Indonesia Buka Keran Impor 300 Ribu Ton Bawang Putih

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, ia sudah mengeluarkan izin impor bawang putih sebanyak 300 ribu ton guna memastikan ketersediaan komoditas tersebut dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Apr 2024, 16:45 WIB
Harga bawang putih merangkak naik pada Ramadan ini. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, ia sudah mengeluarkan izin impor bawang putih sebanyak 300 ribu ton guna memastikan ketersediaan komoditas tersebut dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Impor bawang putih enggak ada masalah, saya sudah mengeluarkan izin. 300 ribu ton, lebih dari cukup, 300 ribu ton sudah saya keluarkan izin impornya,” katanya ketika menghadiri Apel Siaga Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan jelang Idul Fitri 2024 yang digelar Badan Pangan Nasional (Bapanas) di Gudang Bulog, Jakarta, Senin.

Menurut pria yang akrab disapa Zulhas ini, Surat Persetujuan Izin (SPI) impor bawang putih sebanyak 300 ribu ton tersebut lebih banyak dibandingkan kebutuhan masyarakat Indonesia hanya mencapai 600 ton.

Selain itu, Zulhas juga menilai bahwa tingginya harga bawang putih saat ini di pasaran lantaran tingginya pula permintaan dari masyarakat.

“Tapi kita sudah keluarkan izin impor 300 ribu ton, itu lebih dari separuh kebutuhan (masyarakat Indonesia) cuma 600 ton,” ucap Zulhas.

Meski begitu, Zulhas tidak sempat menyebut negara pengimpor karena bergegas meninggalkan lokasi tersebut.

Sebelumnya Zulhas saat memberi sambutan dalam Apel Siaga Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan jelang Idul Fitri 2024 itu, mengatakan, sebagian besar harga pangan cenderung mulai turun khususnya di daerah Pulau Jawa dan Sumatera, menjelang Lebaran 1445 Hijriah.

“Kita syukuri hari ini sudah masuk ke-21 bulan Suci Ramadhan, alhamdulillah harga-harga (pangan) cenderung turun sebagaimana tadi disampaikan oleh Plt BPS,” kata Zulhas.

Dia mengaku bahwa dirinya hampir setiap pagi mengunjungi sejumlah pasar di wilayah Pulau Jawa. Dia menemukan sejumlah harga mulai turun.

 


Harga Beras

Pedagang tengah menata dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan harga bahan kebutuhan pokok relatif terkendali seperti beras dan daging ayam. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia menyebut harga beras di sejumlah pasar yang ada di Jawa dan Sumatera rata-rata turun sekitar di angka Rp3.000 hingga Rp1.000 per kilogram. Beras kini dijual hampir mendekati harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Menurut Zulhas, turunnya harga beras, karena saat ini sudah memasuki panen. Dia mendapat informasi dari Kementerian Pertanian bahwa volume panen di bulan ini mencapai 3,8 juta ton. Akan melebihi dari kebutuhan bulanan secara nasional yang hanya 2,5 juta ton.

Sedangkan untuk komoditas lainnya, seperti daging ayam juga turun. Saat ini, kata Zulhas, harga daging ayam rata-rata mencapai Rp40.000 ribu per kilogram. Sedangkan untuk harga telur ayam sudah mencapai Rp28.000 hingga Rp27.000 per kilogram.

“Oleh karena itu, saya terima kasih kepada Pak Mentan (Andi Amran Sulaiman), Kepala Bapanas (Arief Prasetyo Adi), sudah bekerja luar biasa, mengatur SPHP itu kan enggak mudah 250.000 ton, bayangkan ngantongin saja itu bingung, ini harus sampai masuk ke pasar-pasar, jadi perannya Bulog sangat luar biasa,” ujar Zulhas.

Selain itu, Zulhas juga mengapresiasi kerja dari Satgas Pangan Polri yang terus mengawal, sehingga penyaluran pangan berjalan lancar di masyarakat. Satgas Pangan mampu mencegah tindakan-tindakan pelanggaran pangan, seperti penimbunan dan lain sebagainya.


