Apple PHK 614 Karyawan di California AS

Karyawan Apple terkena dampak PHK adalah mereka yang bekerja di 8 fasilitas berbeda di Santa Clara.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 05 Apr 2024, 13:00 WIB
Ilustrasi: PHK Karyawan (Sumber: IEEE Spectrum)

Liputan6.com, Jakarta - Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), Apple melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 614 karyawannya di California.

Informasi mengenai PHK di Apple tercatat dalam pengajuan negara bagian California, menandai putaran pertama PHK yang signifikan bagi perusahaan telnologi sejak pandemi.

Mengutip CNBC International, Jumat (5/4/2024) pemberitahuan WARN yang diposting oleh California menunjukkan bahwa karyawan Apple terkena dampak PHK adalah mereka yang bekerja di 8 fasilitas berbeda di Santa Clara.

Para pekerja secara resmi diberitahu tentang PHK tersebut pada 28 Maret dan perubahan tersebut berlaku efektif pada 27 Mei, menurut pengajuan itu.

Posisi yang dipangkas termasuk manajer bengkel mesin, insinyur perangkat keras, dan insinyur desain produk, menurut San Francisco Chronicle, yang pertama kali melaporkan berita PHK tersebut.

Dilaporkan, Apple belum melakukan perampingan seperti perusahaan teknologi lainnya, terutama karena pembuat iPhone ini tumbuh lebih lambat dibandingkan pesaingnya selama pandemi.

Pengajuan PHK tersebut dilakukan beberapa pekan setelah Apple membatalkan proyek jangka panjang untuk membuat mobil listrik tanpa pengemudi dalam sebuah tim yang disebut Special Projects Group.

Meskipun pemberitahuan di California tidak menyebutkan proyek-proyek spesifik yang akan mengurangi lapangan kerja, tidak satu pun lokasi dalam pengajuan tersebut berada di kantor pusat Apple di Cupertino, namun di kantor-kantor satelit yang lebih kecil kemungkinan besar menampung inisiatif-inisiatif rahasia.

Diwartakan sebelumnya, raksasa teknologi lainnya yaitu Amazon, juga telah melakukan PHK terhadap ratusan karyawan di toko fisik teknologi serta unit penjualan dan pemasarannya, di unit komputasi awan (cloud).

Unit AWS Amazon yang sebelumnya mencatat keuntungan, kini mengalami perlambatan pertumbuhan penjualan dalam beberapa kuartal terakhir karena sejumlah perusahaan memangkas belanja cloud mereka di tengah kenaikan suku bunga.

PHK pada tim teknologi di toko AWS terjadi setelah Amazon mengatakan akan menghapus sistem pembayaran tanpa kasir di toko Fresh-nya di AS.


Sony PHK 900 Karyawan PlayStation

Sony akan gelar State of Play pada 13 September waktu setempat atau 14 September pada pukul 05:00 WIB. (Doc: Sony Interactive Entertainment)

Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) berlanjut di sektor teknologi global.

Sony Interactive Entertainment pada hari Selasa (27/2) mengatakan akan melakukan PHK terhadap sekitar 900 karyawannya di unit PlayStation-nya.

Jumlah tersebut setara dengan 8 persen dari tenaga kerja global Sony, menjadikannya perusahaan teknologi terbaru yang melakukan pengurangan karyawan di 2024.

"Setelah pertimbangan yang cermat dan banyak diskusi kepemimpinan selama beberapa bulan, menjadi jelas bahwa perubahan perlu dilakukan untuk terus mengembangkan bisnis dan mengembangkan perusahaan,” kata Presiden dan CEO unit Playstation, Jim Ryan dalam email kepada karyawan, dikutip dari CNBC International, Rabu (28/2/2024).

Ia menambahkan, karyawan di seluruh wilayah perusahaan akan terkena dampak PHK tersebut.

Studio PlayStation di London juga akan ditutup secara keseluruhan, dan beberapa studio lain akan terkena dampaknya.

Pada 14 Februari 2024, raksasa game asal Jepang itu memangkas perkiraan penjualan konsol PlayStation 5 andalannya setelah mengungkapkan akan ada penurunan permintaan.

Sony pada saat itu mengatakan pihaknya memperkirakan hanya akan menjual 21 juta unit PlayStation 5 pada tahun fiskal yang berakhir pada bulan Maret, turun dari perkiraan sebelumnya yang mendekati 25 juta konsol.

Saham perusahaan anjlok tajam setelah pengumuman pemotongan perkiraan tersebut.

Analis telah mengantisipasi bahwa Sony akan merilis versi baru dari PlayStation 5 tahun ini, untuk meningkatkan minat terhadap konsol tersebut.

Pengumuman hari Selasa dari Sony adalah yang terbaru dari serangkaian PHK yang berdampak pada industri teknologi.

Pada Januari 2024, raksasa teknologi Microsoft melakukan PHK terhadap sekitar 9 persen unit gamenya setelah mengakuisisi Activision Blizzard. Adapun Cisco dan DocuSign yang di awal bulan ini mengumumkan rencana untuk memangkas tenaga kerja mereka sebagai bagian dari rencana restrukturisasi.


Anak Usaha Alibaba PHK Karyawan Global di Asia Selatan

Seorang wanita berlari di depan kantor pusat Alibaba di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Rabu (5/2/2020). Pemerintah Hangzhou memberlakukan pembatasan pergerakan bagi warganya menyusul mewabahnya virus corona. (NOEL CELIS/AFP)

Platform e-commerce milik Alibaba, Daraz Group mengumumkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di seluruh grupnya untuk mengadopsi struktur yang lebih ramping.

PHK itu diungkapkan oleh Chief Executive Officer (CEO) James Dong dalam sebuah memo internal kepada karyawan.

Memo itu tidak menyebutkan jumlah karyawan yang terkena dampak PHK tersebut. Namun PHK akan melanda karyawan Daraz di Pakistan, Bangladesh, Nepal, Sri Lanka, dan Myanmar.

"Dengan enggan, kami akan mengucapkan selamat tinggal kepada banyak anggota keluarga Daraz yang berharga," tulis memo tersebut kepada staf Daraz, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (28/2/2024).

Pangkas 11 Persen

Pada 2023 lalu, Daraz mengatakan bahwa pihaknya mempekerjakan 3.000 karyawan di seluruh wilayah geografisnya, sebelum pasar e-commerce memangkas tenaga kerja sebesar 11 persen karena kondisi pasar yang sulit, konflik di Ukraina, gangguan rantai pasokan, melonjaknya inflasi, serta pajak yang lebih tinggi.

"Meskipun kami berupaya mencari solusi yang berbeda, struktur biaya kami masih jauh dari target keuangan kami. Menghadapi tantangan pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya, kami harus mengambil tindakan cepat untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang dan pertumbuhan berkelanjutan perusahaan kami," ungkap James Dong.

Dia menambahkan bahwa grup tersebut berencana untuk fokus pada peningkatan pengalaman konsumen secara proaktif dengan mendiversifikasi penawaran produk bernilai, memperluas kategori produk, dan meningkatkan efisiensi operasional penjual di platformnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya