Liputan6.com, Jakarta - Sekilas, tak ada yang menyangka Alba Renai adalah karakter buatan AI. Secara tampilan, ia mirip dengan model atau influencer di dunia maya. Sosoknya disorot setelah stasiun televisi Spanyol, Mediaset, memilihnya sebagai presenter segmen khusus di acara reality show populer di negara itu, Survivor, dengan membagikan segala macam konten eksklusif mengenai berbagai kontestan.
Mengutip The Sun, Senin (1/4/2024), Alba diciptakan Be a Lion, anak perusahaan Mediaset Spanyol, menjelang akhir tahun lalu. Ia dengan cepat meraih popularitas dan jadi selebgram. Saat ini, akun Instagram-nya sudah mengumpulkan lebih dari 10 ribu pengikut.
Advertisement
Melalui media sosialnya, ia mengabarkan akan segera tampil di TV Spanyol untuk segmen khusus bertajuk 'Super Secretos con Alba Renai.' Video singkat tersebut langsung jadi viral dan menuai beragam reaksi, termasuk dari orang-orang yang tidak mengetahui bahwa Alba bukanlah manusia sungguhan.
Be a Lion meyakinkan penonton bahwa Alba tidak mengincar pekerjaan siapa pun. Luis Movilla, Direktur Konten Bermerek dan Pengalaman di Be a Lion, mengatakan pada El Pais, "Bakat manusia tidak tergantikan, dan kami tidak bermaksud untuk melakukannya. Ia datang bukan untuk mengambil pekerjaan siapa pun."
Ia menyatakan kehadiran presenter AI tidak bisa menggantikan jurnalis atau komunikator manusia. "Jurnalis atau komunikator memiliki nilai, serta hubungan kemanusiaan yang tidak akan pernah tercapai, setidaknya di zaman kita sekarang, dengan proyek seperti ini," imbuhnya.
Diklaim Ciptakan Lapangan Kerja Tambahan
Movilla menyebut, penggunaan Alba justru membantu menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Tim proyek di Be a Lion terdiri dari 32 anggota, yang mencakup pakar AI, insinyur, produser, pembuat film, dan manajer komunitas.
Untuk meredakan kekhawatiran bahwa peran manusia tergantikan AI, mereka menyebut tidak ada sisi Alba yang tidak dimoderatori manusia. "Alba adalah hasil kerja kolaboratif antara manusia dan mesin," kata Movilla.
"Saat ini, manusia harus memiliki keterampilan tertentu untuk dapat mengoperasikan kemajuan teknologi. Kami harus memformulasi ulang rencana pendidikan karyawan kami dan di pasar tenaga kerja, kami mencari orang-orang yang ahli dalam proyek inovasi ini dengan keterampilan yang berbeda dari biasanya," sambungnya.
Membawa Alba ke televisi nasional merupakan sebuah langkah besar yang diyakininya tidak akan diterima baik semua pihak. Movilla meyakini masyarakat belum siap memahami ketidakpastian yang ditimbulkan penggunaan dan penerapan kecerdasan buatan. Meski begitu, ia mengaku bangga perusahaannya bisa meningkatkan kesadaran perihal AI.
Advertisement
Penggunaan AI Sebagai Influencer hingga Presenter Berita
Movilla juga bangga hal itu menciptakan perdebatan di tengah masyarakat. "Alba, sebagai contoh penggunaan praktis AI, telah menimbulkan perdebatan," katanya.
Namun, Alba bukan satu-satunya influencer AI asal Spanyol yang mengambil alih media sosial dalam beberapa bulan terakhir. Pada November 2023, agensi model Spanyol menciptakan influencer AI untuk mengarahkan perusahaan keluar dari kesulitan keuangan. Perempuan digital berusia 25 tahun berambut merah muda, bernama Aitana, terlihat cukup nyata untuk menipu seorang selebritas manusia, yang dikatakan telah mengirim DM dan mengajaknya kencan.
Itu terjadi setelah influencer AI lain bernama Milla Sofia mengumpulkan ribuan pengikut dan banyak disukai karena unggahan fotonya berbikini dan berpakaian dalam. Gambar-gambar tersebut diunggah akun Twitter AI tersebut dan ditemukan di Instagram dan TikTok.
Sebelum stasiun televisi Spanyol, presenter AI juga dimanfaatkan Jeju TV untuk menghadirkan pengalaman berita yang lebih modern dan hemat biaya. Melalui avatar virtual bernama J-na, mereka tidak hanya menyajikan berita dengan lebih efisien dan hemat biaya, tapi juga membuka jalan bagi transformasi lebih lanjut di industri media.
Murah tapi Diklaim Berkualitas
Mengutip The Korea Herald, Sabtu, 23 Maret 2024, J-na adalah avatar yang dikendalikan komputer dan membacakan berita dari skrip yang dibuat kecerdasan buatan. Menurut Pemerintah Provinsi Jeju, beralih ke pembawa acara berita virtual merupakan pilihan lebih murah, karena J-na dan naskah berita yang dihasilkan dilaporkan hanya menghabiskan 600 ribu won (sekitar Rp7 juta) per bulan.
"Mempekerjakan pembawa acara berita manusia membutuhkan biaya yang signifikan, jadi kami mencari alternatif dan memilih J-na," kata seorang pejabat Pulau Jeju.
Meski J-na bukan manusia sungguhan, ia sangat terampil dalam membawakan berita. Program beritanya disiarkan di kanal YouTube Jeju TV setiap minggu. Dengan teknologi ini, Jeju TV bisa menghemat banyak uang sambil tetap memberikan berita yang berkualitas pada penontonnya.
Penggunaan pembawa acara virtual, seperti J-na, adalah contoh bagaimana teknologi bisa membantu organisasi mengurangi biaya tanpa mengorbankan kualitas layanan yang mereka berikan.
Advertisement