Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto memenuhi undangan Presiden China Xi Jinping di the Great Hall of the People in Beijing, Senin (1/4/2024). Ini menjadi kunjungan luar negeri pertama Prabowo sebagai Presiden Terpilih.
“Suatu kehormatan mendapat undangan dan diterima langsung oleh Presiden Xi Jinping di Beijing,” kata Prabowo dalam keterangannya, Selasa (2/4/2024).
Advertisement
Menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, Prabowo hadir ke China bukan dalam kapasitas sebagai Presiden Terpilih, melainkan sebagai Menhan.
Meskipun, kata Hikmahanto, Xi Jinping mungkin sudah menganggap Prabowo sebagai Presiden Terpilih, sehingga ingin mendahului negara-negara lain.
"Terutama pesaingnya yaitu Amerika Serikat untuk bisa terbuka dengan Prabowo, lalu kemudian membicarakan isu-isu bilateral karena mungkin menurut China, Indonesia ini sangat-sangat penting," kata Hikmahanto kepada Liputan6.com, Selasa (2/4/2024).
Hikmahanto mengatakan, Xi Jinping tentu berharap Prabowo bisa seperti Presiden Jokowi dalam memandang China.
"Tapi kan kita tahu bahwa pak Prabowo selalu mengatakan bahwa kita akan menjaga jaga jarak yang sama antara Amerika dengan China. Ini yang mungkin beliau wujudkan dalam bentuk walaupun beliau datang ke China memenuhi undangan tentunya, tapi juga setelah itu pergi ke Jepang. Nah Jepang ini sebagai representasi dari Amerika," tambahnya.
Jadi sebenarnya, kata Hikmahanto, Prabowo ingin mengatakan bahwa walaupun mendapat undangan dari China, tapi tentu beliau tetap menjaga komitmen untuk menjaga jarak yang sama dengan hubungan antara Indonesia-China dan Indonesia-Amerika dengan hadir di Jepang.
"Yang penting bagi China adalah menunjukkan kepada negara-negara pesaingnya terutama Amerika Serikat bahwa Pak Prabowo itu duluan ke kami loh. Intinya ya kalau bisa hubungannya yang selama ini sudah dibina dengan Pak Jokowi bisa tetap diteruskan."
Sementara Juru Bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan kesempatan bertemu Xi Jinping dijadikan Prabowo untuk menegaskan sikap Indonesia menjaga hubungan strategis dengan Cina, sebagai negara sahabat.
Dan komitmen Indonesia di masa yang akan datang untuk terus menjaga kedekatan yang sama dengan semua negara-negara di dunia.
"Termasuk terkait isu-isu pertahanan terutama upaya untuk terus menjaga perdamaian dunia," kata Dahnil kepada Liputan6.com, Selasa (2/4/2024).
Intensi China Bangun Hubungan Harmonis dengan Prabowo
Pengajar Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, Irfan Ardhani, mengatakan kunjungan Prabowo ke China agak mengejutkan. Sebab, dari informasi yang disampaikan oleh Jubir Kementerian Luar Negeri China, Prabowo pergi ke Beijing untuk memenuhi undangan Presiden Xi Jinping dalam kapasitasnya sebagai Presiden Terpilih.
Padahal, secara umum presiden terpilih baru akan melakukan kunjungan kenegaraan setelah dilantik.
"Hal ini mengindikasikan bahwa China memiliki intensi yang kuat untuk membangun hubungan yang harmonis dengan Prabowo sebagai presiden RI. Terlebih lagi, dalam kiprahnya sebagai Menteri pertahanan, Prabowo memiliki kecenderungan untuk memperkuat relasi Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) yang notabene adalah rival utama China," kata Irfan kepada Liputan6.com, Selasa (2/4/2024).
"Ucapan selamat yang disampaikan oleh Presiden Amerika Joe Biden atas kemenangan Prabowo bahkan mendapat sorotan khusus di Instagram Prabowo. Dengan melihat kenyataan bahwa China merupakan mitra dagang dan investasi utama Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, China ingin memastikan bahwa Prabowo tidak begitu saja mengabaikan relasi yang sudah terbangun dalam 10 tahun terakhir."
Destinasi pertama kunjungan kenegaraan lazimnya menandakan prioritas politik luar negeri seorang pemimpin.
"Dalam berbagai kesempatan, Prabowo mengatakan visi politik luar negerinya adalah good neighborhood policy. Politik luar negeri bertetangga baik. Dengan kata lain, Prabowo menginginkan hubungan yang harmonis dengan China sebagai major power di kawasan untuk mendukung program pembangunan yang menjadi concern dari pemerintahan Prabowo. Apalagi China adalah mitra dagang utama dan bisa dikatakan sebagai motor bagi program hilirisasi sumber daya alam (SDA) di Indonesia," tutur Irfan.
"Namun, yang perlu diperhatikan adalah Prabowo pergi ke Beijing jauh sebelum pelantikan. Apalagi saat ini hasil pemilu yang menjadi tangga bagi Prabowo untuk memperoleh kekuasaan masih disengketakan di MK. Artinya, ada kalangan domestik yang mempersoalkan legitimasi Prabowo untuk memimpin. Kunjungan Prabowo ke China pada saat yang bersamaan bisa menjadi upaya Prabowo untuk memperoleh legitimasi khususnya dari mitra internasional Indonesia maka tidak mengherankan jika Prabowo melakukan kunjungan yang di luar tradisi diplomasi negara mana pun di dunia."
Bagaimanapun, Irfan mencatat poin penting dari pertemuan Prabowo dan Xi Jinping.
"Dalam pertemuan tersebut, Xi Jinping menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama strategis antara kedua negara. Lebih dari itu, Xi Jinping juga menyampaikan bahwa kedua belah pihak harus mempromosikan dunia yang setara dan multipolar dan juga globalisasi ekonomi yang inklusif. Pernyataan tersebut mengirim pesan yang jelas tidak hanya kepada Indonesia tapi juga dunia mengenai ambisi China untuk menjadi pemain utama dalam politik global," ujar Irfan.
Di samping itu, menurut Irfan, China ingin mengubah tatanan politik global yang selama ini dihegemoni oleh AS dengan sebuah tatanan yang lebih setara dan inklusif.
"Sebagai orang yang tumbuh dalam tradisi politik luar negeri bebas aktif, Prabowo tidak merespons ajakan Xi Jinping itu secara spesifik. Saya kira, ini yang perlu kita perhatikan dalam hubungan kedua negara ke depan bagaimana strategi Prabowo dalam merespons ambisi China tersebut," kata Irfan.
Sementara Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia Yon Machmudi berharap pertemuan Prabowo dan Xi Jinping dapat menjadi angin segar dalam konflik Laut China Selatan khususnya.
"Harapannya dengan pertemuan ini isu Laut China Selatan, termasuk Natuna, agar bisa diselesaikan secara damai dan dalam frame kerja sama, tidak terprovokasi untuk mengambil cara-cara pendekatan militer. Saya kira ini penting bahwa pendekatan pada China, menjaga stabilitas keamanan di kawasan dengan memfokuskan pada aspek perdamaian," kata Yon kepada Liputan6.com, Selasa (2/4/2024).
Hal lainnya yang menjadi catatan Yon adalah Indonesia harus dapat mengendalikan dan memberikan keseimbangan dalam kondisi tarik-menarik kepentingan antara China dan AS.
"Jangan sampai kemudian Indonesia ditempatkan pada posisi yang condong kepada China karena bagaimanapun posisi Indonesia tetap bebas dan menjaga keseimbangan yang ada, menjaga perdamaian di kawasan," ujarnya.
Advertisement
Langkah Strategis Indonesia Redam Ketegangan di Wilayah Kawasan
Ketua Komisi 1 DPR RI Meutya Hafid menilai kunjungan kerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke Beijing, China merupakan langkah strategis sebagai upaya Indonesia untuk meredakan tensi ketegangan di wilayah Asia Timur, terutama kawasan-kawasan dengan potensi konflik, seperti Laut China Selatan, Laut China Timur, Semenanjung Korea, dan Selat Taiwan.
"China dan Indonesia berperan penting menjaga kestabilan keamanan kawasan di saat ekonomi dunia tidak menentu," kata Meutya Hafid dalam keterangannya kepada media, Selasa (2/3).
Politisi Partai Golkar itu juga menganggap kunjungan Menhan Prabowo Subianto ke China juga dapat dilihat dari konteks kawasan Indo-Pasifik dimana kebangkitan China dan episentrum pertumbuhan global di kawasan menyebabkan Indo-Pasifik menjadi ”medan pertarungan” kekuatan besar dunia, China dan AS.
"Indonesia, melalui kunjungan Pak Prabowo Subianto, ingin menempatkan diri dan mengambil posisi dalam menghadapi realitas, dinamika, dan tantangan di Indo-Pasifik," katanya.
Meutya Hafid juga melihat kunjungan ini sebagai bentuk komitmen Prabowo Subianto dalam melanjutkan arah kebijakan politik luar negeri Presiden Joko Widodo.
Dalam pertemuannya, Xi Jinping juga mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto atas terpilihnya sebagai presiden Indonesia, dan meminta dia menyampaikan salam tulus kepada Presiden Joko Widodo.
"Sebagai Ketua Komisi I DPR RI, saya melihat ucapan selamat dari Presiden Xi Jinping kepada Pak Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih Indonesia adalah tata krama diplomasi yang sangat tulus dua negara bersahabat dan memiliki hubungan sejarah yang amat panjang," ujarnya.
Selain itu, lanjut Meutya Hafid, ucapan selamat ini wujud rekognisi (pengakuan) dari China bahwa Indonesia adalah mitra strategis di kawasan.
"Ini modal yang sangat baik Indonesia di bawah pemerintahan baru nanti," jelasnya.
China Mitra Kunci RI Jaga Stabilitas
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto kepada Presiden China Xi Jinping menyampaikan bahwa China merupakan mitra kunci RI untuk menjaga stabilitas dan memelihara perdamaian di kawasan.
Oleh karena itu, Prabowo kepada Presiden Xi menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat kemitraan yang telah terjalin antara Indonesia dan China.
“Terkait kerja sama pertahanan, saya memandang China adalah salah satu mitra kunci dalam memastikan perdamaian dan stabilitas kawasan. Saya juga berkomitmen memenuhi kebutuhan alutsista Indonesia, termasuk peningkatan kerja sama industri pertahanan dan dialog produktif, serta kerja sama antarmatra,” kata Prabowo ke Presiden Xi saat keduanya bertemu di Great Hall of the People, Beijing, China, Senin (1/4/2024) seperti dilansir Antara.
Dalam pertemuan itu, yang merupakan lawatan luar negeri pertama Prabowo setelah ditetapkan oleh KPU RI sebagai calon presiden terpilih, Prabowo juga mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat Presiden Xi kepada dirinya.
Prabowo juga meneruskan salam hangat dari Presiden RI Joko Widodo ke Presiden Xi.
“Saya ingin menyampaikan apresiasi atas sambutan yang hangat kepada saya dan delegasi. Izinkan saya juga meneruskan salam hangat dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo,” kata Menhan Prabowo Subianto.
Prabowo dalam pertemuan itu juga menyampaikan harapannya ada langkah-langkah yang konkret ke depan untuk menindaklanjuti rencana aksi penguatan kemitraan strategis komprehensif antara Indonesia dan China.
Presiden Xi, dalam pertemuan yang sama, menegaskan komitmen China meningkatkan kerja sama strategis komprehensif dengan Indonesia.
Dia menyampaikan China bertekad mempererat kerja sama di berbagai bidang dengan Indonesia, di antaranya di sektor pertahanan, ekonomi, dan keamanan.
Presiden Xi menyatakan China siap bersama-sama Indonesia berkontribusi positif menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan serta dunia.
Dia menyebut kerja sama Indonesia dan China dibutuhkan dalam menjaga keamanan maritim di Asia Tenggara.
China, kata Presiden Xi, juga siap meningkatkan kemitraan secara khusus bidang maritim dengan Indonesia.
Dia pun mengatakan China berkomitmen membantu negara-negara di Asia Tenggara, terutama yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk menghapus kemiskinan, mendukung pembangunan, dan meningkatkan kesejahteraan untuk rakyat negara-negara di kawasan.
Advertisement
Xi Jinping Ingin Hubungan China-Indonesia Makin Erat Saat Prabowo Memimpin
Presiden Xi Jinping berharap hubungan antara China dan Indonesia dapat semakin erat dalam kepemimpinan Prabowo Subianto.
"Perubahan dunia semakin cepat dalam satu abad terakhir. China ingin menjaga hubungan erat dengan Indonesia dan memperkuat kerja sama di masa mendatang," kata Presiden Xi Jinping dalam pernyataan resmi seperti dimuat di laman media pemerintah China pada Senin (1/4/2024) seperti dilansir Antara.
"China dan Indonesia harus secara aktif mempraktikkan 'Five Principles of Peaceful Coexistence', meneruskan semangat persatuan, persahabatan, dan kerja sama seperti dalam kesepakatan Bandung, mendorong multipolaritas dunia yang setara serta globalisasi ekonomi yang inklusif," tambah Presiden Xi Jinping dalam pernyataan tersebut.
Presiden Xi Jinping juga berharap Indonesia pada masa kepemimpinan Prabowo Subianto dapat memperkuat kolaborasi multilateral dan menjaga kepentingan bersama negara-negara berkembang.
"China ingin bekerja sama dengan Indonesia untuk menjaga kesatuan dan sentralitas ASEAN, mempertahankan arsitektur regional yang inklusif, dan membangun komunitas China-ASEAN dengan masa depan bersama yang lebih erat," demikian disebutkan dalam pernyataan tersebut.
"Five Principles of Peaceful Coexistence" terdiri dari lima prinsip yaitu saling menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah, tidak melakukan agresi, tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing, menjaga kesetaraan dan hubungan yang saling menguntungkan, serta hidup berdampingan secara damai.
Sedangkan Prabowo Subianto dalam pertemuan tersebut menyatakan kegembiraannya menjadikan China sebagai negara pertama yang dikunjungi setelah terpilih menjadi presiden.
"China adalah negara besar dengan pengaruh yang penting," kata Prabowo.
Prabowo dalam pernyataan tersebut mengatakan Indonesia dan China juga selalu menghormati dan memperlakukan satu sama lain secara setara.
"Saya sangat mengagumi pencapaian rakyat China di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, dan saya ingin belajar dari pengalaman Partai Komunis China dan memperdalam pertukaran pemahaman dalam tata kelola pemerintahan," ungkap Prabowo.
Pernyataan itu mengatakan Prabowo menyebut China adalah mitra besar kerja sama Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan-perusahaan China berpartisipasi secara aktif dalam perekonomian dan membantu pembangunan nasional Indonesia.
"Saya mendukung penuh hubungan yang lebih erat antara Indonesia dan China. Saya bersedia melanjutkan kebijakan Presiden Joko Widodo terhadap China dengan berpegang teguh pada independensi dan kebijakan 'Satu China' yang selalu diusung pemerintah Indonesia," tambah Prabowo.
Prabowo disebut mendukung kepentingan utama baik Indonesia maupun China untuk mendorong hubungan yang lebih komprehensif antara kedua negara dan membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi kedua negara.
"Pemerintahan baru Indonesia bersedia untuk secara aktif mendorong strategi pembangunan kedua negara, kerja sama di berbagai bidang termasuk ekonomi, perdagangan dan pengentasan kemiskinan," kata Prabowo.
Dalam pertemuan itu, dibahas juga soal kondisi Palestina saat ini.
"Saya mengapresiasi peran China terkait masalah internasional, khususnya soal Palestina. Indonesia bersedia memperkuat koordinasi dan kerja sama dengan China dalam masalah internasional dan regional serta berkontribusi yang lebih besar dalam kerja sama Selatan-Selatan," ungkap Prabowo.