Pil KB Tingkatkan Risiko Hipertensi dan Stroke?

Hormon estrogen pada wanita bisa memperkecil risiko terkenanya hipertensi. Berbeda dengan progesteron yang ada pada pil KB yang bisa meningkatkan risiko kena jantung dan stroke.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Apr 2013, 17:14 WIB
Hormon estrogen pada wanita bisa memperkecil risiko hipertensi. Berbeda dengan progesteron yang ada pada pil KB yang bisa meningkatkan risiko kena jantung dan stroke.

Seperti yang dikatakan dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, pada konferensi pers dalam rangka Hari Kesehatan Dunia bertema 'Waspadai Hipertensi Kendalikan Tekanan Darah', Senin 8 Maret 2013, di Jakarta, kalau hormon estrogen melindungi wanita dari segala macam penyakit. Terkadang estrogen bisa mencegah timbulnya aterosklerosis (penyempitan dan pengerasan pembuluh darah).
 
"Estrogen akan memperbaiki dinding-dinding sel dengan baik, dinding pembuluh darah dengan baik."

Namun hal itu berbanding terbalik dengan hormon progesteron (hormon yang berfungsi menumbuhkan dan mematangkan sel telur serta menyiapkan dinding rahim bagi kehamilan).

"Hormon progesteron yang naik pada saat menstruasi, itu (perbaikan dinding pembuluh darah) berkurang. Jadi, makanya kalau orang pakai progesteron dia akan menyambangi risiko tinggi terkenanya penyakit kardiovaskuler seperti jantung dan stroke," paparnya.

Contoh penggunaan progesteron seperti pada pil KB. Pil tersebut mengandung banyak hormon progesteron. Padahal hormon progesteron berfungsi mencegah jangan sampai pembuluh darah bagus.

Seperti yang dijelaskan dr. Ika, "Makanya ketika menstruasi runtuh pembuluh darahnya. Hancur semua dan luruh menjadi menstruasi. Dan estrogen berfungsi melindungi pembuluh darah dengan cara memperbaiki dinding-dinding selnya."

Jadi lapisan-lapisan pembuluh darah itu diperbaiki dengan estrogen. Dan pria tidak memiliki estrogen. Sehingga, pria lebih berisiko terkena hipertensi.

Berdasarkan kutipan dari WebMD, Senin (8/4/2013), hipertensi membuat jantung memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh yang berisiko pada pengerasan pembuluh darah arteri atau aterosklerosis serta meningkatkan perkembangan gagal jantung.(Zul/Mel)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya