Liputan6.com, Jakarta - PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Pada aksi tersebut, Multi Hanna Kreasindo menawarkan sebanyak-banyaknya 750 juta lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Advertisement
Mengutip laman e-ipo, selasa (2/3/2024), perseroan telah menetapkan harga penawaran final yakni Rp 160 per lembar. Dengan demikian, perseroan akan mengantongi dana segar Rp 120 miliar dari IPO. Sebelumnya, perseroan mematok harga penawaran pada kisaran Rp 160 sampai dengan Rp 200 per saham.
Rencananya, sekitar 78,33 persen dana IPO akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) pada rencana pabrik baru perseroan di Lamongan, Jawa Timur. Lalu sekitar 39,68 persen akan digunakan untuk belanja modal di Head Office.
Sisanya digunakan untuk modal kerja (working capital), yaitu penambahan persediaan dan biaya operasional. Adapun keperluan ini dibutuhkan perseroan untuk mendukung kenaikan penjualan produk perseroan.
Perseroan bergerak di bidang usaha pengelolaan (treatment) limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Non B3 serta perdagangan besar. Perseroan telah dilengkapi dengan fasilitas pengolah limbah industri dengan internal Waste Water Treatment Plant (WWTP) sendiri guna menjaga air buangan dari hasil proses agar selalu berada dibawah ambang baku mutu lingkungan.
Perseroan juga dilengkapi fasilitas Incenerator untuk pengolah limbah medis infeksius, sehingga pengolahan limbah medis dari rumah sakit, klinik, dan fasilitas pelayanan kesehatan dapat terlayani.
Intip Kinerja Keuangan Calon Emiten Multi Hanna Kreasindo
PT Multi Hanna Kreasindo Tbk berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode MHKI. Perseroan bergerak di bidang usaha pengelolaan (treatment) limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Non B3 serta perdagangan besar.
Perseroan telah dilengkapi dengan fasilitas pengolah limbah industri dengan internal Waste Water Treatment Plant (WWTP) sendiri guna menjaga air buangan dari hasil proses agar selalu berada dibawah ambang baku mutu lingkungan. Perseroan juga dilengkapi fasilitas Incenerator untuk pengolah limbah medis infeksius, sehingga pengolahan limbah medis dari rumah sakit, klinik, dan fasilitas pelayanan kesehatan dapat terlayani.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 September 2023, perseroan membukukan pendapatan Rp 108 miliar. Pendapatan itu naik 13,31 persen dari pendapatan pada per September 2022 yang tercatat sebesar RP 95,32 miliar.
Sementara pendapatan naik, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp 44,55 miliar pada September 2023 dibanding Rp 46,63 miliar pada September 2022. Alhasil, laba kotor perseroan pada September 2023 menebal, menjadi Rp 63,45 miliar dari Rp 48,69 miliar pada September 2022.
Advertisement
Aset Perseroan
Pada September 2023, perseroan membukukan beban usaha Rp 33,67 miliar, naik hampir dua kali lipat dari beban usaha pada September 2022 yang sebesar Rp 17,78 miliar. Sehingga laba usaha susut menjadi Rp 29,78 miliar dari RP 30,91 miliar pada September 2022.
Bersamaan dengan itu, jumlah pendapatan lain-lain pada September 2023 turun menjadi Rp 291,05 juta dibandingkan September 2022 yang sebesar Rp 1 miliar.
Setelah dikurnagi beban pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 23,25 miliar. Laba ini turun 5,56 persen dibandingkan laba periode berjalan per September 2022 yang tercatat sebesar Rp 24,62 miliar.
Aset perseroan per September 2023 tercatat sebesar Rp 326,8 miliar, naik dari Rp 170,19 miliar pada akhir 2022. Liabilitas ikut naik menjadi Rp 24,34 miliar dari sebelumnya Rp 18,31 miliar. Bersamaan dengan itu, ekuitas sampai dengan September 2023 naik menjadi RP 302,46 miliar dibandingkan ekuitas pada Desember 2022 yang sebesar Rp 151,89 miliar.