Cara Dukung Keluarga dengan Autisme di Hari Kesadaran Autisme Sedunia

Pada Hari Kesadaran Autisme Sedunia, penting untuk tidak hanya menaruh perhatian pada individu dengan autisme, tapi juga kepada keluarga mereka.

oleh Fariza Noviani Abidin diperbarui 02 Apr 2024, 15:00 WIB
Ilustrasi Keluarga (Dok. Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Kesadaran Autisme Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 2 April, merupakan momen penting untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap spektrum autisme, dan tak terkecuali terhadap keluarga-keluarga yang memiliki anggota dengan autisme.

Dilansir dari Pedia Plex, Autisme adalah gangguan neurodevelopmental yang memengaruhi cara seseorang berperilaku dan berkomunikasi. Dikenal juga sebagai Gangguan Spektrum Autisme (ASD), autisme merupakan sekelompok kondisi perkembangan dengan tingkat dan gejala yang bervariasi. Setiap individu dengan autisme memiliki keunikan dan tantangannya sendiri.

Gejala autisme umumnya muncul pada masa kanak-kanak awal dan beragam pada setiap anak. Berikut beberapa gejala umum yang perlu diperhatikan:

  1. Keterlambatan perkembangan bahasa, kesulitan memahami bahasa dan berkomunikasi.
  2. Kesulitan dalam interaksi sosial, seperti tidak mampu melakukan kontak mata, merespons isyarat sosial, dan berinteraksi dengan anak lain.
  3. Perilaku atau rutinitas repetitif, serta minat yang terfokus pada subjek atau objek tertentu.
  4. Sensitivitas yang berlebihan atau kurang sensitif terhadap stimuli seperti sentuhan, suara, atau tekstur, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam mengatur emosi.
  5. Postur atau gerakan yang tidak biasa.

Membesarkan anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD) kerap menjadi tantangan tersendiri dan menghadirkan beragam emosi bagi orangtua. Di satu sisi, mereka merasakan kebahagiaan dan harapan saat melihat kemajuan kecil anak mereka. Di sisi lain, tak jarang mereka juga dihadapkan dengan rasa kewalahan, frustrasi, kesedihan, dan kebingungan dalam menghadapi berbagai tantangan unik yang terkait dengan ASD.

Orangtua anak dengan ASD harus beradaptasi dengan berbagai kebutuhan anak, seperti sensitivitas sensorik, keterbatasan komunikasi, dan perilaku yang menantang. Kurangnya dukungan sistem yang ramah dan stigma sosial yang masih ada dapat memperburuk situasi. Orangtua sering merasa dihakimi, terisolasi, dan bersalah atas kondisi anak mereka.

Oleh karena itu, kegigihan mereka dalam membantu anak mereka mencapai potensi penuhnya patut diapresiasi dan didukung.


Mendukung Keluarga dengan Autisme

Keluarga dengan anak autisme sering menghadapi berbagai tantangan, seperti stigma sosial, kesulitan dalam mengakses layanan pendidikan dan kesehatan, dan tekanan emosional.

Dukungan dari masyarakat luas sangatlah penting untuk membantu mereka dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut. Berikut hal-hal yang dapat kita lakukan untuk membantu mereka, dilansir dari Autism Parenting Magazine.

1. Meningkatkan Pemahaman Tentang Autisme

Memahami autisme adalah kunci untuk mendukung individu dengan spektrum autisme dan keluarga mereka. Luangkan waktu untuk mempelajari karakteristik dan kemampuan mereka, dan bantu sebarkan pengetahuan ini kepada orang lain. Advokasi untuk dukungan legislatif yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup individu autis.

Berbagai informasi mengenai autisme tersedia untuk membantu orangtua dan orang lain dalam memahami autisme. Anda juga dapat terhubung dengan organisasi dukungan autisme lokal atau nasional untuk mendapatkan akses ke sumber daya dan komunitas yang suportif. Dukungan dan koneksi ini sangat berharga bagi individu dan keluarga dengan ASD.


2. Memberikan Dukungan Emosional

Bagi saudara kandung, teman, dan keluarga dekat individu autis, penting untuk menjadi tempat yang aman bagi mereka untuk berbagi perasaan frustrasi, kesedihan, duka, dan ketakutan mereka. Dengarkanlah mereka tanpa menghakimi. Sadarilah bahwa terdapat kelompok-kelompok dukungan yang menyediakan ruang aman bagi mereka untuk saling terhubung dan mendapatkan bantuan.

3. Tawarkan Bantuan

Ada banyak cara untuk membantu keluarga dengan autisme. Tawarkan bantuan praktis seperti menyediakan makanan, membeli kebutuhan sehari-hari, atau mengantarkan mereka ke tempat tujuan. Kakek-nenek dapat membantu dengan pekerjaan rumah tangga, mengantar cucu ke terapi, atau menjaga anak-anak lain dalam keluarga. Bentuk-bentuk bantuan ini dapat meringankan beban keluarga dan memberikan mereka waktu dan energi untuk fokus pada kebutuhan anak mereka dengan autisme.

4. Berdonasi dan Menjadi Sukarelawan

Anda dapat menjadi sukarelawan di acara lokal yang mendonasikan untuk penyebab autisme, seperti penggalangan dana, kampanye kesadaran, atau kegiatan yang dirancang untuk mendukung individu dengan ASD dan keluarga mereka. Anda juga dapat membeli buku untuk perpustakaan sekolah yang membantu membangun penerimaan neurodiversitas dan mempromosikan pemahaman, penerimaan, dan inklusivitas individu dengan ASD di antara siswa, pendidik, dan anggota masyarakat.

Dengan terlibat dalam berbagai cara ini, Anda dapat berkontribusi secara langsung untuk meningkatkan kehidupan mereka yang terkena autisme.


Mengambil Peran Dalam Inklusivitas

Memahami tantangan yang dihadapi keluarga dengan anggota autisme adalah kunci untuk membangun masyarakat yang mendukung dan inklusif. Dengan edukasi diri dan orang lain, memberikan dukungan emosional, dan menawarkan bantuan, kita dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan individu autis dan keluarga mereka.

Pada Hari Kesadaran Autisme Sedunia, mari kita ambil langkah nyata untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan. Kita dapat memulai dengan mempelajari lebih lanjut tentang autisme, menantang stigma dan diskriminasi, serta mempromosikan pemahaman dan empati.

Mari kita dukung keluarga dengan anggota autisme dengan menawarkan bantuan praktis, seperti mengasuh anak, menyediakan transportasi, atau membantu mereka mencari layanan yang dibutuhkan. Kita juga dapat menciptakan lingkungan yang inklusif di sekolah, tempat kerja, dan komunitas dengan menerima perbedaan dan menyediakan akses yang setara bagi individu autis.

Dengan bekerja sama, kita dapat membangun dunia yang lebih ramah dan inklusif bagi semua orang, termasuk individu autis dan keluarga mereka.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya