Studi: Menanam Pohon di Tempat yang Salah Justru Akan Memanaskan Suhu Bumi

Penelitian ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor seperti jenis tanaman yang ditanam, kondisi iklim setempat, dan ketersediaan air sebelum menanam pohon.

oleh Asnida Riani diperbarui 14 Nov 2024, 16:24 WIB
Ilustrasi menanam pohon. (dok. Unsplash.com/Kasturi Laxmi Mohit/@kasturi09)

Liputan6.com, Jakarta - Menanam pohon telah lama dianggap sebagai salah satu cara efektif untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan mengatasi perubahan iklim. Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa penanaman pohon di tempat yang salah justru dapat meningkatkan pemanasan global, bukan menguranginya.

Melansir Japan Today, Selasa, 2 April 2024, penanaman pohon di daerah yang seharusnya tidak memiliki hutan alami atau vegetasi tertentu dapat berdampak buruk pada lingkungan. Penelitian ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor seperti jenis tanaman yang ditanam, kondisi iklim setempat, dan ketersediaan air sebelum melakukan penanaman pohon.

Salah satu contoh yang disebutkan dalam studi ini adalah penanaman pohon di gurun. Meski penanaman pohon di daerah seperti itu mungkin terlihat sebagai langkah yang baik untuk menghijaukan wilayah yang tandus, tanaman tersebut dapat mengurangi efisiensi pendinginan alami yang biasanya terjadi di daerah tersebut. Akibatnya, suhu udara di sekitar area tersebut justru meningkat.

Studi ini juga menunjukkan bahwa penanaman pohon di daerah perkotaan yang padat penduduk dapat berefek serupa. Tanaman yang ditanam di antara gedung-gedung perkotaan dapat menciptakan efek "pulau panas," membuat suhu di dalam kota jadi lebih tinggi daripada di daerah sekitarnya yang tidak tertutup bangunan.

Dalam konteks ini, penting bagi para ahli dan pembuat kebijakan mempertimbangkan dengan cermat lokasi penanaman pohon. Memilih jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi iklim setempat dan memastikan bahwa penanaman dilakukan di tempat yang tepat adalah langkah yang penting untuk mengurangi pemanasan global dan mengatasi perubahan iklim.


Rekor Suhu Tertinggi

Yau Ma Tei Tin Hau Temple & The School, Yau Ma Tei di West Kowloon Cultural District, Kowloon, Hong Kong. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Rekor suhu panas terus tercatat, terutama dalam beberapa tahun belakangan. Bulan lalu, suhu di Hong Kong pada Minggu, 24 Maret 2024, mencapai rekor tertinggi selama bulan Maret dalam 140 tahun, menurut observatorium kota tersebut.

Suhu maksimal yang diukur di Observatorium adalah 31,5 derajat celcius, suhu terpanas yang dilaporkan selama bulan Maret sejak pencatatan dimulai pada 1884. Melansir Economic Times, 26 Maret 2024, pada Kamis, 21 Maret 2024, observatorium memperingatkan bahwa Hong Kong diperkirakan akan mengalami suhu rata-rata di atas normal tahun ini, "dengan kemungkinan besar mencapai 10 suhu terpanas yang pernah tercatat."

Perubahan iklim telah menyebabkan panas yang menyengat, serta meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem di seluruh dunia. Hong Kong mengalami rekor musim panas terpanas tahun lalu, diukur dengan suhu rata-rata 29,7 derajat celcius antara bulan Juni dan Agustus, kata observatorium tersebut dalam laporan bulan Januari 2024.

Sepanjang 12 bulan sepanjang 2023, suhu tercatat lebih hangat dari biasanya. Tidak hanya di Hong Kong, kondisi serupa juga dilaporkan di Malaysia. 


Peringatan Gelombang Panas di Malaysia

Ilustrasi cuaca panas di Malaysia (pixabay)

Ketika musim kemarau melanda Malaysia, semakin banyak daerah yang mengeluarkan peringatan gelombang panas, terutama di bagian utara Semenanjung Malaysia, rangkum kanal Global Liputan6.com, 17 Maret 2024. Ketinggian air di bendungan-bendungan di wilayah ini juga mencapai batas tingkat peringatan.

Mengutip The Star, Pokok Sena di Kedah telah menerima peringatan gelombang panas Level 2 pada Sabtu, 16 Maret 2024, kali kedua wilayah tersebut menerima peringatan itu. Peringatan pertama tercatat pada 28 Februari 2024.

Pada Jumat, 15 Maret 2024, seluruh Perlis diberi peringatan Level 2. Namun, statusnya diturunkan jadi Level 1 pada Sabtu, 16 Maret 2024. Peringatan Level 1 juga dikeluarkan untuk Kuala Lumpur dan sebagian Kedah, Perak, Pahang, dan Selangor sesuai peringatan Departemen Meteorologi Malaysia (MetMalaysia) pada Sabtu, 16 Maret 2024, mulai pukul 16.30, waktu setempat.

Di Kedah, wilayah yang diwaspadai gelombang panas adalah Padang Terap, Sik, Baling, Kuala Muda, Pendang, dan Kota Setar. Hulu Perak, Kuala Kangsar, Kinta dan Kampar di Perak mendapat peringatan Level 1. Di Pahang, lokasi yang terdampak adalah Raub, Temerloh, dan Bera.


Bulan Januari Terpanas Sepanjang Masa

Melansir laman bmkg.go.id, cuaca Jakarta dan Kepulauan Seribu di pagi hari cerah berawan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Secara global, dunia telah melewati bulan Januari terpanas sepanjang masa, melanjutkan gelombang panas luar biasa yang dipicu perubahan iklim, kata Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa pada 8 Februari 2024. Januari 2024 melampaui suhu terpanas bulan Januari sebelumnya, yang terjadi pada 2020 dalam rekor C3S sejak 1950.

Melansir NY Post, 9 Februari 2024, catatan ini muncul setelah 2023 ditetapkan jadi tahun terpanas sepanjang sejarah menurut catatan global sejak 1850. Ini terjadi karena perubahan iklim yang disebabkan manusia dan fenomena cuaca El Nino, yang menghangatkan permukaan air di bagian timur Samudra Pasifik, mendorong suhu jadi lebih tinggi.

Setiap bulan sejak Juni merupakan bulan terpanas di dunia, dibandingkan bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. "Bukan hanya ini merupakan rekor terpanas di bulan Januari, tapi kita juga baru saja mengalami periode 12 bulan dengan suhu lebih dari 1,5 derajat celcius di atas periode referensi pra-industri," kata Wakil Direktur C3S, Samantha Burgess.

Ia menambahkan, "Pengurangan emisi gas rumah kaca secara cepat adalah satu-satunya cara menghentikan peningkatan suhu global."

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya