Cara Mendapat Lailatul Qadar ala Gus Baha, Bukan yang Banyak Sholatnya tapi Begini

Gus Baha: Malam lailatul qadar tak perlu disikapi berlebihan, cukup dengan ibadah yang simpel, begini keterangannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Apr 2024, 02:00 WIB
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, tiap muslim berburu kebaikan. Sebab, Allah SWT menganugerahkan satu malam yang istimewa yakni, malam Lailatul Qadar.

Sebuah malam yang jika diisi dengan ibadah keutamaannya lebih daripada seribu bulan.

Malam Lailatul Qadar begitu agung. Tidak heran kalau banyak muslim yang memburunya, sebagaimana telah dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Bukan hanya menganjurkan, Nabi SAW juga telah mencontohkan.

Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur’an pertama kali ke langit dunia atau Baitul Izzah. Setelah itu, Al-Qur’an diturunkan secara berangsur kepada Nabi Muhammad SAW.

Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan keberkahan. Allah SWT berfirman dalam QS Ad-Dukhan ayat 3, yang artinya, “Sesungguhnya kami turunkan Al-Qur’an itu pada malam yang penuh berkah (malam Lailatul Qadar)”.

Semua orang berlomba untuk meraih malam Lailatul Qadar. Namun bagi ulama asal Rembang Jawa Tengah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, Gus Baha, lailatul qadar seolah-olah tidak perlu disikapi secara berlebihan, cukup dengan mudah dan sederhana.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Jika Ini Dilakukan Otomatis Dapat Lailatul Qadar

KH. Ahmad Bahauddin / Gus Baha (Instagram)

Dalam unggahan video singkat di platform media sosial TikTok @HALHALAT, Gus Baha mengatakan, "Alamate bengi lailatul qadar esuke srengenge ra patio panas,".

Dalam pembukannya, Gus baha menjelaskan bahwa ada pendapat mengenai ciri-ciri datangnya malam Lailatul Qadar, paginya matahari tak terlalu panas.

Menurut Gus Baha, sebenarnya pernyataan tersebut sudah tidak ada gunanya. Sebab, malamnya sudah terlewati.

"Dadi rak ono gunane," katanya.

Bagi Gus baha, Nabi Muhammad sudah mengatakan jika bulan Ramadhan, malamnya tarawih tidak dengki tidak maksiat, maka otomatis mendapat Lailatul Qadar.


Tidak Perlu Sholat Terlalu Banyak, tapi Begini

Umat Muslim melaksanakan sholat Tahajud selama Malam Lailatul Qadar pada bulan suci Ramadhan di Masjid Naif di Dubai (AFP/Karim Sahib)

Ia juga menyatakan, jika pendapat Sayidina Umar jauh lebih mudah lagi, orang yang sholat isya berjamaah itu sama saja dengan qiyamul lail semalam. Tidak perlu sholat tahajud, sholat witir.

"Yang terpenting sholat Isya berjamaah, kui wes podo karo qiyamul lail, sudah setara dengan itu semua," katanya.

"Ora usah sholat kakehan, biasa mawon," ujarnya yang artinya tak perlu sholat kebanyakan, biasa saja.

Justru dengan biasa itu, lanjut Gus Baha itu ghufronnya Pangeran (ampunan Allah).

"Kok mekso sholate akeh, wes akeh malah ora ketompo Pangeran. Kowe anggep Pangeran koyo pulisi, kakehan aturan. Pangeran iku ra koyo ngono kui," ujarnya.

Secara singkat Gus Baha menyatakan, lailatul qadar itu keyakinan ulama kalau orang yang berpuasa tidak fasik, dan jamaah isya.

"Mpun dianggep angsal lailatul qadar. Orientasine mung golek ridhane gusti Allah," tandas Gus Baha.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya