Adhi Karya Bakal Terbitkan Obligasi Berkelanjutan IV

Obligasi yang akan ditawarkan Adhi Karya (ADHI) akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan rencana refinancing, working capital dan penyertaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 04 Apr 2024, 14:30 WIB
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menyetujui rencana penerbitan penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi IV sebanyak-banyaknya senilai Rp 5 triliun (Foto: Adhi Karya)

Liputan6.com, Jakarta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menyetujui rencana penerbitan penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi IV sebanyak-banyaknya senilai Rp 5 triliun yang akan dilakukan pada periode 2024-2026. 

Berdasarkan laporan keterbukaan informasi (Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis (4/4/2024), obligasi ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan rencana refinancing, working capital dan penyertaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sesuai usulan Direksi dan Dewan Komisaris PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Adapun rencana rincian tenor dan indikasi kupon untuk masing-masing rencana PUB Adhi Karya sebagai berikut. Pertama, Rencana PUB Obligasi Tahap I, tenor 3 tahun, 5 tahun dan 7 tahun tingkat suku bunga maksimal mengacu pada rating kredit Perusahaan. 

Kedua, Rencana PUB Obligasi Tahap II, tenor 3 tahun dan 5 tahun, tingkat suku bunga maksimal mengacu pada rating kredit Perusahaan. Ketiga, Rencana PUB Obligasi Tahap III, tenor 5 tahun, tingkat suku bunga maksimal mengacu pada rating kredit Perusahaan.

Dalam RUPST juga ada beberapa agenda lain seperti penetapan penggunaan laba bersih Adhi Karya tahun buku 2022 dan perubahan susunan pengurus perseroan.

Pada mata agenda penggunaan laba bersih 2022, pemegang saham sepakat tidak ada pembagian dividen. Adapun sebesar 20 persen atau sejumlah Rp 42,8 miliar ditetapkan sebagai cadangan wajib dan sebesar 80 persen atau sejumlah Rp 171,2 miliar ditetapkan sebagai saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Adhi Karya Raih Rp 4,1 Triliun dari Pembayaran Stasiun dan Depo LRT Jabodebek

PT Adhi Karya (Persero) Tbk membidik pertumbuhan nilai kontrak baru tumbuh 15 persen di tahun 2023 ini. Selama 2022, perusaahan berkode saham ADHI itu mengantongi total Rp 23,7 triliun nilai kontrak.

Sebelumnya diberitakan, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) telah menerima sebagian realisasi pembayaran atas pekerjaan LRT Jabodebek Fase I pada April 2024. Total nilai yang diterima perseroan pada pembayaran kali ini sebesar Rp 4,1 triliun untuk pekerjaan Stasiun dan Depo LRT Jabodebek Fase 1 oleh Pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Secara keseluruhan, ADHI telah menerima pembayaran atas pembangunan prasarana LRT Jabodebek senilai Rp 23,3 triliun dari nilai kontrak Rp 25,5 triliun. Dari total yang sudah dibayarkan, termasuk pembayaran baru yang senilai Rp 4,1 triliun dan Rp 19,1 triliun yang dibayar pada Desember 2023.

“Dengan realisasi lagi sebesar Rp 4,1 triliun ini, berarti sisanya ada Rp 2,2 triliun,” ujarnya dalam konferensi pers usai RUPST, Senin (1/3/2024).

Pembayaran tersebut dilakukan setelah diselesaikannya seluruh pekerjaan LRT Jabodebek mulai dari perencanaan desain, pembangunan struktur, hingga pembangunan stasiun dan fasilitasnya. LRT Jabodebek memiliki tiga lintas pelayanan yaitu Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi Timur dan telah diresmikan oleh Joko Widodo pada 27 Agustus 2023. Pembayaran atas proyek LRT Jabodebek ini akan meningkatkan likuiditas dan memperkuat arus kas operasi ADHI ke depannya.

 

3 dari 4 halaman

Partisipasi di PSN

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) (Foto: Adhi Karya)

ADHI telah dan senantiasa berpartisipasi dalam berbagai Proyek Strategis Nasional, seperti dalam Pembangunan Trans Jawa untuk Tol Cisumdawu, hingga Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, serta dalam Pembangunan Trans Sumatera untuk Tol Sigli-Banda Aceh serta Jalan Lintas Timur Sumatera.

ADHI turut berperan dalam pembangunan infrastruktur IKN Nusantara, melalui pembangunan Hunian Pekerja Konstruksi, Jalan Tol Kariangau-Karangjoang Seksi 3A, hingga Jembatan Pulau Balang dan Intake Sepaku. ADHI juga berhasil membuktikan diri sebagai champion of railway melalui beberapa proyek kereta, seperti LRT Jabodebek, MRT Jakarta Fase 2A, hingga mendapatkan proyek regional di Manila, Filipina untuk proyek North-South Commuter Railways.

Adhi Karyakini tengah menjadi pelopor konstruksi berbasis lingkungan dengan menjadi kontraktor pelaksana Pengolahan Sampah Terbesar di Indonesia, RDF Bantargebang dan mengembangkan pengelolaan lingkungan, FPLT Kawasan Industri di Medan.

 

4 dari 4 halaman

Adhi Karya Bocorkan Perkembangan Merger dengan Brantas dan Nindya, Sejauh Mana?

Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di ruas Jalan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (7/8/2020). PT Adhi Karya akan memprioritaskan pengerjaan proyek infrastruktur berlabel proyek strategis nasional (PSN) di tengah pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian BUMN berencana memangkas BUMN karya menjadi hanya 3 entitas. Beberapa rencana peleburan, salah satunya adalah penggabungan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Brantas Abipraya, dan PT Nindya Karya.

Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Entus Asnawi Mukhson mengatakan pihaknya telah menerima pemberitahuan rencana tersebut dan saat ini sedang melakukan perhitungan valuasi.

"Kita sudah menerima surat persiapan, tapi masih sendiri-sendiri. Jadi kita untuk menyiapkan sendiri-sendiri, termasuk valuasi tapi sendiri saja. Jadi kalau waktunya ditetapkan turun segera, kami masing-masing sudah punya valuasi, sudah punya nilai-nilai market yang wajar," kata Entus dalam konferensi pers usai RUPS, Senin (1/4/2024)

Entus mengatakan mekanisme perampingan kemungkinan akan bukan merger atau penggabungan usaha. Namun akan dalam bentuk holding dan sub holding. Untuk saat ini, Adhi Karya kemungkinan yang akan menjadi holding apabila tiga entitas itu bergabung.

"Jadi bukan merger, kalau ini ada induk dan anaknya. Induknya ya memang di antara tiga entitas ini yang ekuitasnya paling besar ADHI," kata Entus.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya