Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mengatakan perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan dikarenakan momentum bulan suci Ramadan. Salah satu faktornya yakni dengan fenomena yang sedang viral 'War Takjil'.
Hal itu diungkapkan oleh Sigit pada saat acara buka puasa bersama TNI-Porli yang dihadiri oleh mantan wakil Presiden ke-6 Jusuf Kalla; Menkopolhukam, Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto, serta Panglima TNI, Jendral Agus Subiyanto serta tokoh agama Gus Miftah.
Advertisement
Semulanya Sigit menyinggung perihal bulan suci Ramadan yang harus dihadapi masyarakat Palestina khususnya di jalur Gaza harus berjuang bertahan hidup menghadapi gempuran serangan zionis tentara Israel. Atas kondisi itu perekonomian Palestina sedang tidak Baik-Baik saja.
Ekonomi yang tidak baik-baik saja itu juga turur dirasakan oleh beberapa negara maju yang tengah mengalami resesi. Dimana nilai mata uang rendah menyebabkan harga menjadi tinggi dan saya beli masyarakat turun.
"Sehingga di beberapa negara kita lihat mulai banyak muncul orang berebut antre untuk mendapatkan bagian makanan karena tidak sanggup untuk membeli termasuk juga banyak orang-orang yang kemudian harus tinggal di luar rumah karena memang dia tidak mampu untuk menyewa apalagi memiliki rumah," kata kata Sigit dalam acara buka puasa bersama di Lapangan Bhayangkara Polri, Selasa (2/4/2024).
Patut Disyukuri
Namun kondisi tersebut patut disyukurinya tidak dirasakan di Indonesia. Terlebih berkat momentum Ramdhan yang dianggap ekonomi Indonesia lebih baik dari negara-negara yang disebutkan sebelumnya.
"Dan mungkin saat ini justru yang terjadi dan sering muncul di tv yang terkenal malah 'war takjil'. Artinya rebutan belanja takjil, artinya ekonomi masyarakat Indonesia saat ini alhamdulillah Tuhan sayang pada bangsa kita," tutur Sigit.
Sigit menekankan hal tersebut dapat terbentuk karena tidak terlepas dari peran TNI-Polri yang terus menjaga persatuan bangsa.
"Oleh karena itu kita harus menjadi pelopor di dalam menjaga persatuan dan kesatuan, sehingga walaupun perbedaan pendapat yang ada, namun yang namanya persatuan dan kesatuan menjadi prioritas yang harus terus kita utamakan," tutup Sigit.
Reporter: Rahmat Baihaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement