Makin Ketat, Google Blokir Email Palsu untuk Berantas Serangan Phishing dan Spam

Google mulai memblokir email palsu secara otomatis untuk memperkuat pertahanan terhadap serangan spam dan phishing.

oleh Iskandar diperbarui 03 Apr 2024, 06:30 WIB
Suasana kantor pusat Google di Googleplex, Mountain View, Palo Alto, California. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Liputan6.com, Jakarta - Google mulai memblokir email palsu secara otomatis untuk memperkuat pertahanan terhadap serangan spam dan phishing. Aturan ini salah satunya berlaku untuk pengirim email massal yang kerap dianggap mengganggu.

Seperti yang diumumkan pada Oktober 2023, Google mewajibkan pengguna yang ingin mengirimkan lebih dari 5.000 pesan setiap hari ke akun Gmail untuk menyiapkan autentikasi email SPF/DKIM dan DMARC untuk domain mereka.

Pedoman baru ini juga mengharuskan pengirim email massal untuk menghindari pengiriman pesan yang tidak diminta atau tidak diinginkan, memberikan opsi berhenti berlangganan sekali klik dan menanggapi permintaan berhenti berlangganan dalam dua hari.

Tingkat spam juga harus dipertahankan di bawah 0,3%, dan header "From" tidak boleh meniru identitas Gmail.

Ketidakpatuhan pedoman ini dapat mengakibatkan masalah pengiriman email, termasuk email yang ditolak atau email dikirim secara otomatis ke folder spam penerima.

“Pengirim massal yang tidak memenuhi persyaratan akan mulai mendapatkan teguran sementara dengan kode kesalahan pada sebagian kecil pesan yang tidak memenuhi persyaratan,” kata Google, sebagaimana dikutip dari BleepingComputer, Rabu (3/4/2024).

Kesalahan sementara ini, Google melanjutkan, membantu pengirim mengidentifikasi email yang tidak memenuhi pedoman kami sehingga pengirim dapat menyelesaikan masalah yang melanggar kepatuhan.

"Mulai April 2024, kami akan menolak trafik yang tidak mematuhi kebijakan. Penolakan akan dilakukan secara bertahap dan hanya akan berdampak pada trafik yang tidak mematuhi kebijakan," ucap Google memungkaskan.

 


Blokir 15 Miliar Email

Ilustrasi Email, Gmail. Kredit: gabrielle_cc via Pixabay

Perusahaan juga berencana untuk menerapkan persyaratan ini mulai Juni 2024, dengan percepatan jadwal untuk domain yang digunakan oleh mengirim email massal yang terdaftar sejak 1 Januari 2024.

Seperti yang diklaim Google ketika pedoman baru ini pertama kali diumumkan, pertahanannya yang didukung AI berhasil memblokir hampir 15 miliar email yang tidak diinginkan setiap hari, mencegah lebih dari 99,9% spam, upaya phishing, dan malware menyusup ke kotak masuk pengguna.

“Kamu tidak perlu khawatir tentang seluk-beluk standar keamanan email, namun kamu harus bisa percaya diri mengandalkan sumber email,” kata Neil Kumaran, Manajer Produk Grup untuk Keamanan & Kepercayaan Gmail.

“Pada akhirnya, ini akan menutup celah yang dieksploitasi oleh penyerang yang mengancam semua orang yang menggunakan email,” tuturnya.


Bertepatan dengan April Mop 20 Tahun Lalu, Google Rilis Gmail

Google merilis Gmail pada April Mop tahun 2004. Informasi ini diumumkan melalui siaran pers yang mirip dengan lelucon. (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani)

Untuk diketahui, 20 tahun lalu, tepatnya pada 31 Maret 2004, Google menyebutkan rencana mereka untuk menghadirkan layanan email baru bersamaan dengan tanggal 1 April alias April Fool's Day atau April Mop. 

Saat itu, perusahaan yang bermarkas di California, AS, ini telah menjadi perusahaan mesin pencari terbesar  dan ingin melengkapinya dengan menawarkan layanan email. 

Asal tahu saja, 20 tahun lalu, layanan email masih dikuasai oleh MSN melalui Hotmail dan Yahoo Mail. 

Selanjutnya, pada 1 April tahun yang sama alias April Mop 2004, Google secara resmi mengumumkan Gmail melalui siaran pers. Uniknya, siaran pers tersebut mencurigakan dan dirancang seolah merupakan lelucon belaka (karena dirilis bertepatan dengan April Fool's Day). 

Dua puluh tahun kemudian, Gmail menjadi layanan email terpopuler dengan jumlah pengguna mencapai 1,8 miliar di dunia. Angka ini setara 22 persen dari populasi dunia. 

Saat merilis produk tersebut, perusahaan di bawah Alphabet ini menggunakan kombinasi marketing yang unik, pendekatan yang fokus pada pengguna, serta kemampuannya menjangkau dunia siber. 

Kini, cara pengguna menggunakan Gmail berubah seiring dengan bertambahnya tahun. Begitu juga dengan cara Gmail memakai informasi pribadi penggunanya.

Seiring kemunculan AI generatif, Gmail milik Google kini bisa menganalisis data dari konten email pengguna untuk memberikan kampanye pemasaran yang lebih terarah ke kotak masuk pengguna, dengan bahasa seperti percakapan mudah dipahami.


Mulanya Gmail Cuma Buat Orang-Orang yang Diundang

Ilustrasi cara membuat email, Gmail, desktop. (Photo by Solen Feyissa on Unsplash)

Menyoal Gmail yang rilis di April Fool's Day 2004, sebelumnya Google hanya menghadirkan Gmail kepada para beta tester dan pengguna lainnya melalui skema undangan. 

Dengan basis pengguna yang cukup besar di tahun itu, yakni 5,1 juta user, Gmail berakhir menjadi layanan email terbanyak nomor 8  pada akhir 2004. 

Selanjutnya, Google membuka Gmail untuk pengguna umum (tanpa undangan) pada Hari Valentine tahun 2007. Itu artinya, untuk memakai Gmail, pengguna tak perlu lagi menunggu undangan. 

Gmail pun terus bertumbuh. Layanan milik Google tersebut menempati posisi ke-4 pada 2010 dengan pengguna yang melonjak hingga 207,5 juta user. 

Gmail mengklaim mahkota kemenangan di sektor layanan email pada 2012 dengan 502 juta pengguna. Selama bertahun-tahun setelahnya, Yahoo Mail hingga Hotmail yang kini menjadi Microsoft Outlook mengalami penurunan. 


Infografis Email Hijacking (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Email Hijacking (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya