Mantan Pejabat Polandia Ketahuan Pakai Spyware Pegasus untuk Mata-matai Warga dan Lawan Politik

Penyelidikan parlemen Polandia terhadap dugaan penyalahgunaan spyware Pegasus oleh mantan pejabat pemerintah sedang berlangsung.

oleh Yuslianson diperbarui 03 Apr 2024, 15:00 WIB
Penyedia spyware Pegasus, NSO Group. JACK GUEZ / AFP

Liputan6.com, Jakarta - Mantan pejabat pemerintah Polandia terancam pidana, setelah diduga memakai spyware untuk mengawasi lawan politik dan pihak lain.

Diketahui, spyware Pegasus dipakai oleh mantan pejabat tersebut untuk mengawasi lawan politik dia dan pihak lain.

Polandi telah resmi meluncurkan penyelidikan parlemen terhadap potensi penyalahgunaan software pengawasan oleh pemerintah sebelumnya pada bulan Februari.

Pada hari Senin ini, Menteri Kehakiman, Adam Bodnar mengatakan, korban Pegasus akan segera menerima pemberitahuan mereka telah menjadi sasaran spyware milik NSO Group tersebut.

"Dalam beberapa bulan mendatang, kita akan mengetahui lebih lanjut bagaimana software berbahaya ini dipakai dan untuk tujuan apa," kata Bodnar sebagaimana dikutip dari The Register, Rabu (3/4/2024).

"Kita belum tahu siapa yang akan dituduh apakah ke beberapa orang, menteri, atau petugas badan keamanan," katanya.

Informasi, Pegasus adalah spyware yang dikembangkan oleh NSO Group. Berbasis di Israel, perusahaan ini telah menjadi subyek berbagai tuntutan hukum, pembatasan, ekspor, dan penyelidikan Parlemen Eropa.

Berbeda dari malware dan spyware lainnya, Pegasus tidak perlu mengelabui korban untuk mengunduh dan menginstal program jahat itu ke perangkat.

Dengan snoopware ini, pelaku kejahatan siber dapat mendengarkan panggilan korban, membaca pesan dan melihat foto mereka.

Tak hanya itu, spyware buatan NSO Group ini juga dapat mengakses file, kontak, dan aplikasi serta fungsi lainnya.

Meskipun banyak laporan penyalahgunaan, satu-satunya penggunaan Pegasus terdokumentasi adalah untuk menahan dan mengadili para pembangkang politik, pengacara, jurnalis, akademisi, dan aktivis.

NSO menyatakan, software pencuri data buatannya hanya dijual kepada pemerintah untuk penggunaan sah seperti memerangi kejahatan dan mencegah serangan teroris.


Pemerintah India Marah Besar Ke Apple

Ilustrasi bendera India (AFP Photo)

India dilaporkan sangat marah pada Apple atas tuduhan mereka soal aksi mata-mata yang dilakukan pada jurnalis maupun oposisi politik di negara tersebut.

Sebelumnya, Apple memang memperingatkan sejumlah jurnalis dan politisidi India soal upaya peretasan yang didukung oleh negara. Peringatan itu dilakukan pada Oktober 2023. 

Menanggapi hal tersebut, seperti dikutip dari The Washington Post via Engadget, Sabtu (30/12/2023), pemerintah India bersama Perdana Menteri Narendra Modi mempertanyakan akurasi algoritma yang digunakan Apple.

Tidak hanya itu, pemerintah India juga dilaporkan tengah melakukan investigasi terkait keamanan perangkat Apple. Sejumlah pejabat India juga disebut telah memanggil perwakilan Apple.

Dalam pertemuan itu, pemerintah disebut menekan Apple untuk menemukan cara melunakkan peringatan peretasan yang telah mereka lakukan.

Lalu, pakar keamanan Apple juga dipanggil untuk memberikan penjelasan alternatif soal peringatan peretasan yang telah mereka sampaikan.


Jurnalis Jadi Korban Spyware

iPhone 15 Pro dan iPhone 15 Pro Max (Apple)

Sebagai informasi, berdasarkan laporan, sejumlah jurnalis dan politisi yang mengaku mendapatkan peringatan dari Apple kebanyakan mereka yang dianggap kritis pada pemerintahan Modi.

Salah satu jurnalis yang diketahui mendapatkan peringatan tersebut adalah Anand Mangnale. Berdasarkan penelusuran Amnesti Internasional, Anand yang menyelidiki rekan Modi Gautam Adani, diketahui perangka Apple-nya telah disusup spyware Pegasus.

Dalam peringatannya pada pengguna, Apple memang tidak eksplisit mengatakan pemerintah India berada di balik serangan tersebut. Namun, spyware Pegasus yang dibuat oleh NSO Group asal Israel memang banyak dijual pada lembaga pemerintah.

Terkait laporan ini pula, partai politik yang sedang berkuasa di India saat ini belum memberikan pernyataan yang pasti. Mereka tidak mengonfirmasi atau menolak tuduhan soal penggunaan spyware Pegasus. 


Apple Bakal Peringatkan Pengguna yang Jadi Korban Spyware

CEO Apple Tim Cook dengan iPhone 13 Pro Max dan Apple Watch Series 7 selama acara khusus di Apple Park di Cupertino, California (14/9/2021). Dalam acara peluncuran, Tim Cook bangga engumumkan generasi iPhone terbaru kami, yaitu iPhone 13. (Brooks Kraft/Apple Inc. /AFP)

Untuk diketahui, Apple memiliki memiliki fitur yang akan pengguna apabila perangkatnya menjadi target serangan spyware, terutama target dari aktor yang disponsori negara.

Dikutip dari Engadget, Kamis (25/11/2021), Apple akan memberikan notifikasi pada email dan nomor telepon pengguna yang didaftarkan menjadi Apple ID.

Selain itu, pengguna yang masuk ke appleid.apple.com akan mendapatkan threat notification di bagian atas halaman tersebut.

Perusahaan memastikan notifikasi yang diberikan tidak akan meminta pengguna untuk mengklik atau mengunduh konten tertentu. Karenanya, informasi detail mengenai serangan spyware bisa diakses melalui situs Apple ID.

Langkah ini diambil setelah sebelumnya Apple mengajukan gugatan terhadap NSO Group dan perusahaan induknya.

Dalam gugatannya, Apple meminta pertanggungjawaban atas penargetan pengguna perangkatnya lewat spyware Pegasus besutan NSO Group.

Melalui gugatan ini, Apple ingin agar pengadilan secara permanen melarang NSO Group menggunakan software, layanan, atau perangkat Apple apa pun. Untuk diketahui NSO Group diketahui menciptakan spyware untuk mematai-matai targetnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya