Bos Timah Buka-Bukaan Penyebab Perusahaan Rugi Rp 450 Miliar

Direktur Utama PT Timah Tbk Ahmad Dani Virsal buka-bukaan penyebab perusahaan mencatatkan rugi sepanjang 2023 lalu. Perusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp 450 miliar.

oleh Arief Rahman H diperbarui 02 Apr 2024, 17:45 WIB
Salah satu pekerja PTTimah Tbk tengah berdiri di depan tumpukan timah. (Gideon/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Timah Tbk Ahmad Dani Virsal buka-bukaan penyebab perusahaan mencatatkan rugi sepanjang 2023 lalu. Perusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp 450 miliar.

Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun.

Pada saat yang sama, kata dia, beban operasional perusahaan masih tetap tinggi. Sehingga ada perbedaam cukup besar antara pendapatan dan beban operasional tadi.

"Jadi, beban peak-nya tetap, peak cost-nya tetap tapi pendapatan kita jauh menurun karena produksinya juga jauh menurun. Produksi menurun ditsmbah parah lagi harga jual timah juga menurun sehingga pendapatan itu jomplang jauh sekali," ujar Virsal dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Jakarta, Selasa (2/4/2024).

Dia mengatakan, dunia tengah kebanjiran pasokan timah yang membuat harganya ikut turun.

"Penurunan produksi, harga jual menurun itu karena di pasar dunia itu oversupply," sambungnya.

Virsal mencarat ada sejumlah negara yang produksinya mengalami peningkatan. Salah satu yang disebutnya adalah Malaysia yang mampu bertambah sepanjang 2023 lalu.

"Jadi ada beberapa, dari laporan ITRI itu ada beberapa yang meningkat, Malaysia diantaranya itu produksinya meningkat jadi bertambah," jelasnya.


Rugi Rp 449 Miliar

Proses Produksi Timah Terbesar Dunia di Unit Metalurgi Muntok di Bangka Belitung. Foto: Liputan6.com/Arief Rahman

Sebelumnya, PT Timah Tbk (TINS) merilis laporan keuangan 2023 di tengah ramainya kasus dugaan korupsi timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk pada 2015-2022 yang dibongkar Kejaksaan Agung.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (30/3/2024), kinerja keuangan PT Timah Tbk kurang menggembirakan. Perseroan mencatat penurunan pendapatan dan cetak rugi sepanjang 2023.

Pendapatan PT Timah Tbk turun 32,88 persen menjadi Rp 8,39 triliun pada 2023, dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12,50 triliun.

Seiring pendapatan yang turun tersebut, PT Timah Tbk mencetak rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 449,69 miliar pada 2023. Kondisi ini berbeda dari 2022 yang cetak laba Rp 1,04 triliun.

Beban pokok pendapatan susut 20,56 persen menjadi Rp 7,92 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,97 triliun. Meski demikian, laba bruto Perseroan anjlok 81,55 persen pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 2,52 triliun. 

 

 


Beban Perusahaan

Proses Produksi Timah Terbesar Dunia di Unit Metalurgi Muntok di Bangka Belitung. Foto: Liputan6.com/Arief Rahman

Perseroan mencatat beban umum dan administrasi naik 9,48 persen dari Rp 842,94 miliar pada 2022 menjadi Rp 922,90 miliar. Beban penjualan turun 75,3 persen menjadi Rp 69,03 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 279,68 miliar.

Beban keuangan turun tipis 1,05 persen menjadi Rp 205,09 miliar pada 2023 dibandingkan 2022 sebesar Rp 207,28 miliar. Pendapatan lain-lain naik 74,11 persen menjadi Rp 233,64 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 134,19 miliar. Perseroan meraup keuntungan atas revaluasi properti investasi turun menjadi Rp 14,61 miliar pada 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 24,59 miliar. Perseroan meraih kenaikan laba bersih entitas asosiasi naik menjadi Rp 28,35 miliar pada 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 10,51 miliar.

Seiring kinerja tersebut, PT Timah Tbk mencatat rugi per saham dasar/dilusi sebesar Rp 60 pada 2023 dibandingkan 2022 sebesar Rp 140.

 

 

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya