Liputan6.com, Jakarta - PT Dunia Virtual Online Tbk resmi mencatatkan saham perdana dengan kode saham AREA di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 1 April 2024 dan menjadi emiten ke-20 yang listing sepanjang 2024.
Sebelumnya, Dunia Virtual Online telah menuntaskan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 510 juta lembar dengan harga penawaran Rp 131 per lembar.
Advertisement
Melalui penawaran umum saham AREA, terlihat antusiasme publik yang digelar pada 21-27 Maret 2024 lalu. Alhasil, terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 17,5 kali dari total saham IPO AREA.
AREA mencatat nilai pesanan yang masuk selama masa penawaran mencapai Rp 1,1 triliun. Sedangkan target dana IPO AREA sebesar Rp 66,81 miliar.
"Melalui IPO ini, kami ingin selalu memberi dampak positif, kami ingin secara konsisten memaksimalkan layanan dalam bidang data center di indonesia yang berkembang semakin agresif. Seiring dengan hal itu, kami berharap ke depan dapat menjadi salah satu Leading Company industri ini di dalam negeri," kata Direktur Utama PT Dunia Virtual Online Tbk, Michael Alifen dalam keterangan resmi, Senin (1/4/2024).
Michael menyebut, IPO ini menjadi momen penting bagi Perseroan. Pasalnya saat ini internet telah menjadi kebutuhan utama masyarakat modern, peningkatan penetrasi internet berdampak pada pertumbuhan inovasi masyarakat dengan munculnya barang dan jasa baru yang meningkatkan daya saing ekonomi.
Salah satu tren yakni meningkatnya jumlah start up company, menurut data Start Up Ranking, jumlah start up di Indonesia per 14 Juni 2023 mencapai 2.482 perusahaan dan menempatkan Indonesia berada di peringkat ke enam dunia.
Penetrasi Internet di Indonesia
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJIl) mengumumkan jumlah pengguna internet Indonesia pada 2024 mencapai 221.563.479 jiwa dari total populasi 278.696.200 jiwa penduduk Indonesia pada 2023 atau menyentuh angka 79,5%.
Perseroan memperkirakan tingkat penetrasi internet di Indonesia akan terus bertumbuh searah dengan kebijakan Pemerintah untuk melakukan transformasi ekonomi digital.
"Seiring dengan peningkatan tren pengguna TIK tersebut maka dibutuhkan peran infrastruktur penunjang seperti datacenter, hal ini menjadi peluang bagi Perseroan untuk bertumbuh," kata dia.
Data center, menurut Michael, merupakan ruangan yang dirancang khusus untuk tempat penyimpanan server komputer, informasi dan data bisnis dari perusahaan yang terhubung dengan jaringan internet. Michael menyebut dana dari IPO setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan sekitar 64,17% untuk belanja modal dan sekitar 35,83% untuk modal kerja.
Advertisement
Kegiatan Usaha
Michael menambahkan, Perseroan saat ini telah tersertifikasi Rated 3 Facility dengan standar ANSI/TIA 942-B untuk cakupan arsitektur, telekomunikasi, kelistrikan, dan mekanikal.
"Kami telah memiliki rekam jejak yang baik sebagai Perusahaan Data Center. Saat ini, Perseroan memiliki tiga Data Center Facility di tiga lokasi berbeda yakni AREA31 Cimanggis, AREA31 Gedung Cyber 1, dan AREA31 Gedung TIFA I dan Il dengan total kapabilitas pasokan listrik mencapai 25 MW," ujar Michael.
Adapun sejumlah kegiatan usaha yang dijalankan perseroan saat ini adalah jasa penyewaan Rack Colocation, Secured Cage, Data Hall, Teleport Facility dan Office Space.
Sementara itu, secara kinerja menurut Laporan Keuangan yang berakhir September 2023 lalu Perseroan membukukan pendapatan Rp30,93 miliar atau naik 47,94 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tak hanya itu, Perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 1,85 miliar.
Laba itu naik 12,54 persen dibandingkan laba September 2023 yang tercatat sebesar Rp 1,64 miliar. Dari sisi aset Perseroan per 30 September 2023 tercatat sebesar Rp 221,08 miliar, naik dari Rp 167,63 miliar pada akhir 2022.
Jadi Pendatang Baru di BEI
Sebelumnya diberitakan, saham PT Dunia Virtual Online Tbk akan segera tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Senin 1 April 2023. Perseroan menjadi perusahaan tercatat ke-20 di Bursa pada 2024.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, saham perseroan bakal diperdagangkan dengan kode AREA. PT Dunia Virtual Online Tbk mencatatkan saham di papan Pengembangan, dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 510 juta lembar dengan nilai nominal Rp 75 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya 20,08 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.
PT Dunia Virtual Online Tbk menetapkan harga IPO Rp 131 per lembar. Dengan demikian, perseroan akan mengantongi dana segar Rp 66,81 miliar dari IPO. Rencananya, sekitar 64,17 persen dana IPO akan dialokasikan untuk pengembangan usaha dalam bentuk belanja modal. Rinciannya, sekitar 50,44% di antaranya kan digunakan untuk fitting out Data Hall 2 dan Data Hall 3 di AREA31 Cimanggis.
Lalu sekitar 24,78% akan digunakan untuk penambahan kapasitas kelistrikan, dan sekitar 24,78% lainnya untuk penambahan kapasitas pendinginan di area yang sama. Adapun 35,83 persen sisa dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional Perseroan secara umum. Rinciannya, sebagian besar akan digunakan untuk perawatan peralatan MEP (Mechanical, Electrical, Plumbing).
Advertisement
Sisa Dana IPO
Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja untuk perawatan gedung. Setelah IPO, perseroan berencana membayarkan dividen kas kepada pemegang saham dengan rasio sebanyak-banyaknya 20 persen dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan.
Dimulai dari tahun buku 2027, dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan perseroan. Penentuan jadwal, jumlah dan jenis pembayaran dari pembagian dividen akan mengikuti rekomendasi dari Direksi, akan tetapi tidak ada kepastian apakah Perseroan dapat membagikan dividen dalam setiap periode akuntansi.
Keputusan untuk pembayaran dividen akan bergantung kepada persetujuan manajemen yang mendasarkan pertimbangannya pada beberapa faktor. Antara lain, pendapatan dan ketersediaan arus kas perseroan, proyeksi keuangan dan kebutuhan modal kerja perseroan, prospek usaha perseroan, belanja modal dan rencana investasi lainnya, dan rencana investasi dan pendorong pertumbuhan lainnya.