Orang Tidur Tetap Bisa Dapat Malam Lailatul Qadar, Asalkan dalam Kondisi Ini Kata Ibnu Rajab

Perihal manusia yang memperoleh Lailatul Qadar, ternyata berdasarkan keterangan Ibnu Rajab orang yang dalam kondisi tidur saja masih bisa memperoleh malam Lailatul Qadar, asalkan dalam kondisi seperti ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Apr 2024, 03:20 WIB
Ilustrasi tidur, mengalami mimpi. (Foto oleh Kampus Production: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-dengan-t-shirt-hitam-berbaring-di-tempat-tidur-7556587/)

Liputan6.com, Cilacap - Malam Lailatul Qadar berdasarkan informasi hadis-hadis Rasulullah SAW turun pada 7 atau 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Beradasarkan keterangan Sayyidah Aisyah RA, Rasulullah SAW meningkatkan amal ibadah pada malam-malam itu.

Malam Lailatul Qadar merupakan waktu istimewa yang banyak dinantikan umat muslim di bulan Ramadhan. Pasalnya nilai ibadah pada malam ini lebih baik dari seribu bulan.

Oleh sebab itu, banyak cara umat Islam untuk berusaha meraih malam penuh kemuliaan ini, dengan memperbanyak ibadah, doa dan amal shaleh lainnya. Bahkan ada yang saking ingin mendapatkannya, ia rela tidak tidur semalaman.

Perihal manusia yang memperoleh Lailatul Qadar, ternyata berdasarkan keterangan Ibnu Rajab orang yang dalam kondisi tidur saja masih bisa memperoleh malam Lailatul Qadar, asalkan dalam kondisi seperti ini.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Tetap Dapatkan Malam Lailatul Qadar dengan Kondisi  Ini

Ilustrasi tidur, bermimpi. (Photo created by jcomp on www.freepik.com)

Menukil Rumaysho, Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitab Lathaiful Ma’arif menerangkan bahwa orang tidur dengan kondisi hatinya tidak lalai dalam zikir, maka ia tetap mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Juwaibir pernah mengatakan bahwa dia pernah bertanya pada Adh-Dhahak, “Bagaimana pendapatmu dengan wanita nifas, haidh, musafir, dan orang yang tidur (namun hatinya tidak lalai dalam dzikir), apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari lailatul qadar?” Adh-Dhahak pun menjawab, “Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Siapa saja yang Allah terima amalannya, dia akan mendapatkan bagian malam tersebut.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 341)

Ibnu Rajab rahimahullah menasehatkan, “Wahai saudaraku … Yang terpenting bagaimana membuat amalan itu diterima, bukan kita bergantung pada kerja keras kita. Yang jadi patokan adalah pada baiknya hati, bukan usaha keras badan. Betapa banyak orang yang begadang untuk shalat malam, namun tak mendapatkan rahmat.

Bahkan mungkin orang yang tidur yang mendapatkan rahmat tersebut. Orang yang tertidur hatinya dalam keadaan hidup karena berdzikir kepada Allah. Sedangkan orang yang begadang shalat malam, hatinya yang malah dalam keadaan fajir (berbuat maksiat pada Allah).” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 341)

Kesimpulan paling penting dari penjelasan di atas, malam lailatul qadar tidak disyaratkan iktikaf di masjid atau untuk mendapatkannya dengan beribadah di masjid. Orang yang beribadah di rumah pun masih bisa mendapatkan lailatul qadar. Itulah karunia Allah.


Amalam untuk Peroleh Lailatul Qadar

Ilustrasi bulan purnama, doa, muslim, Islami. (Gambar oleh chiplanay dari Pixabay)

Menukil NU Online, para ulama kita mengajarkan, agar mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar, maka hendaknya kita memperbanyak ibadah selama bulan Ramadhan, diantaranya:   

1. Senantiasa shalat fardhu lima waktu berjama'ah.

2. Mendirikan shalat malam atau qiyamul lail (shalat tarawih, tahajud, dll) 

3. Membaca Al-Qur'an sebanyak-banyaknya dengan tartil. 

4. Memperbanyak dzikir, istighfar dan berdoa. 

5. Memperbanyak membaca:

 اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فاَعْفُ عَنَّا 

Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Dzat Maha Pengampun lagi Maha Pemurah, senang pada ampunan, maka ampunilah kami, wahai Dzat yang Maha Pemurah.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya