Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat (USD) melanjutkan penguatannya pada Rabu, 3 April 2024. Nilai tukar rupiah pun masih mengalami tekanan yang dalam dan hampir menyentuh 16.000 per dolar AS.
"Greenback melonjak dalam beberapa sesi terakhir karena beberapa pejabat Fed memperingatkan bahwa bank sentral dapat mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama dalam menghadapi inflasi yang tinggi dan kekuatan pasar tenaga kerja," ungkap Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, dalam keterangan di Jakarta, Rabu (3/4/2024).
Advertisement
Isyarat lebih lanjut terkait suku bunga akan dirilis pada hari Jumat pekan ini, dengan data nonfarm payrolls untuk bulan Maret. Angka suku bunga juga secara konsisten melampaui ekspektasi dalam beberapa bulan terakhir, di tengah kekuatan yang terus-menerus dalam sektor tenaga kerja AS.
Di Asia, selera risiko (risk appetite) bermunculan setelah gempa bumi melanda Taiwan, menghancurkan infrastruktur pulau tersebut dan pabrik-pabrik pembuat chip terkemuka, serta memicu peringatan Tsunami di beberapa bagian Jepang.
Kemudian ada data PMI swasta Tiongkok menunjukkan pertumbuhan di sektor jasa negara itu membaik pada bulan Maret 2024.
Rupiah Lanjut Melemah
Rupiah kembali ditutup melemah 23 poin dalam perdagangan Rabu (3/4/2024) sore, walaupun sebelumnya sempat melemah 45 poin. Rupiah melemah menjadi 15.920 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level 15.897 per dolar AS.
Sedangkan untuk perdagangan besok, Ibrahim mempekirakan, Rupiah masih fluktuatif namun ditutup melemah direntang 15.910 per dolar AS- 15.960 per dolar AS.
Inflasi RI Diramal Masih Tinggi pada Bulan April 2024
Tingkat inflasi Indonesia tercatat sebesar 0,52% secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Maret 2024, atau mencapai 3,05% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Saat ini, para ekonom memprediksi inflasi pada April 2024 masih tinggi.
Namun, realisasi inflasi pada Maret 2024 masih berada dalam kisaran target tahun ini yaitu 1,5%-3,5%.
"Namun, angka ini merupakan angka tertinggi sejak Agustus 2023, dengan harga-harga pangan mengalami kenaikan paling signifikan dalam 18 bulan terakhir, bertepatan dengan bulan puasa Ramadan dan sebelum perayaan Idulfitri atau Lebaran," kata Ibrahim.
Advertisement
Pangan jadi Pendorong Utama Inflasi Bulan Maret 2024
Naiknya inflasi pada bulan Maret 2024 terutama didorong oleh inflasi harga bergejolak, khususnya harga makanan, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor di sisi penawaran dan permintaan.
"Selain itu, pasokan bahan makanan domestik terus terganggu akibat dampak El Nino yang masih berlangsung, meskipun pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, sementara permintaan bahan makanan meningkat karena dampak musiman dari bulan Ramadan dan ada potensi berlanjutnya risiko inflasi jangka pendek, terutama pada April 2024 yang bertepatan dengan momentum Idul Fitri," jelas Ibrahim.
"Sedangkan, risiko inflasi terkait harga pangan akan berkurang seiring dengan berkurangnya efek El-Nino pada semester kedua 2024. Akan tetapi, tekanan inflasi pada semester II/2024 dapat muncul dari inflasi inti akibat penerapan cukai plastik dan minuman kemasan berpemanis," imbuhnya.