Liputan6.com, Jakarta Apakah Anda sering menangis saat memotong bawang?. Bawang memiliki aroma khas dan merupakan bagian penting dari begitu banyak hidangan, tetapi mungkin merasa bahwa rasanya tidak sepadan dengan rasa perih yang dialami saat memotongnya.
Mengapa Seseorang Menangis Saat Memotong Bawang?
Advertisement
Ilmuwan makanan dan pembawa acara saluran YouTube Abbey the Food Scientist, Dr. Abbey Thiel, sebagaimana yang dikutip dari CNN, Jumat (5/4/2024), mengatakan bahwa perasaan perih di mata anda disebabkan oleh mekanisme pertahanan yang dimiliki oleh bawang.
"Ini benar-benar mekanisme pertahanan tanaman untuk mencegahnya dimakan," kata Thiel. Banyak tanaman memiliki cara untuk menghindari makan siang, seperti duri atau rasa pahit, tambahnya.
Pertahanan bawang merah berasal dari struktur selnya, yang memiliki kompartemen berbeda untuk memisahkan zat-zat yang dapat menimbulkan reaksi.
Dalam jawaban yang terpisah, peneliti fakultas di Pacific Lutheran University di Parkland, Washington, Dr Bryan Quoc Le mengatakan ketika sel-sel itu dirusak- seperti dengan pisau - enzim dan asam amino digabungkan untuk membentuk senyawa belerang dan enzim lain akan mengirimkan uap tersebut ke udara dan akhirnya ke mata.
"Setelah bereaksi dengan kelembapan di mata kita, sejumlah kecil asam sulfat diproduksi yang mengiritasi kornea dan menghasilkan air mata," kata Thiel melalui email.
Gunakan Kipas Angin
Thiel mengatakan bahwa salah satu metode yang baik untuk mengurangi air mata saat memotong bawang adalah dengan meletakkan kipas angin di dekat sayuran, kata Thiel.
"Dengan cara ini, angin akan membawa molekul-molekul yang biasanya masuk ke mata anda dan menyebabkan air mata," katanya.
Lindungi Mata dengan Kacamata
Thiel mengatakan meskipun menggunakan kacamata saat memotong bawang terlihat norak, kacamata adalah metode yang mudah unruk melindungi mata dari molekul-molekul yang terpancar dari sayuran saat dipotong.
"Saya telah memperhatikan bahwa memakai kontak (bukan kacamata) membuat perbedaan besar ketika saya memotong bawang," kata Thiel. "Anda hanya ingin memiliki semacam perisai yang melindungi mata anda."
Dinginkan di Lemari Es
Le mengatakan bahwa lemari es, freezer, atau semangkuk air es juga dapat membantu. Meskipun demikian, mendinginkan bawang dapat mengubah teksturnya serta mengurangi rasanya.
Ia menyarankan untuk menyimpan bawang di tempat yang sejuk dan kering dan masukkan ke dalam lemari es atau air dingin sekitar 20 menit sebelum dipotong.
Panaskan Sebelum Dipotong
Le mengatakan panas dapat membantu mengurangi uap air, sehingga bawang dapat dipanaskan di dalam microwave sebelum memotongnya.
Tergantung pada ukuran bawang, waktu yang dibutuhkan mulai dari 30 detik hingga beberapa menit.
Namun Le hanya merekomendasikan hal ini jika ingin membuat sesuatu di mana tekstur bawang tidak terlalu penting karena menggunakan microwave dapat mengganggu kerenyahan bawang.
Tambahkan asam
Asam yang ditambahkan ke dalam bawang dapat membantu mengurangi rasa pedih di mata dan meningkatkan cita rasa
Le mengatakan enzim yang mengubah asam amino dalam bawang yang menyebabkan rasa perih bekerja dengan baik pada kisaran pH tertentu. Asam seperti lemon atau cuka akan memperlambat enzim yang membuat uap yang menyebabkan air mata.
Memperlambat enzim pemicu air mata pada bawang memiliki manfaat lain, yaitu menjaga asam amino tetap utuh sehingga dapat meningkatkan rasa dalam makanan.
Advertisement
Nyalakan Lilin
Beberapa orang mengatakan menyalakan lilin akan membuat bau pada bawang menjadi menghilang.
"Saya bisa melihat hal itu berhasil, tetapi itu benar-benar tergantung pada jenis lilinnya," kata Le. Bisa saja lilin itu menghalangi uap, atau lilin beraroma dapat bereaksi dengan uap yang dapat membantu.
Tapi itu bukan metode yang terjamin, tambahnya.
"Mungkin itu akan mengalihkan perhatian anda dengan bau yang harum," kata Thiel.
Gigit Roti
Le yang juga merupakan penulis "150 Food Science Questions Answered." menyatakan bahwa sulit untuk mengatakan bahwa menggigit roti dapat mencegah keluarnya air mata saat memotong bawang.
Ia mengatakan bahwa ia tidak yakin dengan teori dibaliknya. Bisa jadi roti yang menyerap uap, atau bisa juga karena faktor psikologis, katanya.