Panglima Militer Israel Minta Maaf Atas Serangan yang Tewaskan 7 Pekerja Bantuan Internasional

Kematian tujuh pekerja bantuan internasional di Gaza picu kecaman dunia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 03 Apr 2024, 13:02 WIB
Kementerian kesehatan Gaza mengatakan bahwa serangan udara Israel di Rafah telah menewaskan 16 orang. (JACK GUEZ/AFP)

Liputan6.com, Gaza - Panglima Militer Israel mengatakan, serangan yang menewaskan tujuh pekerja bantuan internasional di Gaza adalah sebuah kesalahan besar dan meminta maaf atas kelalaian tersebut.

Hal ini ia sampaikan setelah insiden ini memicu kecaman internasional, dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (3/4/2024).

"Insiden ini adalah kesalahan besar," kata kepala IDF Herzi Halevi dalam pesan video mengenai serangan yang menimpa konvoi World Central Kitchen (WCK) pada Senin (1/4).

"Hal ini seharusnya tidak terjadi," kata Halevi, sambil menyebut bahwa serangan tersebut adalah kesalahan identifikasi.

"Kami mohon maaf atas kehilangan anggota WCK."

Badan amal bantuan pangan yang berbasis di Amerika Serikat itu mengatakan bahwa serangan itu menghantam konvoi mereka saat meninggalkan sebuah gudang di kota Deir al-Balah di Gaza.

Insiden ini menewaskan tujuh orang, termasuk staf asal Australia, Inggris, Palestina, Polandia, dan AS-Kanada.

Sejak awal perang pada Oktober 2023, LSM tersebut telah terlibat dalam pemberian makanan kepada warga Gaza dan merupakan salah satu dari dua organisasi yang mempelopori pengiriman bantuan makanan yang tiba melalui laut.

Dikecam Dunia Internasional

Serangan tersebut memicu kecaman dari dunia internasional. Salah satunya dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang mengatakan, Israel belum berbuat cukup banyak untuk melindungi pekerja bantuan internasional.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut serangan itu "tidak masuk akal" dan menekankan perlunya gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas.

Inggris memanggil duta besar Israel di London untuk menyampaikan kecaman atas serangan tersebut, yang menewaskan tiga warga negara Inggris, dan menuntut pertanggungjawaban penuh.

 


PM Benjamin Netanyahu Tak Minta Maaf

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Dok. AFP)

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebelumnya mengatakan bahwa militer Israel secara tidak sengaja membunuh para pekerja bantuan tersebut.

Ia juga menyebutnya sebagai insiden tragis yang akan diselidiki sampai akhir.

Namun Netanyahu tidak menyampaikan permintaan maaf atas kematian tersebut.

Rekaman AFPTV menunjukkan atap kendaraan berlogo WCK bocor akibat mendapatkan serangan, begitu pula dengan puing-puing kendaraan lain.

 


Ketegangan Iran-Israel

Gedung Konsulat Iran di Damaskus luluh lantak pasca serangan rudal Israel pada Senin (1/4/2024). (Dok. Omar Sanadiki/AP)

Kematian para pekerja bantuan ini terjadi ketika serangan Israel yang tiada henti terus menghantam wilayah tersebut, meratakan infrastruktur penting, menghancurkan sistem kesehatan dan mendorong lebih dari separuh penduduk ke jurang kelaparan.

Ketegangan juga meningkat setelah Israel disalahkan atas serangan udara terhadap konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, pada Senin (1/4) yang menewaskan tujuh Garda Revolusi, dua di antaranya adalah jenderal.

Teheran, yang mendukung Hamas dan kelompok lain yang memerangi Israel dan sekutunya di kawasan, telah bersumpah untuk membalas dendam.

Infografis Militer Israel Perluas Serangan ke Gaza Selatan (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya