Fenomena Tanah Arab Menghijau Benarkah Tanda Kiamat? Ini Pendapat UAH

Hal ini juga menjadi perhatian salah seorang Ustadz tanah air yang namanya cukup dikenal masyarakat Indonesia yakni Ustadz Adi Hidayat atau sering disapa menggunakan akronim namanya yaitu UAH.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Apr 2024, 12:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (SS: YT AdiHidayat Official)

Liputan6.com, Cilacap - Salah satu tanda-tanda kiamat sebagaimana disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW ialah perihal tanah Arab menghijau.

Ternyata hadis yang membicarakan hal ini diriwayatkan oleh banyak ulama hadis seperti Imam Muslim, Imam Ibnu Hibban, Imam Ahmad, dan Imam Al-Hakim. Adapun bunyi redaksi hadisnya adalah sebagai berikut,

لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ الْمَالُ وَيَفِيْضُ، حَتَّى يَخْرُجَ الرَّجُلُ بِزَكَاةِ مَالِهِ فَلَا يَجِدُ أَحَدًا يَقْبَلُهَا مِنْهُ، وَحَتَّى تَعُوْدَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوْجًا وَأَنْهَارًا  

Artinya, “Kiamat tidak akan terjadi sampai harta menjadi banyak, hingga seseorang keluar membawa zakat lalu tidak menemukan orang yang sah untuk menerimanya, dan sampai bumi Arab kembali menjadi tanah lapang penuh tumbuhan dan sungai-sungai mengalir.”

Baru-baru ini, masyarakat dunia dihebohkan dengan fenomena tanah Arab menghijau karena ditumbuhi banyak sekali tumbuh-tumbuhan.

Hal ini juga menjadi perhatian salah seorang Ustadz tanah air yang namanya cukup dikenal masyarakat Indonesia yakni Ustadz Adi Hidayat atau sering disapa menggunakan akronim namanya yaitu UAH.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Ini Pendapat UAH

Pesan dan Doa Ustaz Adi Hidayat (UAH) terkait Gempa di Cianjur

Lulusan Kuliyya Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya ini mengatakan bahwa dirinya telah mengetahui sebelumnya perihal fenomena yang membuat hebih masyarakat dunia di mana beberapa wilayah di Arab Saudi menjadi hamparan hijau, padagal sebelumnya sangat tandus.

“Berbicara padang pasir yang sekarang berubah. Saya sempat baca juga tuh di wilayah Timur Tengah, khususnya di Arabia Saudi ada beberapa di Mekkah, di Jeddah dan ada pula yang di Madinah,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Adi Hidayat Official, Minggu (31/03/2024).

Ketika menerangkan hal ini, UAH tidat terburu-buru mengatakan bahwa fenomena langka itu merupakan tanda-tanda kiamat. Meskipun fenomena itu persis sebagaimana disebutkan dalam hadisdi atas perihal tanda-tanda kiamat jika tanah arab kembali menghijau.

“Baik kita timbang dulu dong dengan dua pendekatan. Pendekatan pertama secara ilmunya, secara geografis, apakah ini karena curah hujan yang cukup banyak di masa-masa itu. Kan Desember juga banyak juga hujan tuh di tahun kemaren tahun 2022, sehingga kalau semakin banyak diberikan curah hujan yang cukup deras, cukup sering kan Allah juga menyampaikan dalam Al-Qur’an,” tuturnya.

“Dengan turunnya hujan itu tanah menjadi gembur, subur kembali, tetumbuhan bisa tumbuh, bahkan saat membuka keagungan Allah itu, untuk memperkenalkan pada hamba supaya sadar akan kekuasaan Allah itu dan kembali menyembah Allah di ayat ke 22 surah Al-Baqarah kan disampaikan,” sambungnya. 

Adapun bunyi ayat yang dikutip UAH selengkapanya adalah sebagai berikut:

الَّذِىۡ جَعَلَ لَـكُمُ الۡاَرۡضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَآءَ بِنَآءً وَّاَنۡزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَخۡرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزۡقًا لَّـكُمۡ‌ۚ فَلَا تَجۡعَلُوۡا لِلّٰهِ اَنۡدَادًا وَّاَنۡـتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ

 Artinya: "(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui." (QS Al-Baqarah ayat 22)

Menurut UAH, bisa saja yang menyebabkan beberapa wilayah di tanah Arab ini menghijau disebabkan karena faktor curah hujan yang tinggi. Dan bukan mustahil jika cuaca kembali panas, maka wilayah itu akan kembali menjadi padang pasir yang tandus.

“Artinya ini dilihat dulu apakah ini bagian dari fenomena alam yang biasa terjadi, siklusnya kalau curah hujan banyak gitu kan, terus menghijau. Nanti kalau hujannya sudah berhenti dan musim panas lagi, balik lagi kering lagi,” paparnya.


Umat Rasulullah SAW Merupakan Umat Akhir Zaman

Ustadz Adi Hidayat (Foto: Tangkapan Layar Youtube @aagymoffical)

Selain melihat pada aspek geografis, UAH juga memotret fenomena ini berdasarkan informasi-informasi Al-Qur’an dan hadis perihal tanda-tanda kiamat.

“Ini secara geografis yang perlu kita pahami, nanti baru kita lihat pada hadis-hadis Nabi ataupun isyarat-isyarat dari ayat-ayat Al-Qur’an yang menunjukan kepada kita misalnya tentang tanda-tanda kiamat" terang pendakwah asal Banten itu.

Menurutnya bisa saja ini tidak berkaitan dengan kiamat, melainkan Allah hanya ingin menunjukkan kekuasaannya dengan membuat fenomena langka semisal ini.

“Apakah tanda-tanda itu hanya untuk mengingatkan kita supaya sadar akan kekuasaan Allah, keesaan Allah? Supaya kita kembali menyembah-Nya,” paparnya.

UAH pun menjelaskan bahwa diskursus tentang tanda-tanda kiamat sudah semasa Nabi SAW. Beliau juga mengingatkan bahwa Rasulullah SAW merupakan Rasul terakhir yang diutus kepada umat akhir zaman. Artinya, umat ini memang sudah dekat dengan datangnya kiamat.

"Dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW sudah menjadi pembuka akhir zaman. Karena itulah ketika turun Surat Al-Qomar ayat pertama dibuka dengan kalimat 'iqtarabatis Saa'atu wan-syaqqal qomar' (saat hari Kiamat semakin dekat, bulan pun terbelah)," kata UAH.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya