7 Dampak Mencairnya Es di Kawasan Kutub Utara

Fenomena mencairnya es di kawasan ini disebut sebagai amplifikasi Arktik. Fenomena ini terjadi ketika kumpulan es di lautan yang berwarna putih semakin menipis atau menghilang.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 09 Okt 2024, 10:17 WIB
Citra satelit NASA mengenai kondisi Es di Artik, Kutub Utara (climatecordered.org)

Liputan6.com, Jakarta - Pemanasan global menyebabkan es di kawasan Kutub Utara mencair lebih cepat. Dikutip dari laman Climate Change Resources pada Selasa (02/04/2024), Kutub Utara merupakan wilayah yang dapat memberikan dampak bagi perubahan iklim global.

Para ahli menyebut, kawasan terdingin di seluruh dunia ini menjadi bukti bahwa suhu bumi memanas dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan menurut sebuat penelitian, kawasan Arktik, memanas dua kali lebih cepat dari bagian dunia lainnya.

Fenomena mencairnya es di kawasan ini disebut sebagai amplifikasi Arktik. Fenomena ini terjadi ketika kumpulan es di lautan yang berwarna putih semakin menipis atau menghilang.

Hilangnya kumpulan es di lautan ini menjadi tanda permukaan laut atau daratan yang gelap menyerap lebih banyak panas dari matahari. Lalu, melepaskan energi itu kembali ke atmosfer.

Secara luas, Arktik dianggap oleh para ilmuwan sebagai pendingin bumi. Sebab, kawasan ini berperan dalam mengatur suhu secara global.

Lalu, apa dampak es Kutub Utara mencair?

1. Suhu Bumi akan Meningkat

Dampak mencairnya es di kawasan Kutub Utara yang pertama adalah naiknya suhu Bumi secara drastis. Es yang ada di kutub memiliki peran dalam memantulkan sinar matahari ke atmosfer.

Hal ini kemudian dapat menjaga temperatur bumi tetap normal. Namun ketika mereka menjadi air, semua sinar yang masuk ke bumi akan terserap sehingga suhu pun kian meningkat.

2. Ekosistem di Seluruh Dunia akan Hancur

Saat suhu bumi semakin meningkat secara drastis, cuaca di seluruh belahan dunia juga akan kacau. Hal ini disebabkan perubahan arus udara yang mengatur cuaca juga berubah.

Akibatnya, pergantian cuaca pun akan semakin lama. Sebagian wilayah akan terkena kekeringan panjang. Sedangkan yang lain mengalami badai yang tidak kunjung berhenti.

 


Munculnya Berbagai Virus Purba

3. Munculnya Berbagai Virus Purba

Ada berbagai virus yang dapat bertahan hidup dalam lingkungan ekstrem, seperti suhu dingin lapisan es di Kutub Utara. Ada banyak virus purba yang saat ini terjebak di dalam tumpukan es Antartika dan masih hidup.

Ketika es mencair, virus-virus purba yang belum diketahui ini akan segera menyebar. Saat itu erjadi, para ahli belum tahu seberapa berbahayanya virus-virus purba ini dan apa yang bisa menangkalnya.

Maka tidak heran jika para ahli memprediksi akan ada wabah jika es kutub mencair.

4. Satwa Liar akan Kehilangan Rumah

Mencairnya es kutub berdampak besar pada satwa-satwa yang ada di sana seperti beruang kutub, anjing laut, penguin, dan spesies lainnya. Banyak spesies ini bergantung pada es untuk mencari makan, berlindung, dan berkembang biak.

Mencairnya es di kutub dengan cepat mengancam habitat mereka dan dapat menyebabkan penurunan populasi dan bahkan kepunahan. Menurut buku After the Ice: Life, Death, and Geopolitics in the New Arctic yang ditulis oleh Alun Anderson, beruang kutubl akan menjadi hewan yang pertama kali punah karena tidak ada lagi rumah untuk mereka.

5. Terumbu Karang akan Musnah

Terumbu karang membutuhkan sinar matahari untuk proses fotosintesis. Ketika permukaan air meninggi karena pencairan es kutub.

sinar matahari yang cukup tidak akan dapat mencapai terumbu karang. Situasi ini akan membuat terumbu karang kesulitan berfotosintesis dan mungkin akan mengancam kehidupannya dalam jangka panjang.

Beberapa spesies ikan bergantung pada karang untuk makanan dan tanpa terumbu karang, mereka juga akan mati.

 

 


Masyarakat Pesisir Pantai Harus Pindah

6. Masyarakat Pesisir Pantai Harus Pindah

Dampak mencairnya es di kawasan Kutub Utara juga akan mempengaruhi manusia secara langsung, terutama bagi penduduk yang bermukim di pesisir paantai.

Dikutip dari laman Science Alert pada Selasa (02/04/2024), para ahli memperkirakan permukaan air laut akan naik setidaknya 65,8 meter. Jika hal ini terjadi, Florida, negara yang terkenal akan sinar mataharinya tersebut akan tenggelam selamanya.

Tidak hanya itu, para ahli juga memprediksi bahwa semua daerah pesisir pun akan menghadapi dampak yang serupa.

7. Bumi akan Dilanda Gempa Lebih Sering

Dampak mencairnya es di kawasan Kutub Utara juga akan mempengaruhi aktivitas kegempaan di seluruh dunia. Es di kutub utara memiliki berat yang sangat besar.

Saat es mencair, beban ini hilang dan menyebabkan kerak bumi di bawahnya "bangkit" kembali. Hal ini dapat menyebabkan pergeseran dan pergerakan lempeng tektonik, yang dapat memicu gempa bumi.

Selain itu, mencairnya es kutub utara akan mendistribusikan massa air laut secara berbeda. Hal ini dapat menyebabkan perubahan keseimbangan lempeng tektonik dan meningkatkan aktivitas seismik.

Dikutip dari laman The Guardian pada Selasa (02/04/2024), es di kutub utara juga bertindak sebagai insulator yang menjaga agar tanah di bawahnya tetap dingin. Saat es mencair, tanah akan memanas.

Pemanasan ini dapat menyebabkan ekspansi termal dan deformasi kerak bumi yang dapat memicu gempa bumi.

(Tifani)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya