Liputan6.com, Jakarta - Salah satu masalah yang biasa ditemui pada busi adalah retak pada bagian keramik atau insulator. Terdapat dua faktor yang menyebabkan hal ini bisa terjadi.
Diko Oktaviano, Aftermarket Technical Support PT Niterra Mobility Indonesia (NMI) sebagai pemegang merek busi NGK menyebut, retaknya insulator busi bisa terjadi karena faktor eksternal dan internal. Namun umumnya, terjadi lantaran faktor eksternal yang tak lain akibat kelalaian manusia.
Advertisement
"Kalau dari faktor eksternal biasanya keretakan terjadi akibat penanganan yang kurang baik, seperti insulatornya terbentur kunci, salah penggunaan kunci, atau businya tak sengaja terjatuh dari tempat yang cukup tinggi," terangnya kepada Liputan6.com, Rabu (3/4/2024).
Sementara keretakan akibat faktor internal biasanya terjadi lantaran salah tipe busi sehingga klep atau piston "nonjok" busi. Penyebab lainnya ialah flash over karena cop busi yang bocor.
"Flash over sendiri adalah kondisi dimana busi tidak memercikkan listrik pada celah elektrodanya tapi mercikkan listrik pada permukaan bagian isolator yang terbuka," paparnya. Dirinya juga memastikan, kontribusi kerusakan akibat faktor internal ini sangat sedikit.
Disebutkan, insulator busi yang retak dapat dirasakan ketika kendaraan dipakai berkendara. "Biasanya akselerasi kendaraan jadi terhambat, mesin susah nyala, konsumsi bahan bakar jadi buruk," jelas Diko.
Dirinya juga menyebut, busi dengan insulator yang retak sudah tidak layak digunakan dan kerusakan tidak dapat diperbaiki. "Kalau sudah retak tidak bisa diperbaiki, jadi harus diganti," katanya.
Pentingnya Proses Pemasangan yang Tepat
Untuk mengantisipasi insulator retak karena faktor eksternal, Diko menyarankan agar proses pemasangan busi dilakukan dengan tepat. Gunakanlah kunci busi yang sesuai. Penggunaan kunci busi bermagnet akan jauh lebih baik untuk menjangkau posisi busi yang sulit dijangkau.
"Saat akan memasangnya, pastikan tipe busi yang digunakan sudah sesuai. Masukkan busi dan kencangkan dengan tangan terlebih dahulu agar feeling drat ulir masuk sempurna dan tidak miring," tuturnya.
Ia juga mengimbau agar tidak menggunakan pelumas pada ulir busi atau cairan ulir karena akan mempengaruhi nilai torsi pengencangan.
"Kalau bagian drat ulir di cylinder head kotor atau ada karat bersihin saja dulu, karena kalau pakai pelumas atau cairan untuk treat ulir itu bisa mengubah torsi pengencangan. Repot nanti kalau busi patah di dalam," katanya.
"Setelah dipastikan sudah kencang sempurna dengan tangan, kencangkan menggunakan tool torsi (jika punya). Kalau tak punya bisa kencangkan dengan metode setengah putaran 180-240 derajat putar kunci," pungkasnya.
Sampai sini paham ya? Silakan dicoba.
Advertisement