Harga Beras Mulai Turun, Gantian Daging dan Telur Ayam yang Meroket

Pedagang sayuran menunggu pembeli di sebuah pasar di Jakarta, Rabu (1/4/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada Maret 2020 terjadi inflasi sebesar 0,10 persen, salah satunya karena adanya kenaikan harga sejumlah makanan, minuman, dan tembakau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hingga kini harga beras menjadi salah satu penyumbang inflasi pada Maret 2024. Kendati begitu, laju kenaikkan harga beras mengalami tren pelambatan, seiring panen raya.

"Pada Maret 2024, beras masih mengalami inflasi secara bulanan sebesar 2,06 persen dan memberikan andil inflasi 0,09 persen. Mundurnya masa tanam yang diikuti masa panen berdampak kepada pola pembentukan harga beras," kata Amalia Adininggar Widyasanti, Plt Kepala BPS, dalam konferensi pers rilis BPS, Senin (1/4/2024).

Lebih lanjut, Amalia menjelaskan, tren peningkatan harga beras terjadi pada September tahun 2023 yang disebabkan adanya El Nino dan pembatasan ekspor oleh beberapa negara. Tapi memasuki masa panen raya, laju inflasi beras mulai melambat.

"Secara bertahap terlihat inflasi beras mulai mereda. Pada Maret 2024, tekanan inflasi beras mulai melemah seiring dengan mulainya panen raya. Artinya terjadi peningkatan produksi beras di domestik," ujarnya.

Namun, disisi lain, ketika harga beras mulai mengalami tren penurunan, kini harga daging dan telur ayam yang mulai meroket. BPS mencatat telur ayam ras dan daging ayam ras menjadi komoditas dengan andil inflasi terbesar pada Maret.

"Salah satu faktornya adalah meningkatnya permintaan pada Ramadhan. Artinya ada tekanan di sisi permintaan," katanya.

Kendati demikian, Amalia menilai masih ada harapan harga daging dan telur ayam bisa kembali stabil ketika produksi jagung meningkat. Diketahui, jagung merupakan salah satu bahan baku utama pembuatan pakan ternak.

Menurutnya, ketika harga jagung turun, maka diharapkan biaya pakan di tingkat peternak bisa berkurang, alhasil mendorong menurunkan harga daging dan telur ayam.

"Seiring peningkatan produksi jagung pada Maret 2024, harga pakan mengalami penurunan dan dihaarapkan akan berdampak pada harga pakan ternak dan harga daging ayam ras maupun telur ayam ras pada bulan-bulan berikutnya," pungkas Amalia.


Harga Masih Mahal, Bulog Kebut Impor Beras 2 Juta Ton

Diantara komoditas yang naik adalah gula, telur, beras dan sayur-sayuran. (merdeka.com/Arie Basuki)

Perum Bulog sebagai operator pelaksana akan segera mempercepat realisasi impor beras sesuai Persetujuan Impor (PI) yang telah diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan sejumlah 2 juta ton beras.

Penugasan impor dari pemerintah 3,6 juta ton, namun eksekusi sesuai dengan kebutuhan untuk penyaluran Bantuan Pangan, SPHP dan keperluan pemerintahan lainnya serta stok akhir tahun diatas 1,2 juta. Apabila produksi di dalam negeri meningkat, Perum Bulog pasti akan mengutamakan penyerapan dalam negeri.

"Dengan penambahan kuota impor dari pemerintah, Perum Bulog akan melaksanakan tugas untuk menjaga kepastian pemenuhan Cadangan Pangan Pemerintah," dikutip dari keterangan tertulis Perub Bulog, Kamis (21/3/2024).⁠

Impor tetap dilakukan secara bertahap dan terukur, dengan tetap memperhatikan masa panen dan neraca pangan perberasan.

Perum Bulog sigap untuk melaksanakan program pemerintah dalam rangka stabilisasi harga, agar masyarakat bisa mengakses beras dengan harga yang terjangkau.

Perum Bulog secara konsisten terus melakukan upaya-upaya untuk membantu mengatasi isu kelangkaan dan kenaikan harga beras, antara lain melalui program Bulpg Siaga.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya