Sunindo Pratama Bakal Raup Untung dari Target Lifting Minyak 1 Juta Barel di 2030

PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) digadang-gadang akan kebanjiran pesanan selaras dengan upaya mengejar target lifting minyak bumi 1 juta barel di 2030

oleh Arief Rahman H diperbarui 02 Apr 2024, 16:00 WIB
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) digadang-gadang akan kebanjiran pesanan selaras dengan upaya mengejar target lifting minyak bumi 1 juta barel di 2030. Perusahaan melihat kemungkinan tersebut ditengah upaya peningkatan produksi nasional.

Chief Finance Officer merangkap Corporate Secretary Sunindo Pratama, Freddy Soejandy mengatakan produk yang dihasilkan oleh SUNI tetap dibutuhkan dalam ekosistem migas dalam negeri. Apalagi, produknya tak sebatas digunakan di sumur-sumur minyak baru, tapi juga untuk perawatan.

Perlu diketahui, Sunindo memproduksi pipa dan bor yang digunakan untuk mengeksplorasi sumur-sumur minyak bumi. Pipa yang sama juga digunakan untuk perawatan berkala.

"Memang saat ini ditargetkan sampai 1 juta barel maka permintaan itu menurut kami akan tetap ada, karena tubing itu dipakai baik untuk sumur baru maupun sumur yang sudah lama. Istilahnya workover dan well service," jelas Freddy dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip Selasa (2/4/2024).

Investasi

Sejalan dengan itu, Freddy melihat ada upaya untuk meningkatkan investasi di sektor migas dalam negeri. Hal ini juga disebut-sebut ikut berpengaruh pada kinerja perusahaan pada sektor ini, termasuk SUNI.

Jika dihitung, masih ada sekitar 6 tahun kedepan hingga waktu penentuan target lifting minyak bumi tadi. Freddy memprediksi permintaan terhadap produknya terus meningkat setiap tahun.

"Jadi kita juga melihat investasi di migas juga naik ya, memang pemerintag cukup serius dalam hal ini SKK Migas untuk menaikkan produksi minyak. Jadi menurut kami kenaikan produksi itu akan diikuti dengan permintaan tubing," jelasnya.

"Selama beberapa tahun kedepan juga kita harapkan permintaannya semakin naik dari tahun ke tahun," pungkas Freddy.

 


Untung Rp 100,9 Miliar Sepanjangan 2023

Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) resmi membukukan laba atau keuntungan cukup besar sepanjang 2023 lalu. Perseroan berhasil mencatatkan untung Rp 100,9 miliar atau 102,1 persen dari tahun lalu.

Direktur Utama Sunindo Pratama, Willy Johan Chandra menyatakan kinerja SUNI tahun 2023 juga naik 112,3 persen dari target perseroan pada tahun yang sama.

“Pada tahun 2023, SUNI telah menjalin hubungan yang baik dengan regulator secara aktif berpartisipasi dalam Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) bersama SKK Migas dan Ditjen Migas Kementerian ESDM," ucap Willy dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/4/2024).

Perlu diketahui, pertumbuhan laba bersih ini ditopang oleh kenaikan pendapatan usaha yang meningkat sebesar 72 persen secara tahunan sepanjang 2023 sehingga Perseroan berhasil mencatatkan pendapatan usaha hingga akhir tahun 2023 sebesar Rp 762,4 miliar, atau tumbuh sebesar 41,1 persen yoy. Pertumbuhan pendapatan usaha ini ditopang oleh segmen penjualan yang meningkat tajam pada 2023 sebesar 84,5 persen yoy.

Hingga akhir tahun 2023, Perseroan berhasil membukukan pendapatan usaha dari segmen penjualan sebesar Rp759,1 miliar atau meningkat 46,7 persen yoy. Pendapatan usaha meningkat secara signifikan sejalan dengan pertumbuhan volume penjual OCTG tubing dan casing yang tumbuh masing-masing sebesar 10,5 persen yoy dan 304,7 persen yoy.

Seiring dengan pertumbuhan laba bersih, Perseroan juga berhasil meningkatkan ekuitas sebesar 54,5 persen menjadi Rp 588,3 miliar dan menjaga rasio-rasio keuangan berdasarkan ketentuan kredit. Salah satunya, Perseroan menjaga rasio utang terhadap modal atau Debt to Equity Ratio (DER) pada level 0,3 kali atau jauh berada di bawah ketentuan kredit yaitu maksimal 2,5 kali.

Total liabilitas juga meningkat sebesar 32,9 persen yoy ditopang oleh peningkatan utang finansial menjadi Rp 73,4 miliar dibandingkan utang tahun lalu sebesar Rp 6,2 miliar untuk kredit investasi dan modal kerja Perseroan.

Peningkatan utang finansial ini masih dalam komposisi yang wajar karena SUNI masih menjaga current ratio pada level 3.9 kali dan memiliki kas yang jauh lebih besar dari pada utang finansial.

 


Aset Meningkat 48,4 Persen

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Willy menerangkan kondisi neraca yang sangat kuat ini, SUNI masih memiliki kemampuan untuk melunasi kewajibannya dan mendanai investasi ke depan. Seiring dengan peningkatan liabilitas yang sebagian besar digunakan untuk ekspansi, aset Perseroan juga meningkat sebesar 48,4 persen yoy terutama untuk aset bangunan, mesin serta persediaan Perseroan.

SUNI juga berhasil menjaga arus kas tetap positif sebesar Rp 84,5 miliar, atau meningkat sebesar 166,4 persen pada 2023. Arus kas dari aktivitas pendanaan meningkat signifikan sebesar 57,9 kali lipat hingga akhir tahun 2023 menjadi Rp 174,1 miliar, sebagian besar berasal dari IPO yang dilakukan Perseroan.

Arus kas dari aktivitas investasi juga meningkat sebesar 26,7 kali lipat menjadi Rp 121,3 miliar ditopanh oleh akuisisi strategic asset PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) di Batam. Ini merupakan aset vital bagi SUNI dalam memproduksi seamless pipes/OCTG tubing secara in-house dan menjamin ketersediaan produk Perseroan.

Selain meningkatkan kepemilikan di RTM, SUNI juga akan meningkatkan kapasitas produksi 2 kali lipat dengan pembangunan plant 2 RTM di Batam pada tahun 2024.

"SUNI juga meningkatkan kepemilikan saham pada RTM, guna menjamin ketersediaan produksi in-house OCTG tubing serta menambah kapasitas produksi RTM dengan pembelian lahan dan mesin untuk plant 2 di Batam," jelas Willy.

Selain itu, SUNI juga telah menjalin kerja sama strategis dengan PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi, Jiangsu Jinshi Machinery Group (JMP), dan PT Kris Setiabudi Utama untuk menyediakan produk yang memenuhi TKDN dan berstandar internasional, serta melakukan proses IPO.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya