06.00 WIB yang dipimpin Romo Yusup Edi Muljono.
Kemudian sesi kedua pukul 08.30 WIB dipimpin Kardinal Ignatius Suharyo. Sesi ketiga pukul 11.00 WIB dipimpin Romo Yohanes Deodatus, dan sesi keempat pukul 17.00 WIB dipimpin oleh Romo Albertus Hani Rudi Hartoko.
Advertisement
Berdasarkan pantauan Liputan6.com dari Youtube Komsos Katedral Jakarta, Misa Paskah yang dipimpin Romo Yohanes Deodatus berlangsung dengan khidmat. Dia memulai misa dengan mengajak jemaat mengingat kembali janji baptis yang pernah diucapkan.
Romo Yohanes mengatakan bahwa Hari Raya Paskah bukan hanya momentum bagi umat Kristiani untuk mengingat kebangkita Yesus Kristus. Namun, kata dia, Paskah harus dijadikan momen untuk memperbaharui hidup dengan suka cita dan kegembiraan.
"Paskah tidak hanya kita mengingat bahwa Yesus bangkit, tapi kita juga ingin mengimani. Artinya, hidup kita juga diperbaharui dengan suka cita dan kegembiraan paskah," kata Romo Yohanes kepada jemaat Gereja Katedral yang hadir.
"Marilah kita siapkan hati kita dan sambil berdoa suka cita Paskah ada dalam hati kita dan keluarga kita," sambungnya.
Adapun misa pada sesi kedua pukul 11.00 WIB ini merupakan Misa keluarga dan anak-anak. Misa Paskah di Gereja Katedral digelar secara daring dan luring.
Sebagai informasi, Gereja Katedral Jakarta menyiapkan dekorasi siluet wayang pada perayaan Paskah 2024. Dekorasi siluet wayang itu sebagai perwujudan tema Paskah 2024 'Solidaritas dan subsidiaritas untuk mencapai kesejahteraan bersama'.
Wayang Paskah itu dapat dijumpai di halaman utama kompleks Katedral, Plaza Maria dan Plaza Kristus Raja. Tak hanya siluet wayang, Plaza Maria juga dihiasi dengan dekorasi khas Betawi dan Dayak penanda status ibu kota negara yang akan berpindah dari Jakarta ke Nusantara.
Filosofi Wayang
Adapun Siluet wayang atau bayang wayang dibuat dari bahan metal, simbol dari peleburan tradisi Paskah, budaya nusantara dan kondisi kekinian. Ada motif batik dengan garis-garis yang di desain modern, melambangkan gereja peduli dan terlibat aktif melestarikan nilai-nilai luhur tradisional Indonesia.
"Filosofi wayang atau bayang itu sendiri secara dalam menggambarkan kesederhanaan, refleksi kehidupan sekaligus pembawa terang dalam hidup manusia," kata Humas Keuskupan Agung Jakarta Susyana Suwadie dalam keterangan tertulis, diterima Jumat (29/3/2024).
Menurut Susyana, siluet wayang juga menggambarkan empat peristiwa di rangkaian perayaan Paskah dalam Pekan Suci. Pertama, kedatangan Tuhan Yesus di kota Yerusalem sebagai bagian peringatan Minggu Palma.
Kedua, terkait ritual pencucian kaki para rasul oleh Yesus sebagai bagian dari peringatan Kamis Putih.
Ketiga, Yesus disalib di bukit Golgota. Terakhir, soal kebangkitan Tuhan Yesus sebagai peringatan Minggu Paskah.
"Penonjolan Figur Yesus Kristus dalam bentuk emas kali ini menonjolkan pribadi Yesus yang menjadi panutan dan teladan kita semua, melambangkan juga sinar terang dan poros bagi kehidupan kita," ucap Susyana.
Advertisement