Pendapatan Turun, Rugi Waskita Bengkak jadi Rp 3,77 Triliun di 2023

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengumumkan kinerja tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan usaha Rp 10,95 triliun atau turun 28,41 persen dibandingkan pendapatan usaha pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 15,3 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Apr 2024, 15:30 WIB
Gedung Waskita Karya. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengumumkan kinerja tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan usaha Rp 10,95 triliun atau turun 28,41 persen dibandingkan pendapatan usaha pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 15,3 triliun. Dok: Waskita Karya

Liputan6.com, Jakarta PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengumumkan kinerja tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan usaha Rp 10,95 triliun atau turun 28,41 persen dibandingkan pendapatan usaha pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 15,3 triliun.

Seiring susutnya pendapatan usaha, beban pokok pendapatan pada 2023 turun menjadi Rp 10,1 triliun dari RP 13,85 triliun pada 2022. Sehingga, diperoleh laba bruto Rp 851,73 miliar atau turun 41,23 persen dibandingkan laba bruto pada 2022 yang sebesar Rp 1,45 triliun.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Senin (1/4/2024), perseroan membukukan beban penjualan Rp 128,09 milia pada 2023. Lalu beban umum dan administrasi Rp 1,73 triliun, beban non contributing plant Rp 352,83 miliar, dan beban pajak final Rp 181,83 miliar.

Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan pendapatan bunga Rp 963,45 miliar, keuntungan selisih kurs Rp 4,15 miliar, pendapatan lain-lain RP 1,5 triliun, beban keuangan Rp 4,42 triliun, dan bagian rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama Rp 280,25 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2023 sebesar Rp 3,77 triliun. Rugi ini lebih besar dari rugi Rp 1,9 triliun yang dicatatkan pada 2022.

Aset perseroan sampai dengan akhir Desember 2023 turun menjadi Rp 95,6 triliun dari Rp 98,23 triliun pada 2022. Liabilitas pada 2023 naik tipis menjadi Rp 83,99 triliun dari Rp 83,98 triliun pada 2022. Sementara ekuitas pada 2023 turun menjadi Rp 11,6 triliun dari Rp 14,24 triliun pada 2022.

 


Wijaya Karya Kantongi Kontrak Baru Rp 3,17 Triliun hingga Februari 2024

Gedung PT Waskita Karya (Persero) Tbk (dok: WSKT)

Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengantongi kontrak baru Rp3,17 triliun per Februari 2024, perolehan ini meningkat sebesar 51,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Kontribusi terbesar pada perolehan kontrak baru tersebut berasal dari segmen infrastruktur dan bangunan gedung sebesar 53,7%, disusul EPCC, industri dan properti dan investasi.

Berdasarkan komposisi pemberi kerja, sebagian besar berasal dari sektor BUMN dan Pemerintah dengan skema pembayaran monthly progress.

Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk, Mahendra Vijaya menuturkan, raihan kontrak ini menandakan awal yang baik untuk menjalani tahun 2024.

Tren positif dalam hal raihan kontrak baru berlanjut dengan raihan kontrak baru Proyek Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta Utara yang dikerjakan bersama dengan Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (Jakon) dalam skema konsorsium (KSO). 

Penandatanganan Kontrak ini dilakukan oleh Andika Firmansyah dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan Harum Akhmad Zuhdi, Direktur Operasi II WIKA di Jakarta, Selasa, 26 Maret 2024.

Harum Akhmad Zuhdi menuturkan, sebagai kontraktor pelaksana pada pembangunan proyek ini, WIKA memegang porsi sebesar 60% dari total keseluruhan nilai proyek mencapai Rp1,28 Triliun.

Proyek yang diusung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi jumlah sampah di Ibu Kota.

Melalui teknologi RDF ini sampah akan diolah menjadi bahan bakar alternatif yang akan dapat bermanfaat untuk industri semen dan kelistrikan dengan emisi karbon lebih rendah.

 


Kapasitas Pengelolaan Sampah

Gedung PT Waskita Karya (Persero) Tbk (dok: WSKT)

RDF Plant Rorotan akan memiliki kapasitas pengolahan sampah yang mencapai 2.500 ton/hari. Pengolahan dengan proses homogenizers tersebut akan menghasilkan RDF Baller sebanyak 875 ton/hari.

Harum menuturkan, menjadi kehormatan bagi Wijaya Karya untuk ikut terlibat dalam pengelolaan sampah ibukota secara optimal dimana sampah tersebut akan diolah untuk menghasilkan sumber energi baru terbarukan.

"Di sisi lain proyek ini sekaligus menjadi portofolio RDF pertama bagi kontraktor di Indonesia sehingga menjadi hal ini tentunya menjadi nilai lebih bagi WIKA. Oleh karena itu kami berkomitmen untuk mengerjakan proyek ini sesuai target waktu dan kualitas yang disepakati bersama,” ujar Harum.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya