Liputan6.com, Teheran - Iran pada hari Selasa (2/4/2024) berjanji menanggapi serangan udara Israel yang menghancurkan Konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, sehari sebelumnya. Peristiwa itu menewaskan 12 orang, termasuk dua jenderal Iran.
Empat warga Suriah juga tewas dalam serangan itu, kata seorang pejabat Suriah pada Selasa, tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai mereka. Hizbullah, yang merupakan sekutu utama pemerintahan Presiden Suriah Bashar Assad dan Iran, ikut menjanjikan hukuman dan balas dendam terhadap Israel.
Advertisement
Wakil Duta Besar Iran untuk PBB Zahra Ershadi mengatakan dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan (DK) PBB bahwa beberapa warga Iran terluka, namun jumlah korban tewas yang akurat masih belum pasti karena seluruh gedung diplomatik hancur dan beberapa orang terjebak di bawah reruntuhan.
Israel, yang telah berulang kali menargetkan Iran di Suriah dan Lebanon, tidak mengonfirmasi serangan yang terjadi pada hari Senin (1/4) tersebut.
Televisi pemerintah Iran melaporkan bahwa Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, sebuah badan pengambil keputusan utama, bertemu pada Senin malam dan memutuskan tanggapan "yang diperlukan" pasca serangan. Dikatakan bahwa pertemuan tersebut dipimpin oleh Presiden Ebrahim Raisi, namun mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut.
"Kami akan membuat mereka menyesal atas kejahatan dan tindakan serupa," kata Pemimpin Tertinggi Ayatullah Ali Khamenei, yang memegang keputusan akhir mengenai semua urusan negara di Iran, seperti dilansir AP, Rabu (3/4).
Ershadi menuduh Israel mengancam perdamaian regional dan internasional dan menyatakan Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas semua kejahatan yang dilakukan oleh rezim Israel.
Dia menambahkan Iran telah cukup menahan diri, namun Israel sekarang harus memikul tanggung jawab penuh atas konsekuensi serangan itu.
"Iran berhak berdasarkan hukum internasional dan Piagam PBB untuk mengambil tindakan tegas terhadap tindakan tercela tersebut," ujarnya.
Sementara itu, Dewan Keamanan Nasional AS menegaskan AS tidak berperan dalam serangan di Damaskus dan tidak mengetahuinya sebelumnya.
"Kami telah mengomunikasikan hal ini langsung ke Iran," kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood kepada DK PBB, seraya menambahkan AS tidak dapat mengonfirmasi informasi apa pun mengenai peristiwa ini.
Wood mendesak Iran dan proksi serta mitranya di kawasan ini – Hamas, Hizbullah, dan Houthi – mengurangi ketegangan. Wood mengulangi peringatan sebelumnya agar mereka tidak mengambil keuntungan dari situasi ini untuk melanjutkan serangan terhadap personel AS.
Hampir semua anggota DK PBB menyatakan keprihatinannya bahwa serangan di Damaskus ditambah dengan perang Hamas Vs Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dapat meluas ke seluruh wilayah Timur Tengah dan seterusnya.
Tidak jelas apa dan kapan Iran akan merespons, namun pembalasan Iran dinilai berisiko menimbulkan konfrontasi berbahaya dengan Israel dan AS.
Pencarian Korban Masih Berlangsung
Pada Selasa malam, Presiden Assad menyampaikan belasungkawanya melalui panggilan telepon terhadap Presiden Raisi dan mengutuk Israel. Demikian dilaporkan kantor berita Suriah, SANA.
Serangan udara Israel menewaskan Jenderal Mohammad Reza Zahedi, yang memimpin Pasukan Quds, unit khusus Garda Revolusi Iran, di Lebanon dan Suriah hingga tahun 2016, wakilnya, Jenderal Mohammad Hadi Hajriahimi, dan lima perwira lainnya. Seorang anggota Hizbullah, Hussein Youssef, juga tewas dalam serangan itu.
Menteri Kesehatan Suriah Hassan al-Ghabash mengatakan, selain empat warga negara Suriah yang tewas, 13 lainnya terluka parah akibat serangan udara Israel. Dia tidak merinci lebih lanjut terkait korban luka.
Saat mengumumkan kematian Youssef pada hari Selasa, Hizbullah tidak memberikan rincian apapun tentang dia. Adapun Zahedi disebut memainkan peran penting dalam membantu mengembangkan dan memajukan pekerjaan Hizbullah di Lebanon.
"Kejahatan ini pasti tidak akan berlalu tanpa musuh menerima hukuman dan balas dendam," sebut Hizbullah.
Perdana Menteri Suriah Hussein Arnous setelah mengunjungi kompleks Kedutaan Besar Iran di Damaskus mengatakan petugas penyelamat masih mencari korban di bawah reruntuhan gedung konsulat.
Sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, proksi Iran telah meningkatkan serangan, dengan pertukaran lintas batas hampir setiap hari antara Hizbullah dan Israel, dan seringnya serangan terhadap kapal di Laut Merah oleh pemberontak Houthi di Yaman yang didukung Iran.
Advertisement
Saran Rusia untuk Israel
Israel, yang jarang mengakui serangan terhadap sasaran Iran, menyatakan pihaknya tidak berkomentar mengenai serangan terbaru di Suriah. Namun, juru bicara militer Israel menyalahkan Iran atas serangan drone pada Senin pagi terhadap pangkalan angkatan laut di Israel selatan.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengaku negaranya sedang berperang di berbagai bidang baik secara ofensif maupun defensif.
"Kita melihat buktinya setiap hari, termasuk dalam beberapa hari terakhir," kata Gallant, berbicara kepada Komite Pertahanan dan Luar Negeri parlemen Israel.
"Kita beroperasi di mana saja, setiap hari, untuk mencegah musuh-musuh kita memperoleh kekuatan dan untuk memperjelas kepada siapa pun yang bertindak melawan kita – di seluruh Timur Tengah – bahwa akibat dari tindakan terhadap Israel akan sangat mahal."
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres turut mengutuk serangan terhadap Konsulat Iran dan pada hari Selasa dia menegaskan kembali prinsip tidak dapat diganggu gugatnya tempat diplomatik dan konsuler. Guterres juga menegaskan personel diplomatik harus dihormati dalam semua kasus sesuai dengan hukum internasional.
Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengecam AS, Inggris, dan Prancis karena gagal mengutuk pelanggaran Israel terhadap hukum internasional dan dengan sengaja melanggar premis diplomatik.
Dia mengatakan kepada wartawan setelahnya bahwa Rusia akan meminta kecaman DK PBB atas serangan itu. Ketika ditanya apakah dia punya saran untuk Iran, Nebenzia menjawab, "Saran saya kepada Israel adalah agar menunjukkan pengendalian diri dan tidak memprovokasi eskalasi lebih lanjut, seperti yang mereka lakukan kali ini."
Pernyataan Nebenzia dibalas Wood, "Sebaliknya, Iran dan proksinyalah yang melakukan sejumlah serangan di seluruh kawasan."
Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1961 mengenai kekebalan diplomatik, lokasi misi diplomatik tidak dapat diganggu gugat.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar mengutuk serangan Israel atas kekhawatiran akan meluasnya konflik regional. Liga Arab yang beranggotakan 22 negara mengecam Israel, dengan mengatakan Israel bertujuan memperluas perang dan mendorong kawasan menuju kekacauan.