Mudik Asyik Baca Buku, Gerakan Literasi Bangun Budaya Baca Sejak Dini

Supaya anak-anak tidak hanya fokus pada gawai selama perjalanan mudik, ada buku yang dibagikan gratis untuk anak-anak selama mudik.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 03 Apr 2024, 06:24 WIB
Plt Kepala Perpusnas E Aminudin Azis saat meresmikan gerakan Mudik Asyik Baca Buku, Selasa (2/4/2024). (Liputan6.com/ Dok Ist)

 

Liputan6.com, Jakarta - Demi menanamkan pentingnya budaya baca pada anak-anak sejak dini, Badan Bahasa menginisiasi kegiatan Mudik Asyik Baca Buku Tahun 2024. Kegiatan yang juga didukung Perpusnas RI ini merupakan gerakan literasi berupa pembagian buku secara gratis bagi para pemudik, khususnya anak-anak. 

Plt Kepala Perpusnas E Aminudin Azis mengatakan, inisiatif tersebut bertujuan memfasilitasi para pemudik agar dapat menghabiskan waktu perjalanan dengan lebih bermanfaat, yakni melalui membaca buku.

"Membaca adalah kebutuhan, terutama ketika kita melakukan perjalanan. Dalam acara Mudik Asyik Baca Buku ini, kami menyediakan buku untuk anak-anak dan orang tua agar mereka dapat berinteraksi dan mengisi waktu selama perjalanan," ungkapnya saat membuka secara resmi kegiatan Mudik Asyik Baca Buku di Hall Selatan Keberangkatan Stasiun Gambir,  Selasa (2/4/2024).

Azis juga mengatakan, buku bacaan untuk anak-anak dipilih karena dari hasil survei yang dilakukan oleh Perpusnas, buku yang paling diminati adalah buku yang bisa memberikan interaksi antara anak-anak dan orang tua.

"Maka kami mengajak kawan-kawan dari Perpusnas, dan Perpusnas memiliki koleksi buku, kemudian mereka juga memberikan kontribusi yang besar terhadap penyediaan buku ini. Kami juga bekerja sama dengan penerbit dan IKAPI," katanya yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Bahasa ini.

Meski saat ini sudah tersedia fasilitas bahan bacaan digital, lanjutnya, tetapi buku masih tetap menjadi primadona. Menurutnya, kelelahan ketika membaca buku lebih sedikit dibandingkan dengan membaca buku digital.

"Oleh karena itu kehadiran buku fisik, yang bisa dibuka, bisa ditatap dalam waktu lama, kemudian memprediksi berapa halaman yang masih tersisa. Itu memberikan manfaat yang lebih besar membaca," jelasnya.

Dia menambahkan kegiatan ini merupakan upaya untuk meningkatkan literasi masyarakat. "Pasti dengan membaca buku mengasyikkan, menambah pengetahuan, dan meningkatkan literasi kita semua. Literasi adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup," katanya.

 


Digelar di Lima Lokasi

Kegiatan Mudik Asyik Baca Buku ini diselenggarakan di lima lokasi, yaitu Stasiun Gambir, Stasiun Pasar Senen, Terminal Kalideres, Terminal Kampung Rambutan, dan Terminal Pulo Gebang.

Pemilihan stasiun sebagai tempat menyelenggarakan Mudik Asyik Baca Buku disambut dengan baik oleh Deputi II Kepala Daerah Operasi (Daop) 1 PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ali Afandi. Hal ini dikarenakan berdasarkan survei, masyarakat Jabodetabek sebagian besar menggunakan kereta api sebagai sarana transportasi perjalanan mudik dibandingkan alat transportasi lainnya.

"Dari stasiun Gambir rata-rata sudah menembus sekitar 12.000 sampai 14.000 lebih penumpang per hari. Untuk stasiun Pasar Senen kurang lebih 20.000 per hari," jelasnya.

Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa PT KAI sangat mendukung kegiatan ini. Menurutnya, minat baca masyarakat tinggi namun bahan bacaan terbatas.

"Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat mendapat bahan bacaan yang sesuai kebutuhan. Selain itu juga dapat meningkatkan minat baca masyarakat," terangnya.

Ke depan, dia berharap agar kolaborasi dengan PT KAI terus berlanjut. Tidak hanya dalam kegiatan ini saja tapi juga kegiatan lainnya.

"Kolaborasi KAI Daop 1 siap menerima kolaborasi dari Kemendikbudristek maupun Perpusnas," harapnya.

Dalam kesempatan ini, dia juga menjelaskan bahwa PT KAI mempunyai program kereta Rail Clinic yang terdiri dari 4 gerbong yakni gerbong untuk medis umum, gerbong untuk kesehatan gigi dan mata, gerbong untuk meeting dan gerbong untuk perpustakaan.

Gerbong perpustakaan berisi ruang baca buku cetak maupun digital, yang dimanfaatkan untuk pasien atau masyarakat yang akan melakukan pelayanan medis di kereta tersebut, terutama untuk anak-anak.

"Rail Clinic ini dijalankan dua kali dalam setahun secara bergiliran dari DAOP 1 Jakarta sampai DAOP 9 Jember. Dan ini kami laksanakan di daerah-daerah yang agak terpencil, yang sulit dijangkau oleh transportasi darat, jadi di stausiun terdekat kami melakukan pelayanan medis gratis,” jelasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya